StatCounter

View My Stats

Kamis, 09 April 2009

Skripsi DIII oleh Darwanto

LAPORAN TUGAS AKHIR MENGENAI
Proses Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan
Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA)
PENYUSUN : Darwanto
NPM : K0E030010


BAB l
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin canggih serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus-menerus berkembang, ujung pangkal informasi didapat adalah dengan komunikasi, oleh karena itu komunikasi merupakan bagian dari informasi. Dan informasi tersebut akan terus berkembang hingga abad yang akan datang, dengan demikian informasi merupakan hal penting bagi setiap manusia. Karena tanpa informasi manusia tidak akan maju dan tidak akan berkembang yang ada malah menjenuhkan dan membosankan. Situasi dan kondisi inilah yang membuat orang mengatakan bahwa salah satu kekuatan bangsa dan negara banyak terpendam didalam perpustakaan, karena perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan.
Perkembangan perpustakaan dalam pengertian universal, tentulah harus didahului oleh kreativitas menusia membudayakan hasil olah pikirannya dalam bentuk buku. Dengan perkataan lain, perpustakaan hadir setelah buku-buku tercipta. Buku yang mendahului, baru perpustakaan yang menyusul kemudian. Namun, bukan berarti perpustakaan sebagai media penyimpanan buku-buku tersebut kurang berperan bahkan kurang menarik disimak. Maka benarlah bahwa kelahiran buku itu sendiri amat menarik sekali, sebab pada benda ini intelegensi seseorang yang mewakili suatu zaman tersimpan. Parameter yang menentukan bagaimana cerdik dan berbudayanya manusia yang mewakili suatu zaman tertentu yang dapat dilihat dari ide, gagasan, sistematika penyimpanan, keindahan bahasa yang digunakan, ke-akuratan pengguna data, kajian menangkap data-data (sasmita) zaman, masih banyak lagi parameter lainnya yang dapat dijadikan ukuran. ( Sulistyo Basuki, 1994 ).
Eksistensi perpustakaan dalam mengantisifasi arus globalisasi termaksud memiliki nilai strategis dalam kiprahnya sebagai sarana informasi yang mampu memberikan informasi yang cepat-tepat dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan utama perpustakaan adalah pelayanan, tanpa pelayanan perpustakaan hanyalah gudang buku.
Disamping itu perkembangan perpustakaan di seluruh Nusantara berjalan lebih cepat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan meningakatnya kesadaran oleh berbagai pihak akan kebutuhan informasi baik anak-anak, muda dan dewasa. Dalam kiprahnya kegiatan perpustakaan adalah pelayanan atau melayani pengguna (User), tanpa adanya pelayanan maka bangunan perpustakaan hayalah gudang dimana tempat menyimpan koleksi buku-buku yang lainnya. Dengan adanya pelayanan maka sebuah perpustakaan akan terasa lebih berguna dan bermanfaat, dimana dengan pelayanan akan banyak sekali informasi yang ditemukan ataupun yang bisa dimanfaatkan.
Pada umumnya sistem pelayanan yang biasa di pakai oleh setiap perpustakaan sistem pelayanan tertutup dan sistem pelayana terbuka. Dari kedua sistem tersebut pasti akan ditemukan kelemahan dan kelebihannya. Kelebihan dari sistem layanan terbuka yaitu memberikan kemudahan bagi pengguna (User) untuk masuk ke ruangan koleksi buku atau bahan pustaka dan langsung mengambil buku yang dicarinya. sedangkan sistem pelayanan tertutup sebaliknya dari sistem pelayanan terbuka yaitu pengguna (User) tidak bisa masuk keruangan koleksi sehingga kalau ada buku yang dicarinya pengguna harus menghubungi petugas yang bersangkutan, dan kalau mau meminjam buku pengguna haruslah memesan lebih dulu, karena koleksi tertutup merupakan kumpulan koleksi-koleksi yang langka dan dikeluarkannya pun jarang. Sistem pelayanan tertutup juga mempunyai kelebihan antara lain :
 Susunan atau letak buku dalam rak dapat terpelihara karena dilakukan oleh petugasnya sendiri.
 Kehilangan buku dari rak dapat ditekan sekecil mungkin dengan memberi slip-slip buku yang sedang dipinjam.
 Pengontrolan buku lebih mudah dilakukan oleh petugas.
 Tidak diperlukan petugas khusus yang mengawasi pengunjung yang masuk dan keluar ruang koleksi buku atau bahan pustaka lain.
Kelemahan dari perpustakaan terbuka yaitu banyaknya koleksi bahan pustaka yang hilang, serta koleksi banyak yang rusak. Itu semua akibat pengguna masuk ke ruangan penyimpanan dan semaunya mempergunakan buku tanpa adanya pengawasan yang ketat dari pihak petugas. Biasanya yang dilakukan pengguna dalam merusak buku tidak lepas dari sifat FANDALISME yaitu menyobek, mencorat-coret, melipat, menduduki, menulisi koleksi yang ada.
Salah satu koleksi yang sangat penting di perpustakaan adalah koleksi referensi, koleksi referensi merupakan jenis koleksi yang bersifat rujukan atau acuan serta bentuk informasi yang tercantum didalamnya mudah untuk diakses, mengingat bahan pustaka tersebut bersifat menunjukan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai, terutama pertanyaan yang tersusun secara mendetail. Disamping itu koleksi ini mencakup dan berisi segala macam sumber pengetahuan dari hasil aktivitas kehidupan manusia dan disusun sedemikian rupa agar orang mudah dan cepat mencari informasi yang dibutuhkannya.
Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat juga menyediakan koleksi-koleksi referensi yang bisa digunakan untuk umum, karena BAPUSDA itu sendiri merupakan perpustakaan umum yang melayani seluruh lapisan masyarakat.
Perpustakaan umum sangatlah berbeda dengan Perpustakaan Perguruan Tinggi maupun Perpusatkaan Khusus dan Perpustakaan-perpustakaan lainnya. Perpustakaan umum memiliki koleksi yang sangat beragam dan kalangan penggunanya yang sangat luas, mulai dari anak-anak sampai orang tua yang berusia lanjut dapat menjadi anggota perpustakaan umum ini. Pengguna perpustakaannya pun terdiri dari berbagai macam propesi atau berbagai macam pendidikan, untuk itu kebutuhan informasi yang dicarinya juga sangat beragam dan berbeda-beda. Ini merupakan sebuah tantangan bagi Badan Perpustakaan Daerah Jawa Barat (BAPUSDA) untuk dapat memfasilitasi dan melengkapi semua jenis koleksi dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna terutama koleksi referensi.
Dalam upaya untuk mempelajari lebih jauh tentang kegiatan pelayanan referensi yang ada di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Jawa Barat penulis tertarik untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) disana. Sedangkan hasil dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut penulis akan menjelaskan tentang proses pelayanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat tersebut.

Pokok Pembahasan

Berdasarkan data yang dikemukakan diatas penulis tertarik untuk mengetahui Bagaimana Proses Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA). Dengan kegiatan ini penulis dapat mengetahaui sejauh mana proses pelayanan Proses Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
2. Bagaimana Pengadaan Sumber Koleksi Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
3. Bagaimanan Peran Petugas Layanan Referensi di di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
4. Bagaimanan Kegiatan Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
5. bagaimanan Penyimpanan Koleksi Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
6. Bagaimanan Pelaksanaan Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
7. Bagaimana Pemanfaatan Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).
8. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menangani Proses Pelayanan Referensi.

1.2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
2. Untuk mengetahui Pengadaan Sumber Koleksi Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
3. Untuk mengetahui Peranan Petugas Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
4. Untuk mengetahui Kegiatan Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
5. Untuk mengetahui Penyimpanan Koleksi Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
6. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
7. Untuk mengetahui Pemanfaatan Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?
8. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menangani Proses Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR)?

1.3. Kegunaan Penulisan
1.3.1. Kegunaan Teoritis
1. Untuk dapat memberikan pengalaman ilmiah bagi penulis dalam upaya menambah pengetahuan, serta untuk lebih memahami teori-teori yang diperoleh mengenai Proses Pelayanan Referensi.
2. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan kemamupuan profesi mahasiswa melalui penerapan ilmu, melatih kerja dan penerapan serta pengamatan teknik-teknik yang diterapkan dalam bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
3. Menghasilkan lulusan yang terampil, relevan dengan pembangunan dan mampu memahami serta memecahkan permasalahan yang kompleks dalam dunia kerja serta sistematis dengan interdisiplin.
4. Untuk melatih mental dan fisik mahasiswa dalam menghadapi realita kehidupan dalam dunia kerja.
5. Untuk menambah pengalaman dalam menjalani dunia kerja yang sebenarnya yang akan dilakukan pada setelah menyelesaikan studinya.

1.3.2. Kegunaan Praktis
1. Untuk dapat melihat kembali kekurangan–kekurangan yang belum dilakukan perbaikan.
2. Diharapkan memberikan masukan kepada para anggota perpustakaan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan referensi.
3. Memberikan saran-saran supaya kegiatan layanan referensi bisa berjalan lebih baik dalam melayani penggunanya dari sebelumnya.
4. Memberikan usulan kepada anggota perpustakaan dalam kegiatan referensi bahan pustaka apa yang ditemukan dari hasi perkuliahan maupun dari pengalaman-pengalaman yang didapat.

1.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan memaparkan berbagai fakta dan data yang ditemui penulis sesuai dengan permasalahan yang diobservasikan di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR) sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL).

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dala kegiatan penulisan Tugas Akhir (TA), yaitu :
1. Observasi (pengamatan), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan terjun langsung ke lapangan tempat PKL dan langsung melakukan pengamatan di Badan Perpustaskaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat, khsusnya dalam bidang layanan referensi.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara langsung melakukan tanya jawab dengan supervisor atau petugas perpustakaan pada objek masalah yang dikaji, serta tinjauan pustaka yang sesuai dengan data penulisan laporan tugas akhir (TA) ini.
3. Studi Kepustakaan, yaitu mencari dan membaca pustaka atau sumber-sumber dari buku dan mengumpulkan informasi yang ada hubungannya dengan topik yang penulis angkat, serta mempelajari dokumen-dokumen yang tersedia di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat (JABAR).



1.5. Waktu dan Lokasi Kegiatan
1.5.1. Waktu Kegiatan
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau observasi dimulai pada tanggal 1 Februari – 27 Februari 2006, dengan rincian efektivitas waktu 200 jam (dua ratus jam). Dengan jam kerja disesuaikan oleh Kepala Bidang Sub Layanan.
Senin – kamis mulai 09.00 – 15.00 wib
Jum’at mulai 09.00 – 11.00 dilanjutkan
mulai 13.00 – 15.00 wib
Sabtu LIBUR.







1.5.2. Lokasi Kegiatan
Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA JABAR)
Jl. Suekarno Hatta No. 629 Bandung.
Telp. (022) 7310435. Fax. (022) 7301408 Bandung.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perpustakaan
Sulistyo Basuki dalam bukunya yang berjudul Perngantar Ilmu Perpustakaan, mendefinisikan Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnyayang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan kegiatan membaca bukan untuk dijual. (Basuki, 1991 : 3)
Dalam buku Periodisasi Perpustakaan Indonesia Sulistyo basuki mengemukakan juga bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian atau subbagian dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku, biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu serta digunakan untuk anggota Perpustakaan. (Basuki, 1994 : 1)
Menurut Soejono Trimo dalam bukunya yang berjudul Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan menyebutkan bahwa Perpustakaan ialah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. (Trimo, 1997 : 1)
Sedangkan menurut AIA Glossary dalam bahasa Indonesia menyebutkan perpustakaan adalah kumpulan buku-buku dan bahan-bahan yang sejenisnya disusun dan dikelola untuk kepentingan studi, bacaan dan acuan. Disamping itu sumber tersebut menyebutkan atau mendefinisikan perpustakaan sebagai salah satu ruangan atau gedung dimana koleksi buku dan bahan sejenisnya diatur dan dikelola untuk tujuan studi, acuan dan bacaan. (American Library Assosiation, 1983 : 130)
Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. (Perpusnas. RI )

2.2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan
2.2.1. Fungsi Perpustakaan
Pawit M Yusup berpendapat dalam bukunya yang berjudul Mengenal dunia Perpustakaan bahwa perpustakaan pada umumnya mempunyai fungsi sebagai :
1. Edukatif, yaitu perpustakaan menunjang kegiatan proses belajar mengajar Civitas akademik .
2. Informatif, yaitu perpustakaan merupakan tempat tersedianya berbagai macam informasi pengetahuan manusia yang terekam, khususnya informasi yang bersifat edukatif.
3. Rekreatif, yaitu perpustakaan sebagai tempat rekreasi atau hiburan. Melalui penyediaan berbagai koleksi ringan seperti buku-buku, novel, komik, surat kabar, majalah, dan sejenisnya, di saat–saat tertentu dimungkinkan dapat menghibur para pengguna yang datang ke perpustakaan.
4. Riset yaitu, perpustakaan dapat menunjang dalam penelitian, baik yang di lakukan oleh pelajar, mahasiswa, dosen, dan staf fungsional lainnya seperti misalnya pustakawan, ahli bimbingan, psikiater dan lain sebagainya. (Yusup, 1991 : 107)
Disamping itu Soejono Trimo berpendapat bahwa perpustakaan tidak boleh sekali-kali menjadi semacam gudang buku atau merakngkap sebagai Studi Hall (ruangan belajar), dalam versinya yang baru, ia harus mampu berfungsi sebagai :
1. Jantung dari semua program pendidikan universitas, institut yang bersangkutan, yaitu ia harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan-kegiatan akademis lembaga pendidikannya. Metode belajar dan mengajar modern yang lebih menekankan kepada individualized instruction hanya mungkin dapat dilaksanakan bila perpustakaannya memang fungsional untuk maksud itu.
2. Pusat alat-alat, bahan-bahan peraga pengajaran atau instructional materials center. Dalam membantu memperlancar jalannya perkuliahan serta praktikum-praktikum dan penelitian perpustakaan harus dapat menyediakan bahan-bahan dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para guru, dosen dalam perkuliahan didalam kelas, perpustakaan laboratorium dan seterusnya. Demikian pula dalam pelaksanaan extension services dari universitas atau institut dan lembaga-lembaga yang bersangkutan kepada masyarakat di luar lingkungan lembaga tadi, perpustakaan dapat menyediakan jasa-jasanya, bahan-bahannya, serta fasilitas-fasilitas yang di perlukan oleh mission itu (misalnya : film, filmstip, slide, serta bahan-bahan lainnya, dan bantuan tenaga ahli perpustakaan.
3. Clearning House ( pusat pengumpulan/penyimpanan) dari semua penerbit dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Ini sesuai dengan salah satu tugas pokok perpustakaan, yakni : the preservation of knowledge. Fungsi ketiga ini sangat penting bagi setiap lembaga pendidikan ataupun ilmuan, karena dengan adanya pusat pengumpulan atau penyimpanan ini setiap orang akan mudah mencari keterangan, data, bahan komparatif, bahan mentah, ataupun aanleding material tentang daerahnya atau suatu bidang pengetahuan tertentu dalam usaha-usahanya dalam melakukan riset atau lain-lainnya.
4. Social cebter dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat. Haruslah diingat bahwa para pengunjung perpustakaan tidak hanya terdiri atas mahasiswa, pengajar, dan para pegawai lembaga itu saja, melainkan termasuk pula orang-orang diluar lingkungan atau dapat dikatakan masyarakat umum mereka pula datang untuk mempergunakan fasilitas, jasa-jasa, dan bahan-bahan yang disediakan oleh perpustakaan itu. Dengan sendirinya merekapun mempunyai tingkat pendidikn yang berbeda-beda, memiliki latar belakang yang berbeda serta kelainan dalam kebutuhan, minat, selera, dan umur. Memang harus diingat bahwa pepustakaan lebih menitik beratkan jasanya kepada masyarakat dalam tubuh lembaga penaungannya. Adanya orang-orang inilah serta adanya fasilitas-fasilitas dan jasa-jasa yang disediakan oleh perpustakaan memungkinkan terjadinya kegiatan-kegiatan sosial dan kultural yang sangat menguntungkan, baik bagi perpustakaan itu sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. (Trimo, Soejono, 1997 : 2)
Dari penjelasan diatas sudah sangat jelas bahwa adanya perpustakaan sangat membantu sekali bagi masyarakat luas maupun lembaga-lembaga lainnya, dengan demikian penulis dapat simpulkan bahwa fungsi perpustakaan antara lain sebagai berikut :
 Tempat untuk menyimpan bahan pustaka baik dalam bentuk tercetak, terekm serta dalam bentuk audio visual.
 Sangat menunjang dalam program pendidikan dan penelitian.
 Memenuhi kebutuhan sosial, kultural, dan spiritual masyarakat.
 Memenuhi kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan.

2.2.2. Tujuan perpustakaan
Menurut Pawit M. Yusup dalam Dian Sinaga, Ilmu Perpustakaan dan Profesi Pustakawan mendefinisikan tujuan perpustakaan antara lain memperoleh dan memanfaatkan data atau informasi mutakhir untuk kemajuan perpustakaan. Dengan cara mengumpulkan informasi yang up to date atau selalu terbaru untuk di berikan kepada pengguna perpustakaan. (Yusup : 1997, 27)
Menurut sulistyo Basuki tujuan perpustakaan antara lain dapat di terangkan di bawah ini:
1. Sebagai penyimpanan yang artinya perpustakaan bertugas menyimpan buku yang diterimannya. Tujuan ini nyata sekali pada perpustakaan nasional yaitu perpustakaan yang ditunjuk untuk menyimpan semua terbitan dari suatu negara.
2. Sebagai penelitian, artinya perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk keperluan penelitian. Penelitian ini mencakup arti luas karena dapat dimulai dari penelitian sederhana (oleh murid SD) hingga pada penelitian yang rumit dan canggih. Untuk keperluan penelitian ini perpustakaan bertugas menyediakan jasa yang membentu keberhasilan sebuah penelitian, misalkan mengadakan buku mengenai suatu subjek, menyusun daftar artikel majalah mengenai suatu masalah, membuat sari karangan artikel majalah mupun pustaka lainnyadan menyajikan laporan penelitian dalam bidang yang berkaitan. Dengan kegiatan ini maka perpustakaan mutlak diperlukan untuk membantu penelitian.
3. Sebagai informasi artinya, perpustakaan menyediakan informasi yang di perlukan pemakai perpustakaan. Pemberian informasi ini dilakukan baik atas permintaan maupun tidak diminta. Dalam hal terakhir ini dilakukan bila perpustakaan menggangap informasi yang tersedia sesuai dengan minat dan keperluan pemakai.
4. Sebagai pendidikan artinya, perpustakaan sebagai tempat belajar seumur hidup, terutama bagi mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah. Bagi yang sudah bekerja, serta yang putus sekolah ataupun pensiunan kesempatan belajar dengan menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, ataupun perpustakaan instansi praktis terbatas. Karena ketentuan yang lazimnya berlaku pada jenis perpustakaan yang disebutkan di atas hanya memberikan layanan yang terbatas pada pemakai.
5. Sebagai kultural yaitu, perpustakaan menyimpan khazanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta juga meingkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan. Bacaan yang disediakan perpustakaan, khususnya perpustakaan umum, dapat berupa bacaan serius ataupun bacaan ringan. Bacaan serius artinya bacaan yang bertujuan menambah pengetahuan maupun membantu keperluan pembaca. Misalnya untuk mencari suatu masalah, untuk persiapan ujian, dan sejenisnya. Bacaan ringan merupakan bacaan yang digunakan sebagai hiburan serta menambah khazanah rohainah pembaca. Karena sifatnya menambah kekayaan rohaniah serta menghibur maka bacaan disebut pula bacaan rekreasi kultural. (Basuki, 1991 : 6)

2.3 Jenis Perpustakaan
Menurut Sulistyo Basuki dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan membagi jenis-jenis perpustakaan ke dalam delapan (8) kategori yang diantaranya sebagai berikut :
1. Perpustakaan Internasional
Perpustakaan internasional ialah perpustakaan yang didirikan oleh dua negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian dari sebuah organisasi Internasional. Perpustakaan semacam ini baru muncul sekitar tahun-tahun pertama abad ke-20.
2. Perpustakaan Nasional
Hingga sekarang belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi Perpustakaan Nasional, hanya saja ada kesepakatan mengenai fungsinya perpustakaan nasional itu. Fungsi utama perpustakaan Nasional ialah menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan oleh suatu negara. Dengan demikian ada perpustakaan niasonal yang mengumpulkan semua terbitan dari suatu negara, namun ada pula perpustakaan yang hanya mengumpulkan terbitan khusus sesuatu subjek dari suatu negara serta juga terbitan asing dalam subjek yang diamati.
3. Perpustakaan Umum
Pengertian perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum dan masyarakat luas serta mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain.
4. Perpustakaan Pribadi
Perpustakaan swasta atau perpustakaan pribadi artinya perpustakaan yang dikelola pleh pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu.
5. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun perusahaan swasta.

6. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utamanya membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
7. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Sedangkan tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi ( Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian masyarakat). (Basuki, 1991 : 41)

2.4. Perpustakaan Umum
Basuki menjelaskan tentang pengertian perpustakaan umum dalam bukunya yang berjudul periodisasi perpustakaan Indonesia, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai oleh dana umum, baik sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum.
Dalam pengertian lain perpustakaan umum juga di kemukakan oleh Endang Sri CSN, dalam Tugas Akhir antara lain perpustakaan yang mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. (Endang, 2005 : 10)
Disamping pengertian perpustakaan umum mempunyai ciri, tujuan, dan fungsi sendiri sebagaimana dikemukakan oleh sulistyo basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan.

2.4.1. Ciri Perpustakaan Umum
1. Terbuka untuk umum artinya terbuka untuk siapa saja tanpa membedakan perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan serta statifikasi sosial.
2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Karena dana tersebut berasal dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka untuk umum.
3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat Cuma-Cuma. Jasa yang diberikan bersifat referal artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat Cuma-Cuma artinya tidak perlu membayar. Pada beberapa perpustakaan umum di Indonesia masih ada yang memungut biaya untuk mebjadi anggota, namun hal ini semata-mata karena alasan administratif belaka, bukanlah prinsip utama.






2.4.2. Tujuan Perpustakaan Umum
Unesco dalam Sulistyo Basuki mengeluarkan manifesto pada tahun 1972 yang isinya tentang tujuan dari perpustakaan umum. Ada empat poin tujuan perpustakaan umum antara lain :
 Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.
 Menyediakan sumber informasi yang lebih cepat, tepat, akurat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
 Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpuatakaan umum.
 Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar.

2.4.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka. Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini juga tersirat fungsi perpustakaan pada umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing, yang berbeda antara yang satu dan lainnya. Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum, fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah, fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan Khusus/Dinas.
Perpustakaan Umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (Ibukota Kabupaten/Kotamadya), di Ibu kota, kecamatan maupun yang berada di desa, menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988, mempunyai fungsi :
1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.
2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
(Mendagri, No 21. Tahun 1988)




2.5. Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan adalah koleksi yang harus ada di perpustakaan itu karena, adanya perpustakan kalau tidak ada koleksinya sama saja bohong. Koleksi perpustakaan tersebut dapat di kemas dalam bentuk cetak, maupun non cetak. Yang dikatakan dalam bentuk cetak antara lain buku, majalah, koran. Sedangkan yang berbentuk non cetak antara lain Kaset, CD, VCD, Disket, Pirigan Hitam, dan masih banyak lagi. Sedangkan koleksi perpustakaan dapat di kelompokan ke dalam beberapa bagian yang diantaranya sebagai berikut :
1. Koleksi Referensi, adalah kelompok buku yang disebut juga buku-buku rujukan, buku-buku acuan, dan dapat dikatakan pula sebagai buku-buku panduan. (Yusup, 1999 : 176).
2. Koleksi Umum adalah suatu koleksi yang dapat dipinjam oleh pengguna perpustakaan dengan bebas tanpa membatasi usia, pekerjaan, dan sebagainya. Biasanya koleksi tersebut berupa buku.
3. Koleksi Khusus adalah koleksi yang tidak bisa dipinjamkan secara bebas kepada penggunannya sebagai contoh tesis, desertasi, dan buku-buku mengenai sejarah Indonesia yang dianggap penting sekali. Seandainya pengguna memerlukan informasi mengenai koleksi khusus biasanya perpustakaan yang bersangkutan memberikan kebijaksanaan dengan cara mempersilahkan untuk motocopy dan harus ada kartu jaminan seperti KTP, SIM, KTA dsb.


2.6. Layanan Referensi
Sebagai masyarakat yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini tentunya sudah pernah mengunjungi perpustakaan, baik itu perpustakaan umum, khusus, perguruan tinggi dan perpustakaan-perpustakaan sejenisnya. Uraian mengenai pelayanan referensi di perpustakaan cukup besar, maju dan berkembang, namun demikian pula manfaat jika diterapkan di perpustakaan-perpustakaan yang masih baru mulai diselenggarakan. Dengan mempelajari pelayanan referensi semoga para pembaca menjadi tahu dan lebih mengerti tentang arti, tujuan, dan fungsi mengenai pelayanan referensi di suatu perpustakaan.

2.6.1 Pengertian Referensi
Menurut Sumardji dalam bukunya yang berjudul Pelayanan Referensi di Perpustakaan mendefinisikan sebagai berikut :
“Sala satu kegiatan pokok yang dilakukan di Perpustakaan, yang khusus melayankan atau menyajikan koleksi referensi kepada para pemaki atau /pengunjung perpustakaan”.

Pengertian yang keduanya masih menurut Sumardji dalam bukunya Pelayanan Referensi di Perpustakaan memberikan pengertian di bawah ini :
“Suatu kegiatan pelayanan untuk membantu para pemakai atau /pengunjung perpustakaan menemukan atau mencari informasi dengan cara :
 Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai atau pengunjng perpustakaan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi.
 Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan untuk menemukan atau mencari informasi yang dibutuhkan oleh pemakai atau pengunjung.
 Memberikan kepada para pemakai atau pengunjung perpustakaan tentang bagaimana menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.”
(Sumardji, 1992 : 11)

Bukan hanya Sumardji saja yang memberikan pengertian tetang layanan referensi, Soejono Trimo juga mendefinisikan tentang layanan referensi dalam bukunya yang berjudul Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan sebagai berikut :
“Pemberi bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu”.
( Trimo, 1997 : 58)

2.6.1.1. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Referensi
2.6.1.1.1. Tujuan Pelayanan Referensi
 Mengarahkan pemakai atau pengunjung perpustakaan menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat, tepat, dan akurat. Cara mengarahkannya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dalam bidang pelayanan referensi.
 Memampukan pemakai atau pengunjung perpustakaan menelusur informasi dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.
 Memampukan pemakai atau pengunjung perpustakaan menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi dengan lebih tepat guna.
Dengan demikian tujuan utama dari pelayanan referensi adalah memberikan informasi atau petunjuk serta bantuan dan bimbingan kepada pemakai atau pengunjung perpustakaan baik untuk mencari informasi ataupun untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang sedang di laksanakan.

2.6.1.1.2. Fungsi Pelayanan Perpustakaan
Menurut William A. Katz dalam bukunya “ Introduction to Reference Work”, vol II Tahun 1969, didalam artian yang lebih luas, adalah sebagai seorang guide atau seorang mediator antara dunia buku atau bahan-bahan pustaka dengan para pemakai jasa layanan perpustakaan yang sedang mencari informasi yang mereka butuhkan. Ia merupakan seorang ahli media yang secara selektif mampu membina koleksi referensi secara komunikatif mampu melayani para pencari informasi secara tepat, cepat dan efesien. (Trimo, 1992 : 58).






Di bawah ini ada beberapa poin tetang fungsi pelayanan referensi menurut Sumardji dalam bukunya yang berjudul Pelayanan Referensi di Perpustakaan antara lain sebagai berikut :
1. Informasi
Adalah memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai atau para pengunjung perpustakaan.
2. Bimbingan
Adalah memberikan bimbingan kepada para pemakai atau para pengunjung perpustakaan untuk mencari atau menemukan informasi dan bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat sesuai dengan bidang masing-masing, dan bagaimana pula cara menggunakannya untuk mencari atau menemukan informasi yang di kehendaki atau yang di butuhkan.
3. Pemilihan atau penilainan
Memberikan petunjuk atau pengertian tentang bagaimana cara memilih atau menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.
Disamping itu Louis Shera menambahkan bahwa suatu layanan referensi memiliki fungsi sebagai :
4. Pengawasan
Adalah suatu fungsi bagaimana perpustakaan referensi mengorganisasikan fasilitas perpustakaan, bagaimanan mengarahkan personil staf perpustakaan dan bagaimanan perpustakaan melaksanakan studi terhadap para pengguna atau pemakai.
5. Pengajaran dan Bibliografi
Adalah suatu fungsi pemberi bantuan dalam penggunaan perpustakaan secara tepat dengan sumber bibliografis.
(Sinaga, 2002 : 6)

2.7. Kegiatan Pelayanan Referensi
Kegiatan pokok layanan referensi di bagi menjadi dua (2) jenis antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan Pokok Pelayanan Referensi
 Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan yang bersangkutan pada umumnya maupun khususnya mengenai Unit Pelayanan Referensi-nya.
 Memberikan informasi yang bersifat spesifik atau khusus, yang untuk diperlukan bahan pustaka koleksi referensi yang ada di perpustakaan yang bersangkutan dan bahkan yang ada si perustakaan yang lain, atau berkonsultasi (minta informasi) kepada para pustakawan di perpustakaan-perpustakaan tersebut.
 Memberikan bantuan menelusur informasi sampai ditemukan informasi yang dibutuhkan para pemakai atau pengunjung baik melalui bahan pustaka koleksi referensi perpustakaan yang bersangkutan maupun perpustakaan yang lain.
 Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka koleksi referensi yang diperlukan oleh para pemakai atau para pengunjung perpustakaan dengan menggunakan katalog, bibliografi, komputer, dan alat-alat penelusur lainnya.
 Memberikan bantuan pengarahan kepada para pemakai atau pengguna perustakaan untuk menemukan pokok-pokok bahasan pengetahuan tertentu yang terdapat didalam bahan pustaka koleksi referensi.
 Memberikan bimbingan kepada para pemakai atau pengguna perpustakaan untuk mengenal berbagai jenis bahan pustaka koleksi referensi, mengetahui mengetahui bagaimanan cara menggunakan masing-masing, dan mengetahui cara memilih yang tepat untuk menemukan atau mencari informasi yang mereka masing-masing butuhkan.
2. Kegiatan Penunjuang Pelayanan Referensi
 Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perpustakaan lain dan/lembaga pemberi layanan jasa informasi lain, dalam bidang kegiatan pemberian layanan jasa penggunaan informasi.
 Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pemakai atau pengunjung perpustakaan tentang bagaimana cara memilih bahan pustaka koleksi referensi yang tepat dan berbobot ilmiah sesuai dengan kebutuhan, dan tentang bagaimanan pula cara menggunakan untuk mencari atau menemukan informasi yang di kehendaki.
 Memperkenalkan koleksi perpustakaan kepada masyarakat umum dengan cara :
– Menyelenggarakan pameran perpustakaan (kalau perlu bekerja sama dengan para penerbit dan para agen penyalur barang-barang atau alat-alat yang bersangkutan dengan teknologi informasi).
– Memerbitkan bibliografi perpustakaan yang berisi bahan koleksi apa saja yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan. Khusus bagi para pemakai atau para pengunjung perpustakaan disamping dengan cara-cara tersebut diatas, juga dengan cara selalu men-display (memanjang) setiap bahan pustaka yang baru diterima pada almari display.
 Mengumpulkan, mengolah, dan menayajikan statistik pelaksanaan kegiatan pelayana referensi dalam bentuk tabel-tabel dan grafik-grafik, untuk digunakan sebagai bahan informasi ataupun sebagai bahan untuk pembuatan laporan.




2.8. Koleksi Referensi
Menurut Sumardji dalam bukunya yang berjudul Koleksi Referensi di Perpustakaan memberikan definisi tentang Koleksi Referensi antara lain :
“Kumpulan atau kelompok koleksi perpustakaan yang terdiri dari bahan-bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberitahuatau menunjukan (informatif/refrensial) mengenai informasi-informasi tertentu, yang di susun secara sistematis (biasanya secara alfabetis) untuk digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi”
(Sumardji, 1992 : 28)
Peranan pustakawan dalam memajukan suatu perpustakaan khususnya dalam bidang referensi sangatlah penting dalam hal memberikan bantuan mencari informasi dan menunjukan sumber informasi yang diminta pengguna atau pemakai perpustakaan, untuk itu dipelukan teknik terentu yakni membina rasa sensitifnya atas hakekat dan daya guna setiap jenis bahan pustaka yang ada di ruang referensi. Dengan demikian pustakawan harus benar-benar memahami dan menghayati :
 Klasifikasi semua jenis bahan referensi pada umumnya
 Hubungan antara jenis koleksi dengan jenis informasi yang terkandung didalamnya.
Pada umumnya koleksi referensi di golongkan kedalam dua (2) kelompok antara lain :
a. Sumber langsung
Kelompok ini dapat langsung memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna.
Contoh : Kamus, Ensiklopedia, Hadbook, dan sebagainya.
b. Sumber tidak langsung
Kelompok ini tidak dapat memberikan informasi secara langsung, tetapi hanya memberikan petunjuk atau arahan kepada sumber informasi yang sebenarnya.
Contoh : Abstrak, Indeks, dan Bibliografi.

2.8.1. Sumber Pelayanan Referensi
Sumber koleksi referensi berasal dari buku-buku sumber informasi yang terbagi ke dalam beberapa kelompok/jenis, pada umumnya antara lain :
1. Kamus
Kamus adalah suatu daftar kata-kata atau istilah-istlah yang dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan tertentu atas kata-kata atau istilah-istilah yang dimuatnya. Atau juga sekumpulan kata yang disusun menurut abjad, disertai dengan artinya secara ringkas, kamus memberikan informasi tentang arti kata, asal kata, ejaan pengucapan, pembagian suku kata pemakaian kata. Secara umum kamus dapat di golongkan ke dalam dua golongan antara lain :
a. Kamus Bahasa : Kamus yang berisi satu atau beberapa jenis bahasa beserta dengan artinya dalam bahasa lain.
b. Kamus khusus : Kamus yang berisi satu satu istilah yang lazimnya digunakan dalam suatu bidang pengetahuan.
2. Ensiklopedia
Merupakan suatu jenis koleksi yang berisi informasi tetang beberapa hal atau ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis berdasarkan abjad secara alfabetis yang menurut subjeknya. Ensiklopedia juga merupakan sumber informasi yang banyak dicari dan dipakai oleh orang-orang dari kalangan terpelajar, banyak ide, teori, prinsip, data, peristiwa, atau kejadian historis, formula atau konsep, bahkan hasil-hasil dari berbagai penelitian dalam berbagai bidang kajian terkumpul dalam jenis buku sumber ini.
3. Buku Pegangan
Dalam bahasa asing buku pegangan disebut juga “handbook” buku ini merupakan buku acuan yang isinya mengenai ikhtisar pokok bahasan atau subjek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan (pengetahuan/pelajaran) yang digunakan untuk petunjuk dalam penerapan prakteknya atau memberikan pelajaran.
4. Yearbook
Yearbook merupakan terbitan tahunan yang berisi informasi dalam betuk deskriftif, statistik, atau ihktisar tentang kejadian yang telah tejadi dalam tahun sebelumnya baik yang bersifat umum atau khusus. Tapi kadang-kadang terbatas pada sebuah subjek tertentu saja.
5. Almanak
Almanak adalah penanggalan atau kalender dalam setahun. Dalam perkembangan almanak menjadi suatu buku acuan yang berisi informasi mengenai daftar hari, minggu, bulan, peristiwa hari-hari penting dalam setahun.
6. Direktori
Direktori adalah kumpulan nama orang atau pejabat, nama lembaga, nama organisasi, yang dilengkapi dengan alamat, kode-kode, dan data-data lain yang penting disusun secara sistematis berdasarkan alfabetis atau menurut urutan kode-kode nomor.
7. Biografi
Biografi adalah jenis buku yang memuat informasi mengenai riwayat hidup seseorang.
8. Indeks dan Abstrak
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang biasanya terdapat pada akhir dari suatu buku yang di susun secara alfabetis, yang memberikan informasi mengenai halaman di mana terdapat masing-masing kata atau istilah-istilah yang terdaftar tersebut indeks juga biasanya disusun secara alfabetis menurut abjad atau nomor tertentu.
Abstrak adalah perluasan dari indeks yang berisi ringkasan dari karya tulis atau artikel yang di indeks-kan biasanya terbatas pada subjek tertentu.
9. Atlas dan Peta
Atlas merupakan jenis koleksi yang berupa gambar atau tulisan yang menunjukan tentang letak tanah, laut, gunung, sungai, dan lain-lain. Sedangkan atlas merupakan suatu kumpulan peta-peta yang tersusun secara sistematis.
10. Terbitan Berkala
Merupakan terbitan yang menyajikan suatu berita atau informasi yang selalu up to date atau selalu yang terbaru dan terbit secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.

2.9. Kwalifikasi Pustakawan
Untuk dapat mencapai tujuan referensi yang baik maka suatu Perpustakaan harus memiliki Pustakawan yang mempunyai kwalifikasi sebagai berikut :
1. Latar belakang pengetahuan yang sangat luas mengenai kepustakawanan, khususnya dalam bidang referensi.
2. Mempunyai sikap yang sabar, ramah, tekun, cermat, dan telaten.
3. Bersikap terbuka dan selalu memberikan batuan kepada para pemakai atau pengguna perpustakaan.
4. Memiliki kemampuan berpikit kritis, kreatif, dan berimajinasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna secara cepat, tepat, dan akurat.
5. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang termasuk dalam kelompok koleksi referensi dan bagaimanan pula cara penggunaan masing-masingnya.memiliki tanggung jawab yang luas terhadap profesi dan tugas serta kewajibannya dalam referensi.





BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN


3.1. Sejarah Singkat Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat
Secara historis, lembaga perpustakaan di tingkat propinsi Jawa Barat yang saat ini menjadi Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat, sebelumnya mengalami beberapa kali perubahan nama. Sebagai cikal bakalnya bernama Perpustakaan Negara yang berdiri pada tanggal 23 Mei 1956 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan nomor 29103/S di 19 Propinsi, salah satunya yaitu di Bandung yang berlokasi di Jl. Diponegoro serta induk organisasinya adalah Biro Perpustakaan dan Pembinaan Buku.
Setelah terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 095/1967 tanggal 6 Desember 1967, ditetapkan bahwa Lembaga Perpustakaan merupakan induk organisasi Perpustakaan Negara, kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 079/1975 induk organisasi Perpustakaan Negara menjadi Pusat Pembinaan Perpustakaan.
Empat tahun kemudian, tepatnya tanggal 29 Mei 1979 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan nomor 095/0/1979 tentang penetapan pengalihan nama Perpustakaan Negara menjadi Perpustakaan Wilayah, sementara induk organisasinya masih Pusat Pembinaan Perpustakaan.
Adanya Penggabungan Pusat Pembinaan Perpustakaan dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI, Pasal 14 (1) nama Perpustakaan Wilayah yang ada disetiap propinsi berubah menjadi Perpustakaan Daerah Jawa Barat dan induk organisasinya adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).
Setelah terbitnya Keputusan Presiden nomor 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, maka selaras Pasal 16 (1) nama Perpustakaan Daerah Jawa Barat berubah lagi menjadi Perpustakaan Nasional Propinsi Jawa Barat, sedangkan lembaga induk organisasinya masih Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Dengan berlakunya Undang-undang nomor 22 tahun 1999, pada tahun 2001 Perpustakaan Nasional Propinsi Jawa Barat yang pada awalnya merupakan instansi vertikal Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berada diibukota Propinsi dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Tepat pada tanggal 12 April 2002 dibentuk Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2002 sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Barat.



3.2. Visi dan Misi BAPUSDA
3.2.1. Visi
“MENJADIKAN BADAN PERPUSTAKAAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT SEBAGAI LEMAGA PEMBINA PERPUSTAKAAN TERDEPAN DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MEMBACA”

3.2.2. Misi
Disamping visi perpustakaan di atas Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat juga mempunyai misi tersendiri antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pelanggan perpustakaan.
2. Mewujudkan dan memberdayakan kelembagaan terknis semua jenis perpustakaan.
3. Mengembangkan dan melestarikan bahan perpustakaan sebagai khasanah dan warisan budaya daerah Jawa Barat.
4. Meningkatkan minat dan gemar membaca masyarakat dalam mewujudkan masyarakat belajar.
5. Meningkatkan dukungan administrasi sarana dan prasarana.


Dari misi diatas dapat di jabarkan dengan jelasnya di bawah misi kantor Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat antara lain sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi bagi masyarakat, pemerintah dan lembaga lain.
2. Menciptakan, mengembangkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat yang berkesinambungan.
3. Menyediakan sumber daya aparatur dengan kompetensi bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
4. Mengimplementasika Undang-undang nomor 4 tahun 1990 tentang wajib serah simpan karya cetak dan karya rekam.
5. Menyediakan fasilitas paling lengkap di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.
6. Membina teknis semua jenis perpustakaan umum, khusus, atau dibale, sekolah, madrasah, rumah ibadah, pondok pesantren, dam lain-lain.
7. Membina dan mefasilitasi perpustakaan desa dan kelurahan.
8. Menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam dan luar negeri.
9. Melaksanakan pengkajian dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.






3.3. Fasilitas dan Layanan Perpustakaan
3.3.1. Fasilitas Perpustakaan
3.3.1.1. Gedung Ruang Perpustakaan
Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat memiliki gedung ruang dan perlengkapan sebagaimana tertulis di bawah ini yang diantaranya sebagai berikut :
 Ruang Kepala
 Ruang Sekertariat
 Ruang Subag Umum
 Ruang Subag Kepegawaian
 Ruang Subag Keuangan
 Ruang Bidang Pengembangan Bahan Pustaka
 Ruang Subid Pengadaan dan Pengolahan Bahan Pustakawan
 Ruang Subid Literatur Sekunder
 Ruang Deposit
 Ruang Bidang Layanan
 Ruang Subid Layanan Perpustakaan
 Ruang Preservasi Bahan Pustaka
 Ruang Subid Otomasi Perpustakaan
 Ruang Bidang Pembinaan Perpustakaan
 Ruang Subid Pembinaan Kelembangaan
 Ruang Subid Pembunaan Sumber Daya Manusia (SDM)
 Ruang Subid Kajian
3.3.2. Layanan Perpustakaan
3.3.2.1. Fasilitas Layanan
Untuk memberikan kemudahan kepada para pengunjung yang sudah menjadi anggota maupun yang belum menjadi anggota yang ingin membaca koleksi bahan pustaka yang diperlukan mulai dari anak-anak, remaja sampai dengan dewasa telah disediakan fasilitas sebagai berikut :
A. Ruang Baca dan Ruang Koleksi
1) Buku-buku penunjang pelajaran (buku teks umum)
2) Buku rujukan dan terbitan pemerintah
3) Terbitan berkala
4) Audio visual dan multimedia (radio, kaset, CD-ROM, CD)

B. Sarana Telusur atau Sarana Temu Balik Informasi
Untuk memberikan kemudahan kepada para pengunjung atau pengguna perpustakaan maka disediakan sarana telusur atau sarana temu balik informasi yang berupa :
1) Katalog
2) Bibliografi Nasional dan Bibliografi Daerah
3) Indeks Artikel Majalah dan Surat Kabar
4) Abstrak atau Sari Karangan
5) Katalog Induk Nasional dan Katalog Induk Daerah

C. Fasilitas lain yang ada di Badan Perpustkaan Daerah Propinsi Jawa Barat antara lain :
1) Musholla
2) Kantin
3) Tempat Parkir
4) Waserda (warung serba ada)
5) Toilet

3.3.2.2. Sistem Layanan
Sistem layanan yang dipakai adalah sistem layanan terbuka atau Open Acces System, dimana semua pengguna baik yang sudah menjadi anggota maupun yang belum menjadi anggota diberikan kesempatan mencari, memilih, dan mengambil sediri bahan pustaka yang diinginkan secara langsung ke rak penyimpanan bahan pustaka sesuai dengan kebutuhan yang di inginkannya. Sedangkan dalam sistem peminjaman hanya pengguna yang sudah menjadi anggota di Badan Perpustakaan Paerah Propinsi Jawa Barat saja yang bisa di bawa pulang ke rumah dengan ketentuan sistem peminjaman berupa tiket, dan masing-masing anggota diberi 3 (tiga) tiket sesuai dengan jumlah buku yang dapat di pinjam.





3.3.2.3. Jenis Layanan
1. Layanan Stasioner, yaitu layanan yang diberikan di gedung perpustakaan, meliputi :
 Layanan sirkulasi atau peminjaman dan pengembalian buku yang boleh dibawa pulang ke rumah.
 Layanan Referensi (rujukan). Untuk jenis layanan ini buku yang dipinjam untuk di baca di tempat atau di potokopi, dan tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang kerumah.
 Layanan Audio Visual, yaitu layanan peminjaman bahan pustaka berupa radio kaset, video, pemutaran film dan lain-lain. Tetapi penggunaanya hanya di perpustakaan saja, tidak dipinjamkan untuk di bawa pulang ke rumah.
 Layanan informasi terseleksi dan informasi yang mutakhir secara manual ataupun secara elektronik (Multimedia, Berupa CD-ROOM, CD, dan lain sebagainya)
 Layanan story telling yaitu mendongen atau bercerita untuk anak-anak TK, SD dan orang tuanya.
 Layanan konsultasi yaitu memberikan jasa konsultasi dalam hal pengelolaan perpustakaan.
 Bimbingan pemakai yaitu memberikan bimbingan atau pengarahan pemakai kepada para pengguna dalam pemanfaatan bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan.
 Layanan fotokopi buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, tesis, desertasi, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Badan Perpustakaan Daerah Priopinsi Jawa Barat dan Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.

2. Layanan Ektensi, yaitu layanan jarak jauh untuk masyarakat di pelosok pedesaan dan masyarakat pada lokasi tertentu yang tidak bisa datang ke perpustakaan umum yang meliputi :
 Layanan Mobil Unit Perpustakaan Keliling sebanyak 18 MUPK di 18 Kabupaten atau kota di Jawa Barat.
 Layanan Terpadu Perpustakaan Panti Asuhan, Lembaga Pemasyarakatan, Ponpes, maupun Rumah Ibadah di Kebupaten dan Kota Bandung dan Kota Cimahi.

3. Layanan Pelatihan, yaitu layanan yang diberikan kepada masyarakat baik pelajar, mahasiswa, tenaga pengelola perpustakaan yang ingin mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan perpustakaan melalui magang, bimbingan teknis, praktek kerja, penyuluhan dan sebagainya.

3.3.2.4. Jam Layanan
Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2000 yang isinya bahwa jumlah hari kerja PNS di lingkungan Propinsi Jawa Barat adalah 5 hari kerja dalam seminggu. Namun dengan banyaknya permintaan dari para pengguna perpustakaan yang membutuhkan informasi maka untuk layanan perpustakaan di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat tetap menjadi 6 hari dalam seminggu. Itu semua dalam rangka memberikan kesempatan kepada para masyarakat pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi yang ada dengan seluas-luasnya. Adapun waktu yang telah ditetapkan oleh Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat sebagai berikut :
Tabel. 3.1.
Jadwal Kerja Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat

NO HARI WAKTU
1. SENIN 08.00-15.00 Wib
2. SELASA 08.00-15.00 Wib
3. RABU 08.00-15.00 Wib
4. KAMIS 08.00-15.00 Wib
5. JUMAT 08.00-11.00 Wib
11.30-13.00 Wib Istirahat
13.00-15.00 Wib

6. SABTU 08.00-15.00 Wib
Sumber : Jadwal Kerja Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA)
Propinsi Jawa Barat, Tahun 2004.







3.3.2.5. Persyaratan Menjadi Anggota Perpustakaan
1. Berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya (Padalarang, Cimahi, Soreang, Banjaran, Cicalengka, Rancaekek, Tanjungsari, dan Lembang).
2. Mengisi formulir pendaftaran yang tersedia, dan kemudian dilegalisir dari RT/RW setempat.
3. Membayar iuran administrasi keanggotaan sebesar Rp. 3000,00 (uang pendaftaran tersebut nantinya di setorkan ke kas daerah Jawa Barat).
4. Menyerahkah foto baik yang warna maupun yang hitam putih sebanyak 5 buah ukuran pas foto 2 x 3.
5. Menyerahkan fotokopi KTM bagi mahasiswa, kartu pelajar bagi siswa, kartu pegawai bagi PNS, TNI, atau ABRI.
6. Menyerahkan fotokopi KTP bagi yang sudah memiliki (KTP Bandung tempat asal) atau KTP Orang tua (bagi yang belum memiliki KTP)
7. Menaati peraturan Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA).
Sumber : Buku Panduan Sub Bidang Layanan, Tahun 2004.








3.4. Peraturan Perpustakaan
3.4.1. Tata Tertib Masuk Perpustakaan
A. Berpakaian rapih dan sopan.
B. Tas, jeket, topi dititipkan di tempat penitipan yang sudah disediakan, kecuali uang, hand phone dan barang-barang berharga dapat di bawa ke dalam ruangan koleksi.
C. Sebelum mencari atau membaca bahan pustaka, terlebih dahulu mengisi data pengunjung yang telah disediakan.
D. Tidak membawa barang tajam, binatang buas, dan makanan atau minuman ke ruang koleksi bahan pustaka dan ruang baca.
E. Setiap pengguna perpustakaan ikut menjaga dan memelihara keutuhan bahan pustaka yang ada.
F. Tidak menggunting, menyobek, dan mecorat coret bahan pustaka atau melakukan sifat fandalisme di perpustakaan.
G. Setiap bahan pustaka yang sudah dibaca tetap disimpan dimeja (tidak disimpan ke rak koleksi).
H. Tidak mengobrol yang akan membuat pengguna lainnya terganggu.

3.4.2. Tata Tertib Peminjaman dan Pengembalian Koleksi
A. Kartu anggota tidak boleh dipinjamkan kepada orang lain.
B. Setiap anggota perpustakaan dapat meminjam buku sebanyak 3 judul atau 3 eksemplar.
C. Lamanya peminjaman 2 (dua) minggu, apabila diperlukan dapat diperpanjang 1 (satu) kali perpangjangan dan selanjutnya harus dikembalikan.
D. Apabila terlambat mengembalikan buku akan dikenai sanksi denda sebesar Rp. 100/hari/buku. (uang tersebut nantinya di setorkan ke kas daerah Jawa Barat).
E. Apabila merusak atau menghilangkan buku maka akan dikenakan sanksi harus mengganti buku tersebut dengan buku yang sama atau buku dengan subjek yang sama, ditambah administrasi pengolahan sebesar Rp. 3000 (untuk biaya pengolahan buku).
F. Apabila tidak mengikuti ketentuan diatas maka peminjaman buku tidak akan dilayani.
Sumber : Peraturan Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA)
Propinsi Jawa Barat, Tahun 2005.










3.5. Struktur Organisasi
Gambar .3.1. Struktur Organisasi BAPUSDA

Sumber : Laporan Tahunan Bapusda, Tahun 2004.
3.5.1. Tugas Lembaga Perpustakaan
Selaras dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2002, Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat sebagai lembaga teknis daerah pemerintah propinsi Jawa Barat, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan pengendalian di bidang perpustakaan serta melaksanakan kewenangan tertentu Pemerintah Propinsi sesuai dengan kebutuhan daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan kepada Gubernur.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Badan Perpustakaan Daerah mempunyai tugas seperti yang tertuang dalam Keputusan Gubernur No. 44 Tahun 2002 yaitu:
1. Perumusan kebijakan teknis dan pengendalian di bidang perpustakaan yang meliputi pengembangan bahan perpustakaan, layanan dan pembinaan serta ;
2. Penyelenggaraan kesekretariatan Badan.

Disamping itu penjelasan mengenai Struktur Organisasi dapat ditulis di bawah ini yang sesuai dengan Keputusan Gubernur No. 44 Tahun 2002 yaitu :
1. Kepala Badan
2. Sekertariat, Membawahkan :
a) Subbagian Kepegawaian;
b) Subbagian Keuangan;
c) Subbagian Umum;

3. Bidang Pengembangan Bahan Pustaka, Membawahkan :
a) Subbidang Deposit;
b) Subbidang Bahan Pustaka;
c) Subbidang Literatur Sekunder;
4. Bidang Layanan Membawahkan :
a) Subbidang Layanan Perpustakaan;
b) Subbidang Otomatisasi Perpustakaan;
c) Subbidang Preservasi;
5. Bidang Pembinaan, membawahkan :
a) Subbidang Sumber Daya Manusia;
b) Subbidang Lekembagaan Perpustakaan;
c) Subbidang Kajian;

A. Tugas Pokok dari Bagian-bagian Bidang antara lain :
Penjelasan mengenai tugas dan dari masing-masing bidang dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Kepala Badan Perpustakaan Mempunyai tugas :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Badan.
2. Sekertariat Mempunyai tugas :
Menyelenggarakan pelayanan administratif ketatausahaan di lingkngan Badan Perpustakaan.

3. Subbagian Kepegawaian Mempunyai tugas :
Melaksanakan pengelolaan admistrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta mendokumentasikan peraturan per Undang-undangan di Lingkungan Badan.
4. Subbagian Keuangan Mempunyai tugas :
Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan Badan Perpustakaan.
5. Subbagian Umum Mempunyai tugas :
Melaksanakan pengelolaan secara umum dan perlengkapan Badan Perpustakaan.
6. Bidang Pengembangan Bahan Pustaka Mempunyai tugas :
Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka.
7. Subbidang Deposit Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan pemasyarakatan, pemberdayaan dan pemantauan Karya Cetak dan Karya Rekam tentang Jawa Barat yang diterbitkan di Jawa Barat.
8. Subbidang Bahan Pustaka Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis dan fasilitasi pengadaan dang pengolahan bahan pustaka.



9. Subbidang Literatur Sekunder Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis dan fasilitasi penyusunan dan penerbitan literatur sekunder.
10. Bidang Layanan Mempunyai Tugas :
Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi Bidang Layanan.
11. Subbidang Layanan Perpustakaan Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis operasional dan fasilitasi layanan perpustakaan.
12. Subbidang Otomatisasi Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi otomatisasi perpustakaan.
13. Subbidang Preservasi Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi Preservasi bahan pustaka.
14. Bidang Pembinaan Mempunyai Tugas :
Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi Bidang Pembinaan.
15. Subbidang Sumber Daya Manusia Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis pembinaan Sumber Daya Manusia.

16. Subbidang Kelembagaan Perpustakaan Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi lembaga masyarakat pengelola perpustakaan Manusia.
17. Subbidang Kajian Mempunyai Tugas :
Menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kajian perpustakaan.
Sumber : Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 44 Tahun 2002.


































3.6. Ruang Referensi
3.6.1. Jumlah Koleksi Referensi
Jumlah koleksi referensi yang ada di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA) hingga bulan Maret tahun 2006 terhitung sebanyak 5106 eksemplar. Yang di kelompokan ke dalam jenis diantaranya sebagai berikut :
Tabel. 3.2. Jenis Golongan dan Jumlah Koleksi Referensi
No Nama Golongan Jumlah Koleksi
1. Golongan 000 274
2. Golongan 100 96
3. Golongan 200 175
4. Golongan 300 509
5. Golongan 400 320
6. Golongan 500 286
7. Golongan 600 771
8. Golongan 700 158
9. Golongan 800 138
10. Golongan 900 713
11. Undang-Undang 184
12. Kamus 583
13. Tesis 574
14. Penelitian 325
Jumlah Koleksi yang ada 5106
Sumber : Laporan Tahunan Bapusda, Tahun 2004.

3.6.2. Denah Ruangan Referensi Bapusda













Keterangan Gambar :
1. : Ensiklopedia dan Kamus
2. : Laporan Penelitian
3. : Tesis
4. : Britannica
5. : Meja dan Kursi Untuk Membaca
6. : Koleksi Jawa Barat
7. : Peta dan Atlas
8. : Koleksi Buku Referensi
9. : Kumpulan Koleksi UT, Undang-Undang, GBHN
Gambar .3.2. Denah Ruangan Referensi
Sumber : Buku Denah Ruangan BAPUSDA, Tahun 2004.

3.6.3. Jumlah Pengunjung
Dengan melihat daftar pengunjung selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangang (PKL) di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat (BAPUSDA), jumlah pengunjung yang datang ke layanan referensi lebih meningkat dibandingkan bulan januari 2006. Bulan februari 2006 jumlah pengunjung yang datang sebanyak 1062 orang, mayoritas adalah perempuan yang statusnya yaitu pelajar atau mahasiswa. Ini membuktikan bahwa informasi dilayanan referensi sangat dibutuhkan sekali oleh para pelajar baik itu siswa maupun mahasiswa/i guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sekolah, ataupun untuk menambah pengetahuan yang luas. Untuk itu merupakan suatu tantangan bagi perpustakaan itu sendiri dalam melengkapi koleksi-koleksi referensi agar pengguna tidak merasakan kecewa saat mencari salah satu informasi yang sedang dicarinya, serta para petugas referensi harus benar-benar menjaga koleksi referensi yang sudah ada dengan sebaik mungkin jangan sampai koleksi tersebut rusak apa lagi sampai hilang akibat kelalaian petuganya sendiri.






3.6.4. Struktur Organisasi Pelayanan Referesi
Gambar .3.3. Struktur Organisasi Layanan Referensi BAPUSDA

















Sumber : Laporan Tahunan Bapusda, Tahun 2004.




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Layanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat
Dalam melayani berbagai macam kebutuhan pemakai perpustakaan, bagian referensi terutama pustakawannya harus memiliki kemampuan, pengetahuan yang luas dan skill yang handal khususnya di bidang referensi dalam memberikan kebutuhan pengguna. Disamping itu harus dapat memahami keinginan pengguna yang sedang mencari informasi, karena tanpa adanya skill dan pengetahuan yang luas maka pustakawan akan kebingungan dalam memberikan informasi kepada penggunanya. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa pustakawan itu adalah dewa yang bisa memberikan informasi apa saja yang diinginkan oleh penggunan baik itu di bidang perpustakaan khususnya dan di bidang-bidang lain pada umumnya juga memberikan sumber informasinya serta kalau bisa memberikan buku panduannya.
Dalam pelayanan referensi untuk dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pengguna perpustakaan dalam mencari informasi, seorang pustakawan atau petugas referensi harus memenuhi dan memahami ketiga (3) aspek utama, seperti yang diungkapkan oleh, Carles .E Bunge antara lain :
1. Informasi
2. Intruksi dan
3. Bimbingan
(Carles .E Bunge, 1980 :468)
Dari penulisan diatas lalu dikembangkan kembali oleh unit layanan perpustakaan referensi di Badan Perpustakaan Daerah Jawa Barat menjadi :
 Supervisi :
Pustakawan dan petugas referensi dapat memahami pemakai atau pengunjung perpustakaan didalam hal kebutuhan informasi yang mereka perlukan, maupun latar belakang sosial dan tingkat pendidikan mereka sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian pustakawan atau petugas referensi dapat melaksanakan tugasnya secara optimal dengan cepat, tepat, dan akurat dalam mencari informasi.
 Informasi :
Informasi merupakan fungsi yang terpenting dalam memberikan penjelasan kepada pengguna atau pemakai, untuk dapat memberikan pelayanan informasi yang efisien maka bagian referensi harus menyediakan tempat yang khusus atau memberikan ruangan tersendiri agar tidak terganggu oleh pengguna atau pemakai yang lainnya.
 Bimbingan :
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya seorang pustakawan atau petugas referensi harus, siap menjawab semua pertanyaan yang dikeluarkan oleh pemakai perpustakaan serta harus dapat meluangkan waktu kapan saja dalam memberikan bimbingannya kepada pemakai perpustakaan.
 Instruksi :
Seorang pustakawan dan petugas referensi harus dapat dan siap kapan saja dalam memberikan penerangan kepada para pengunjung atau pemakai perpustakaan mengenai bahan-bahan koleksi yang ada di perpustakaan tersebut.
 Pemilihan :
Seorang pustakawan atau petuga referensi harus bisa memberikan petunjuk atau pengertian tentang bagaimana cara memilih atau menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.

4.1.1. Pelayanan Referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat
Pelayanan referensi yang di lakukan di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat, menggunakan Pelayanan Terbuka dimana pengunjung atau pengguna perpustakaan dapat mengambil langsung buku atau bahan pustaka ke tempatnya sesuai dengan selera dan kebutuhan masing-masing. Sedangkan petugas hanya mengawasi dan memberikan informasi apabila pengguna atau pemakai perpustakaan merasa kebingungan dalam pencarian buku yang diinginkannya. Pelayanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat, TIDAK DI PINJAMKAN dan dibawa pulang ke rumah.
Kegiatan pengunjung yang datang ke ruangan referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat dapat digambarkan dibawah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengisi Daftar tamu yang telah disediakan oleh petugas perpustakaan.
2. Langsung mencari buku yang diinginkan ke rak tempat penyimpanannya.
3. Membaca buku yang telah ditemukan di tempat yang telah disediakan.
4. Apabila mau memotokopi buku maka :
 Menulis di buku khusus peminjaman layanan fotokopi
 Memotokopi sendiri dikarenakan fotokopi yang ada di BAPUSDA rusak.
 Menyerahkan kartu identitas yang masih berlaku seperti SIM, KTP, Kartu Mahasiswa (Bagi Mahasiswa), Kartu Pelajar (Pagi Pelajar), dan Kartu Pegawai (Bagi ABRI, POLISI, PNS,)
 Diusahakan memotokopi jangan terlalu lama paling lama diberi batasan waktu sampai jam 14.30 Wib.
 Menyerahkan buku yang telah di fotokopi kepada petugas.
5. Apabila selesai membaca buku, maka maka buku tetap disimpan di meja.
6. Meninggalkan ruangan referensi




4.2. Pengadaan Sumber Koleksi Referensi
Sumber koleksi referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat disediakan oleh bagian pengadaan. Bagian pengadaan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengadaan bahan koleksi perpustakaan yang bersifat umum dan menyeluruh untuk semua bidang layanan yang meliputi (koleksi anak, koleksi remaja, koleksi dewasa, majalah dan koran, serta koleksi referensi). Kegiatan bagian pengadaan dalam melaksanakan pengadaan koleksi bahan pustaka dilakukan dengan cara :
1. Pembelian
Kegiatan pembelian koleksi bahan pustaka dilakukan rutin setiap tahun, apabila ada koleksi referensi terbitan terbaru bagian pengadaan mengajukan surat kepada kepala perpustakaan untuk meminta persetujuan. Setelah disetujui maka bagian pengadaan akan membeli buku referensi langsung dalam satu paket, jadi bisa dipastikan setiap tahun Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat melakukan pembelian koleksi terbaru.
2. Sumbangan
Kegiatan pengadaan melalui sumbangan merupakan jenis kegiatan penyeleksian koleksi secara khusus dan teliti, dalam hal ini tidak jarang khususnya kepala perpustakaan dan semua pustakawan ikut ambil bagian dalam kegiatan penyeleksian, supaya mutu dan kwalitas bahan pustaka tetap terjaga dan terpelihara, sebagian besar koleksi sumbangan berasal dari percetakan buku yang ada di wilayah Jawa Barat dan sekitarnnya dan orang yang telah melakukan penelitian maupun telah menyelesiakan studinya. Adapun jenis sumbangan yang ada di koleksi referensi sebagai berikut :
 Thesis atau hasil-hasil penelitian
 Jurnal-jurnal
 Majalah ilmiah
 Makalah-makalah yang telah melakukan PKL di BAPUSDA
 Koleksi Jawa Barat
Selain itu masih banyak koleksi referensi yang ada hasil dari sumbangan intstansi atau lembaga seperti buku pelajaran untuk anak yang masih sekolah dan buku-buku tentang teknologi lainnya, tetapi sumbangan dari instansi tidak datang secara rutin setiap bulan atau enam bulan sekali kadang ada yang datang lebih telat setahun sekali.
3. Tukar Menukar
Mengingat besarnya dan tingginya sumber-sumber bahan pustaka baik dari kegiatan pembelian maupun sumbangan, maka dapat dibanyangka koleksi bahan pustaka akan semakin banyak. Untuk mencegah terjadinya penumpukan koleksi bahan pustaka maka sebaiknya melakukan kegiatan tukar-menukar koleksi perpustakaan. Namun sangat disayangkan sampai saat ini kegiatan tukar menukar koleksi bahan pustaka jarang dilakukan kalaupun dilakukan tidak rutin setiap bulan atau setiap tahun. Paling yang rutin dilakukan antara lain menyumbang kepada lembaga-lembaga pendidikan yang mengajukan proposal terlebih dahulu kepada Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat.

4.3. Peran Petugas Layanan Referensi
Seorang petugas pustakawan tentunya harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu khususnya dalam bidang referensi disamping memiliki kepribadian yang komunikatif, ramah, kreatif, dan mampu mandiri. Sebagai seorang petugas pustakawan mempunyai tugas antara lain penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang dilayaninya. Dengan demikian tugas pustakawan yang ditulis Soejono Trimo dalam bukunya yang berjudul Reference Work dan Bibliography adalah sebagai berikut :
1. Membina dan mengembangkan koleksi buku-buku sumber informasi.
2. Mengorganisasikan buku-buku sumber itu agar mudah dicari oleh pemakainya.
3. Mengatur sarana dan fasilitas di ruang referensi, ruang baca, dan ruang belajar.
4. Mengantisipasi (melalui survei), mengurus, dan menjawab permintaan informasi.
5. Membina dan memelihara hubungan-hubungan dengan pusat-pusat informasi lainnya (lokal, daerah, nasional dan internasional)
6. Mengerjakan bagaimana menggunakan perpustakaan secara efektif kepada kelompok-kelompok masyarakat pemakai jasa layanan perpustakaan atau informasi.
7. Mengevaluasi tingkat layanan referensi serta menyusun laporan kepada puhak atasan (kepala perpustakaan) .
( Trimo, 1997 : 7 )

Petugas pelayanan referensi yang ada di Badan Perpustakaan Daerah Propinasi Jawa Barat, terdiri atas dua orang (2 Orang), diantaranya :
 Pustakawan Ahli
 Pustakawan Struktural
Dimana antara petugas saling membantu pengunjung atau pengguna perpustakaan yang datang ke layanan referensi, juga para petugas yang ada di pelayanan referensi selalu siap dalam memberikan informasi yang dibutuhkan atau yang diinginkan oleh para pengunjung apabila memerlukannya.







4.4. Kegiatan Layanan Referensi di Perpustakaan BAPUSDA
Kegiatan layanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat antara lain semua kegiatan yang dilakukan di layanan referensi mulai dari penomoran koleksi referensi, sampai kepada penyimpanan koleksi referensi yang telah di tentukan sesuai sistematika yang berlaku baik itu menurut alfabetis, urutan dalam penomoran dan sebagainya. Kegiatan layanan referensi di perpustakaan dapat di golongkan ke dua (2) golongan antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan pelayanan referensi secara langsung
Kegiatan pelayanan referensi secara langsung dapat di uraikan bahwa pengunjung atau pengguna perpustakaan dapat secara langsung mengambil koleksi referensi ke tempat penyimpanannya dimana koleksi tersebt disimpan. Dari kegiatan tersebut tentunya ada kelemahan dan kelebihan.
 Kelemahan
Kelemahan dari kegiatan ini adalah koleksi referensi biasanya tidak di simpan ke tempat semula jadi membingungkan petugas yang akan membereskannya, juga nomor koleksi tidak berurutan, kadang ada koleksi referensi yang hilang, dan rusak akibat keteledoran para petugasnya.
 Kelebihan
Kelebihan dari kegiatan ini antara lain para pengunjung atau pengguna dapat leluasa mengambil koleksi referensi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diinginkannya, sehingga para petugas referensi tidak sibuk untuk mengambil buku yang diinginkan para pengguna atau para pengunjung.
2. Kegiatan pelayanan referensi secara tidak langsung
Kegiatan pelayanan referensi secara tidak langsung sedikitnya akan membebankan kepada para petugas referensi karena para pengguna atau para pengunjung terlebih dahulu harus memesan buku yang akan di baca dan yang mecari buku yang dipesan oleh para pengguna dikerjakan oleh para petugas perpustakaan atau pustakawan.
 Kelemahan
Kelemahan dari pelayanan referensi secara tidak langsung bahwa pengguna tidak bisa langsung mengambil buku yang dicari informasinya tetapi akan di ambilnya oleh petugas perpustakaan, apabila buku yang sudah dicari tidak sesuai dengan keinginan, maka pengguna harus memberitahukan kepada petugas, dan petugas akan mencarikannya kembali sesuai dengan judul koleksi referensi yang dinginkanya. Kegiatan seperti itu akan memerlukan waktu yang banyak. Tetapi untuk sekarang perpustakaan yang melayani pelayanan tertutup sudah tidak digunakan lagi, kebanyakan menggunakan sistem pelayanan terbuka (Open Acces System).
 Kelebihan
Kelebihan dari sistem pelayanan tertutup antara lain koleksi referensi tidak banyak yang hilang karena keluar masuknya koleksi referensi dilakukan langsung oleh petugasnya, juga apabila ada koleksi referensi yang rusak akan segera diketahui. Dan masih banyak lagi kelebihan dari sistem pelayanan tertutup di samping yang ditulis tersebut.

4.4.1. Pemberian Nomor Klasifikasi Referensi
Dalam pemberian nomor klasifikasi tidak boleh sembarangan harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan menurut para ahli, dalam penulisan nomor dapat ditulis sebagai berikut, diantaranya :
1. Nomor penempatan (Call Number) bahan pustaka, berfungsi sebagai alat untuk menentukan tempat atau urutan tata letak bahan pustaka dalam penyimpanan atau penyusunan pada rak dimana bahan pustaka itu di simpan. Selain itu juga untuk memudahkan dalam penyusunan, serta dalam penelusuran kembali suatu bahan pustaka apabila di perlukan oleh pengguna atau pengunjung perpustakaan.
2. Pada umumnya dalam pemberian nomer penempatan (Call Number) ada suatu aturan standar dan baku dimana minimalnya harus terdiri atas :
 Nomor klas ( nomor golongan ilmu atau subjek) bahan pustaka.
 Satu (1) huruf pertama dari judul buku, dan
 Tiga (3) huruf kependekan dari nama utama pengarang atau keluarga.



Adapun nomer penempatan (call number) dari bahan pustaka koleksi referensi yang ada di Badan Perpustakaan Daerah Propins Jawa Barat dapat di tulis dibawah ini antara lain :

Gambar 4.1. Contoh Penomoran Koleksi Ref erensi di BAPUSDA
Sumber : Badan Perpustakaan Derah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat, Tahun 2000






Dari jenis penulisan diatas merupakan contoh nomer penempatan (Call number) koleksi referensi untuk jenis koleksi buku yang berjudul : “ Reference Work & Bibliography”, karangan Soejono Trimo, Dimana :
R : Kode untuk ruangan referensi supaya tidak tertukar dengan ruangan lain seperti ruangan majalah koran, ruangan anak, remaja,dan dewasa dan setiap ruangan tentunya punya kode masing-masing.

0287 : Merupakan nomer klas (nomer golongan ilmu atau subjek) buku yang ditentukan berdasarkan petunjuk dalam buku pedoman klasifikasi yang digunakannya adalah sistem klasifikasi DDC (Dewey Deccimal Clasification)
TRI : Merupakan tiga (3) huruf kependekan nama pengarang yang diambil dari nama belakangnya “TRIMO” setelah nama pengarang dibalik yang sesuai dengan aturan katalogisasi.

R : Merupakan satu (1) huruf pertama yang diambil dari judul buku “Reference Work & Bibliography” dimana R merupakan huruf pertamanya dari judul buku koleksi referensi.

Untuk jenis koleksi referensi Tesis atau Penelitian aturan penulisan yang dilakukan di BAPUSDA adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2. Penomoran Koleksi Ref erensi di BAPUSDA
Sumber : Badan Perpustakaan Derah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat, Tahun 2000







R : Menyatakan tentang ruangan referensi dengan aturan kurang lebih sama dengan yang di atas.
306.859 82 : Merupakan nomer klas (nomer golongan ilmu atau subjek) dengan aturan kurang lebih sama dengan yang di atas.
SUR : Merupakan tiga (3) huruf kependekan nama pengarang yang diambil dari nama belakangnya “SURYANI” setelah nama pengarang dibalik yang sesuai dengan aturan katalogisasi. Sama dengan yang diatas.

P : Merupakan satu (1) huruf pertama yang diambil dari judul tesis atau penelitian “Pengaruh sosial budaya masyarakat jawa dan sunda di Jawa Barat” dimana P merupakan huruf pertamanya dari judul tesis atau penelitian. Dengan aturan sama dengan yang diatas.
73 : Merupakan nomor urut untuk koleksi tesis atau laporan penelitian, dimana nomor tersebut dibuat oleh petugas referensi sendiri supaya tidak bingung dalam penyimpanannya kembali. Sehingga jika menyimpan koleksi tersebut hanya melihat nomor sebelum atau sesudahnya, sebagai contoh seandainya akan menyimpan koleksi yang bernomor 73, maka petugas melihat nomor 72 atau 74 dan disimpan diantara itu. Juga dalam pengecekanya akan cepat diketahui apabila salah satu nomor hilang.



4.4.2. Tata Cara Penelusuran Koleksi Referensi
Didalam tata cara penelusuran koleksi referensi yang dilakukan di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat yaitu seorang pustakawan akan memberikan pelayanan penelusuran secara manual, karena dalam sistem elektronik belum dapat dilakukan, penelusuran yang dilakukan diantaranya :
1. Penelusuran dari Indeks
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa indeks merupakan alat bantu penelusuran informasi dari sumber informasi yang paling banyak dikenal orang, baik didunia perpustakaan maupun diluar bidang perpustakaan. Karena sifatnya langsung menunjunkan ke tempat tersimpannya sumber-sumber informasi, tampaknya pemanfaatan indeks relatif lebih praktis dan lebih mudah, selain itu bentuknya pun lebih sederhana sehingga sangat mudah dibaca. Pada umumnya indeks disusun berdasarkan urutan abjad atau urutan nomor atau urutan subjek.
Pawit M. Yusup dalam bukunya Pedoman Praktis Mencari Informasi mengemukakan bahwa ada beberapa macam indeks dan masing-masing mempunyai ciri serta manfaat yang berbeda namun tetap mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat untuk menelusur informasi dari sumber-sumber informasi, sebagai petunjuk tempat yang dikenal dengan sebutan concordance. Macam-macam indeks antara lain sebagai berikut :
 Buku indeks : suatu buku yang khusus memuat indeks tentang artikel atau tulisan lain yang didaftarnya dengan menunjukan tempat disimpannya artikel atau tulisan itu.
 Indeks majalah : indeks yang diterbitkan secara berkala sebagaimana layaknya majalah, dan masih banyak lagi seperti indeks pamflet, brosur dan sebagainya.
(Pawit, 1995 : 95)
2. Merujuk ke Nomor Buku yang Dicarinya
Cara penelusuran lain yaitu merujuk ke nomor buku, petugas perpustakaan akan menanyakan subjek yang dicari setelah itu akan menjukan nomor klasifiksi dan menyebutkannya nomor yang harus dicari, atau melihat daftar koleksi referensi yang sudah ditulis sebelumnya. Tapi kebanyakan petugas perpustakaan akan langsung mencari buku yang diinginkan penggunanya dengan melihat nomor klasifikasi yang ditulis dengan menggunakan klasifiksi DDC (Dewey Desimal Clasification).
Untuk menunjukan koleksi kamus, ensiklopedia dan britannica petugas akan menunjukan dimana koleksi referensi tersebut di simpan, karena koleksi seperti itu jumlahnya sedikit dibandingkan dengan koleksi buku atau majalah.



4.5. Penyimpanan Koleksi Referensi
Penyimpanan koleksi referensi yang dilakukan di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat sudah memenuhi syarat yaitu dengan menggunakan rak buku dan lemari. Rak buku digunakan untuk koleksi referensi seperti Buku, Atlas, tesis, hasil penelitian, GBHN, Undang-undang. Sedangkan lemari tempat menyimpan kamus, ensiklopedia, koleksi Jawa Barat, dan Britannica. Agar tempat penyimpanan itu kuat maka setiap enam bulan sekali petugas perpustakaan memberikan perawatan dengan cara mengecat tempat koleksi referensi, sedangkan untuk jenis koleksinya petugas akan menyimpan kamper disetiap sudut lemari dan rak-rak buku. Rak buku dan lemari disusun dengan rapih supaya para pengguna atau pengunjung perpustakaan merasa nyaman dan betah di ruangan referensi. Juga tersedianya AC serta ruangannya yang selalu bersih.

4.6. Pelaksanaan Layanan Referensi
Sebagaimana kita ketahui bahwa perpustakaan sebagai penyedia informasi yang berusaha untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada para pengguna perpustakaan, maksudnya perpustakaan sebagai penyedia informasi harus mampu memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan para pengguna perpustakaan tentang informasi yang di butuhkan oleh berbagai macam golongan seperti (anak-anak, remaja dan dewasa) maupun masyarakat di sekitarnya. Perpustakaan pula harus mampu memberikan bimbingan kepada para pengguna perpustakaan untuk menemukan bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan bidang masing-masing serta bagaimana cara menggunakan atau mencari informasi yang dibutuhkannya, para petugas perpustakaan khususnya pustakawan dalam bidang pelayanan referensi harus memberikan petunjuk kepada para pengguna dalam mencari atau memilih informasi, agar informasi yang diperoleh menjadi informasi yang berdaya guna maksimal atau bermutu.
Dalam pelaksanaanya pelayanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat pustakawan atau petugas perpustakaan khususnya dalam bidang referensi membeirkan informasi secara luas dalam bidang serta subjek apa saja, karena Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat merupakan perpustakaan yang sifatnya umum atau terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tanpa melihat golongan, jabatan, umur, dan lain sebagainya. Apabila di perpustakaan itu tidak ada koleksi atau bahan pustaka yang sedang dicari maka petugas perpustakaan (pustakawan) akan memberikan jalan keluarnya dengan cara menunjukan tempat dan alamat dimana informasi yang sedang dicari oleh pengguna perustakaan bisa didapatkan.






4.7. Pemanfaatan Layanan Referensi
Pelayanan referensi dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai tujuan dan berbagai kebutuhan yang sedang diperlukannya, sedangkan pemanfaatan pelayanan referensi oleh pengguna bisa dilihat di statistik pengunjung yang datang ke perpustakaan dalam tiap hari dengan melihat buku tamu pengunjung yang telah disediakan oleh petugas perpustakaan tersebut. Tujuan dalam pemanfaatan pelayanan referensi dapat dilihat di bawah ini yang antara lain :
1. Menambah wawasan yang di dapatkannya.
2. Memperluas ilmu pengetahuan dengan cara membaca buku atau koleksi referensi.
3. Menyelesaikan tugas pekerjaan, tugas perkuliahan, tugas sekolah dan lain-lain.
4. Melakukan kegiatan penelitian
5. Penyelesaian seperti Skripsi, Tugas Akhir (TA), Desertasi, Tesis dan sebagainya dan,
6. Untuk mengetahui informasi yang terbaru dan mutakhir yang sesuai dengan bidang dan minatnya.
Pemanfaatan pelayanan referensi yang dilakukan oleh pengguna perpustakaan ada yang mengutarakannya langsung kepada petugas perpustakaan mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya dengan kata lain yaitu dengan konsultasi kepada pustakawan, ada juga yang langsung mencari informasi sendiri dengan cara mencari koleksi referensi tanpa meminta bantuan petugas perpustakaan yang dianggap cocok dan sesuai dengan keinginan mereka. Sedangkan kepada para pengguna yang baru mengenal istilah referensi biasanya selalu meminta bantuan para petugas perpustakaan tentang bagaimana cara menelusur dan cara menggunakan koleksi yang ada diruangan referensi seperti (kamus, ensiklopedia, dan lain-lain) sampai pengguna yang itu benar-benar bisa mencari informasi sendiri.


4.9. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
4.9.1. Faktor Pendukung
 Petugas Perpustakaan
Petugas Perpustakaan di BAPUSDA merupakan tenaga ahli khususnya di bidang referensi serta sudah memenuhi kreteria seperti dalam melayani pengguna perpustakan sangat ramah, berwawasan luas, penyabar, dan baik. Dalam pemberian informasinya pun mudah dimengerti, oleh setiap pengunjung yang datang ke perpustakaan tersebut.

 Koleksi Perpustakaan
Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat terutama bagian referensi memiliki koleksi yang komplit, disana juga tersedia seperti koleksi setiap daerah yang ada di Indonesia sampai ke suku-suku pedalamanya. Serta koleksi Jawa Barat, buku-buku sejarah nasional dan masih banyak lagi.
 Gedung
Bicara soal gedung Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat dapat dikatakan sudah bagus, mempunyai gedung yang sangat luas apalagi di belakang gedung yang sekarang di pakai masih dibangun kembali gedung baru rencananya bagian depan khusus untuk pelayanan sedangkan untuk gedung belakang untuk gedung para pegawainya.
 Fasilitas Ruangan
Fasilitas yang ada di ruangan referensi sudah komplit dan masih baru, fasilitas yang ada diantaranya sebagai berikut :
1. Kursi dan meja pembaca yang sangat nyaman.
2. Kursi sofa dekat jendela.
3. Rak penyimpanan buku .
4. Lemari yang masih baru.
5. Tersedia desprenser atau air untuk para pengunjung.
6. Air Conditioner (AC).
7. Peta kerjasama se Jawa Bawat.
8. Alat pemadam kebakaran.
9. Tempat yang bersih.









4.9.2. Faktor Penghambat
 Sumber Daya Manusia
Sebagian besar pengelola perpustakaan tidak memiliki dasar pendidikan Ilmu Perpustakaan sehingga kuranya memahami tata cara memberikan pelayanan dan melakukan pekerjaannya secara baik, selain itu kurang memiliki motifasi yang tinggi dalam melayani pengguna terutama para pengguna yang bertanya.
 Pendanaan
Mengenai masalah pendanaan sepertinya tertutup jika ada yang menanyakan, yang pernah Praktek Kerja Lapangan (PKL) di sana juga tidak ada yang diberitahu para petugas juga hanya menjawab tidak tahu.
 Kurangnya kedisiplinan
Kelihatanya lebih mengutamakan kepentingan sediri dibandingkan kepentingan para pengguna perpustakaan sebagai contoh banyak petugas perpustakaan yang keluar kantor pada jam kerja hanya untuk memenuhi kepentinganya masing-masing dan meninggalkan tugasnya sendiri.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah melihat hasil pembahasan dan gambaran umum lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktek kerja lapangan dapat di lihat sebagai berikut :
1. Proses pelayanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat telah terlaksana dengan baik, meskipun demikian maka pelayanan yang ada di BAPUSDA belum bisa dikatakan berlangsung dan terlaksana sesuai dengan aturan yang berlaku dalam ilmu perpustakaan yang pernah dipelajari oleh penyusun.
2. Pengadaan sumber koleksi referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat berasal dari pembelian, sumbangan dari percetakan buku dan tesis dari penelitian yang di sumbangankan ke BAPUSDA, tukar menukar koleksi dengan lembaga-lembaga pendidikan meskipun kegiatan tersebut jarang dilakukan dengan rutin.
3. Petugas layanan referensi yang ada di BAPUSDA JABAR sudah memenuhi standar layanan referensi, sebagai seorang petugas koleksi referensi.
4. Kegiatan layanan referensi yang di lakukan di BAPUSDA sudah memenuhi standar, sehingga dianggap baik dan memenuhi syarat dalam ilmu perpustakaan yang penulis pelajari.
5. Penyimpanan koleksi referensi yang dilakukan di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat sudah memenuhi syarat yaitu dengan menggunakan rak buku dan lemari sebagai tempat menyimpan koleksi referensi.
6. Pelaksanaan pelayanan referensi di Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) Propinsi Jawa Barat sudah baik, dilihat dari pengguna yang datang setiap hari bertambah banyak, dilihat juga dari daftar buku pengunjung setiap bulan terus bertambah, untuk itu ada peningkatan dalam setiap tahunnya.
7. Pemanfaatan ruangan dan koleksi referensi di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat sudah cukup baik, walaupun serba sederhana dan tetapi tidak mematahkan semangat petugas referensi untuk terus berniat memajukan pelayanan kepada para pengguna perpustakaan.
8. A. Faktor Penunjang
Faktor penunjang di bagian koleksi referensi diantaranya sebagai berikut :
 Fasilitas yang memadai..
 Pustakawan yang ahli di bidang referensi.
 Koleksi referensi yang banyak.
 Gedung dan halaman perpustakaan yang luas.
 Letaknya yang Strategis.

B. Faktor Penghambat
Dimana ada faktor penunjang pasti ada faktor penghambat, faktor penghambatnya antara lain sebagai berikut :
 Sumber Daya Manusia (SDM), yang kurang ahli dalam Ilmu Perpustakaan.
 Dalam pendanaan yang tidak terbuka walaupun kepada para pegawainya sendiri.
 Kurangnya Kedisiplinan Para Pegawai Perpustakaan.
 Tidak adanya Layanan Fotokopi, dikarnakan fotokopian yang ada rusak dan belum diperbaiki sampai sekarang.

5.2. Saran
Dari apa yang telah diperoleh di lapangan selama melaksanakan PKL, penulis ingin memberikan masukan, diantaranya sebagai berkut :
1. Perlunya peningkatan kemampuan dan penguasaan dalam bidang kepustakaan bagi staf yang berlatar belakang bukan bidang perpustakaan, selama ini pemanfaatan tenaga staf yang belum maksimal. Dan jika memungkinkan perlunya penambahan petugas atau staf yang memiliki kualifikasi atau ahli di bidang perpustakaan demi kelancaran mekanisme kerjanya supaya perpustakaan yang ada di Propinsi Jawa Barat tersebut bisa lebih maju.
2. Disarankan perlunya mengadakan kegiatan seperti pelatihan kepustakawanan, seminar perpustakaan, pendidikan dan latihan perpustakaan supaya bisa memahami lebih jauh tentang Ilmu Perpustakaan.
3. Mengenai kelengkapan koleksi, sebaiknya layanan fotokopian yang ada di Bapusda di perbaiki dan kalau bisa ditambah kembali, supaya para pengguna yang ingin memotokopi tidak usah keluar Bapusda yang akan memerlukan waktu cukup banyak. Dan meminimalisasi kemungkinan buruk yang akan terjadi kepada koleksi yang dipinjamnya, bagaimana jika koleksi referensi yang pura-pura mau di fotokopi terus dibawa pulang.
4. Disarankan untuk layanan internet gratis kalau bisa di tambah kembali supaya para pengguna perpustakaan tidak lama dalam ngantrinya.



DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Basuki, Sulistyo. 1994. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Bunge, Charles A. 1980. “Referense Serfice” ALA World Encyclopedia of Library and Information Service. Chicago : American Library Association.

Keputusan Gubernur JABAR No 44. 2002. Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Barat. Bandung : Jawa Barat.

Lasa, HS. 1986. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Pers.

Lukman, Agnu. 2004. Kegiatan Pelayanan Referensi di Perpustakaan UNISBA Kodya Bandung Propinsi Jawa Barat (Laporan Tugas Akhir). Jatinangor : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (FIKOM UNPAD).

Mortoatmodjo, Karmidi. 1994. Pelayanan Bahan Pustaka, Jakarta : Universitas Terbuka.

Pawit, M, Yusup. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sinaga, Dian. 2003. Materi Perkuliahan Koleksi Referensi I. Jatinangor : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (FIKOM UNPAD).

Sinaga, Dian. 2005. Perpustakaan Sekolah, Perannya dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sumardji. 1992. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.

Sumpendi, Wahyudin. 1994. Perpustakaan Masjid, Pengembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya.


Trimo, Soejono. 1985. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Trimo, Soejono. 1987. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Tidak ada komentar: