StatCounter

View My Stats

Minggu, 25 Januari 2009

Perjalanan Wisata yang menyenangkan ke Pantai Pangandaran

Bagi anda yang berminat untuk belibur ke pantai pangandaran, saya siap mengantarkan anda dan menjadi Guide untuk menelusuri pantai di daerah selatan Jawa Barat. ana akan kami bawa ke pantai Batukaras, Grenn Cyonn, Baru Hiu, Citumang, Karang Tirta, Pasir Putih dan Taman Wisata di Cagar Alam Pangandaran. untuk lebih Jelasnya mengenai informasi tersebut silahkan anda menghubungi nomor ini di (022) 91509115. Saya siap menjadi relasi atau mejadikan Guide untuk anda.....di Jamin memuaskan. karena Background saya asli orang pangandaran jadi berbagai macam situsai dan kondisi sedikit banyaknya saya tau..
saya juga tahu tentang informasi hotel yang ada di pantai pangandaran mulai dari hotel termewah, sedang, dan ekonomis yang membuat anda pasti terjangkau dengan harganya........mengenai informasinya silahkan untuk menghubungi terimakasihh....

D kos


Mlm minggu

Sabtu, 24 Januari 2009

Pengembangan Koleksi

Pengembagan Koleksi Perpustakaan
Oleh : Darwanto

1.1. Latar Belakang

Perpustakaan merupakan suatu pusat informasi atau dapat dikatakan sebagai sumber pencarian informasi bagi siapapun pengguna perpustakaan, bahkan zaman sekarang dengan adanya perkembangan teknologi canggih dapat lebih mudah dan cepat dalam pencarian informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat dijadikan pusat dari segala pusat informasi, terutama dibidang pengembangan pengetahuan/pendidikan. Sebenarnya sudah sejak beberapa ratus bahkan ribuan tahun yang lalu manusia membangun perpustakaan, berusaha untuk menghimpun berbagai informasi, namun zaman dulu mungkin kemasannya hanya dalam bentuk tercetak saja seperti halnya dalam bentuk buku-buku tetapi zaman sekarang perpustakaan itu semakin canggih dan modern.

Seiring dengan perkembangan zaman, apalagi zaman sekarang ini sudah banyaknya teknologi canggih, sehingga kemasan informasinya tidak saja dalam bentuk buku/tercetak melainkan dalam bentuk non-cetak, dan dalam pencarian informasinyapun lebih mudah dan cepat. Sekarang ini informasi yang terdapat di perpustakaan pada umumnya sudah lebih lengkap, karena fasilitasnya pun lebih lengkap, baik dalam bentuk tercetak maupun non-cetak. Informasi yang terhimpun, baik bentuk tercetak maupun non-cetak yang kemudian mengolahnya dan menyebarkannya, karena untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum, dan untuk keperluan lainnya, ini merupakan tugas perpustakaan mencakup semua isinya. Untuk lebih lanjut mengenai pengertian perpustakaan maka dapat dilihat dalam pengertian berikut, perpustakaan dapat diartikan yakni:

Menurut Suwarno (2007), perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pengguna jasa layannya.

Definisi diatas mengisyaratkan bahwa perpustakaan memiliki spesifiksi tersendiri mengenai fungsi dan peranannya. Dapat dilihat dari pengertiannya yang perlu digaris bawahi yaitu:

· Perpustakaan sebagai unit kerja

· Perpustakaan sebagai tempat pengumpul, penyimpan, dan pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka.

· Bahan pustakaan itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu.

· Bahan pustaka digunakan oleh pengguna secara kontinu.

· Perpustakaan sebagai sumber informasi.

Perpustakaan juga dapat dikatakan tempat mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi bagi para pengguna jasa perpustakaan. Selain itu, perpustakaan juga merupakan sarana atau media untuk meningkatkan niali-nilai kognitif serta kemampuan membaca guna mencerdasakan kehidupan bangsa sekaligus memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Pada umumnya perpustakaan mempunyai koleksi baik yang tercetak seperti buku, dokumen, majalah, surat kabar, maupun koleksi terekam seperti rekaman suara (kaset), film, CD ROM, slide, video, dan lain-lain.

Salah- satu tugas penting sebuah perpustakaan adalah pengolahan bahan pustaka untuk dijadikan koleksi. Pengolahan bahan pustaka itu sendiri memiliki arti kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengolah dan mengembangkan semua jenis koleksi pustaka. Peran seorang pustakawan dalam kegiatan pengolahan bahan pustaka memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap keberhasilan penyelenggaraan sebuah perpustakaan.

Koleksi perpustakaan umum sudah tentu sangat beragam jenis koleksinya, baik dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah,dll maupun dalam bentuk non-cetak seperti CD, pengemasan informasi melalui media elektronik, apalagi jika dilihat dari segi fungsi-fungsi yang tertera di atas. Beragamnya koleksi karena penggunanyapun beragam dan digunakan untuk umum. Koleksi perpustakaan umum dituntut untuk lebih lengkap sesuai dengan pengertian, tugas, dan fungsinya (TUPOKSI) yang mana harus siap menyediakan dan melayani jasa informasi, termasuk mengelola dan menyebarkan informasinya kepada masyarakat umum.

Diantara sekian banyak koleksi di perpustakaan, baik yang tercetak seperti buku, dokumen, majalah, surat kabar, maupun koleksi terekam seperti rekaman suara (kaset), film, CD ROM, slide, dan video. Koleksi buku-buku teks merupakan koleksi yang paling banyak digunakan oleh pengguna perpustakaan. Oleh karena itu, buku teks merupakan koleksi yang paling penting dalam suatu perpustakaan, ini bisa dilihat dari tujuan utama para pengunjung perpustakaan hampir kesemuanya datang ke perpustakaan untuk mencari buku bacaan baik itu yang bersifat fiksi atau non fiksi.

Disamping pengolahan perpustakaan juga harus bisa memilih dan memilah informasi, sehingga informasi itu dapat berguna dan bermanfaat bagi maysarakat atau pengguna jasa perpustakaan. Sehingga informasi itu disampaikan kepada orang yang tepat, pada saat yang tepat, di waktu yang tepat.

Seleksi bahan pustaka merupakan tindakan awal di dalam pengadaan bahan pustaka yang akan menjadi koleksi perpustakaan. Pekerjaan menyeleksi bahan pustaka biasanya dilakukan oleh suatu tim atau kelompok yang dapat beranggotakan seorang subjek dan spesialis serta pustakawan. Mereka harus memiliki kemampuan dan skill yang matang, untuk mengetahui perkembangan subjek yang dicakup lembaga penaungnya. Tim seleksi ini juga harus memperhatikan usulan atau masukan dan saran dari pemakai perpustakaan, saran penerbit yang biasanya dimuat dalam pamplet atau selebaran, serta timbangan atau resensi yang biasanya dimuat di surat kabar.

1.2. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang/penjelasan di atas, supaya tidak melebar terlalu jauh dari pokok bahasan maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah tentang Pengembangan koleksi yaitu dengan cara Seleksi dan Akuisisi bahan koleksi perpustakaan, yang meliputi :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Seleksi dan Akuisisi.

2. Untuk Mengetahui Tujuan Seleksi dan Akuisisi.

3. Untuk Mengetahui Kriteria Seleksi dan Akuisisi.

4. Untuk Mengetahui Kebijakan Seleksi dan Akuisisi

5. Untuk Mengetahui Prinsip Seleksi dan Akuisisi

6. Untuk Mengetahui Penerapan Seleksi dan Akuisisi di Perpustakaan.

1.3 Kegunaan Penulisan

Tulisan makalah ini diharapkan bisa berguna bagi penulis dan bisa dijadikan masukan untuk pihak lain yang sekiranya bisa berguna sebagai rujukan untuk tulisan selanjutnya ataupun dalam penerapan teorinya. kegunaan yang bisa di ambil dari penulisan makalah ini yaitu memberikan pengalaman ilmiah bagi penulis dalam upaya menambah pengetahuan, serta untuk lebih memahami lagi tentang bagaimana membuat perencanaan pengembangan suatu perpustakaan, supaya nanti di dunia kerja bisa menerapkannya di sesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat bekerja, bila nanti bekerja di lembaga informasi/perpustakaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Seleksi dan Akuisisi

Menurut Sulistyo Basuki (1993) dalam buku pengantar ilmu peprustakaan bahwa Seleksi atau pemilihan buku adalah memilih buku untuk suatu perpustakaan. Dalam dunia kepustakawanan, seleksi atau pemilihan buku merupakan kegiatan yang paling penting.

Seleksi buku dilakukan oleh semua perpustakaan. Karena tergantung pada jenisnya, sistem pengadaan, hubungan dengan badan induk, serta peraturan lain yang mengikat, masing-masing perpustakaan mengalami berbagai persoalan dalam pemilihan buku.

Pekerjaan menyeleksi bahan pustaka biasanya dilakukan oleh suatu tim atau kelompok yang dapat beranggotakan seorang subjek dan spesialis dan pustakawan. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengetahui perkembangan subjek yang dicakup lembaga penaungnya. Tim seleksi ini juga harus memperhatikan usulan atau masukan dan saran dari pemakai perpustakaan, saran penerbit yang biasanya dimuat dalam pamplet atau selebaran, serta timbangan atau resensi yang biasanya dimuat di surat kabar.

Suatu perpustakaan yang baik biasanya mempunyai koleksi yang baik pula. Seperti di perpustakaan – perpustakaan yang sudah terkenal seleksi dan pengadaan bahan pustaka dikerjakan oleh seksi pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka yang sudah ahli dalam bidangnya. Penyeleksian di perpustakaan biasanya berdasarkan seleksi subjek dengan memilih judul buku-buku yang sesuai dengan kinerja para pemakai. Atau juga bisa disesuaikan dengan banyaknya perpmintaan para pengguna perpustakaan agar informasi yang mereka cari tersedia dan tidak usah repot-repot mencari ke perpustakaan lain misalkan suatu perpustakaan berada di lingkungan bisinis maka koleksi yang tersedia diperpustakaan itu kebanyakan buku-bukunya tentang bisnis atau suatu perpustakaan berada dilingkungan pendidikan atau sekolah maka jelas dan pasti bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan itu tentang buku-buku pendidikan dan buku-buku sekolah atau buku ilmu pengetahuan.

2.2. Tujuan Seleksi dan Akuisisi

Tujuan seleksi atau pemilihan buku antara lain mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai masa kini serta masa yang akan datang. Tujuan tersebut memang mulia namun banyak sekali kendala yang akan dihadapi dari pemilihan bahan pustaka tersebut misalkan pustakawan yang kurang berpengalaman atau wawasanyapun kurang sehingga didalam pemilihannyapun asal-asalan maka koleksi yang ada jadi tidak bermutu dan tidak terpakai oleh para pengguna sehingga banyak koleksi yang tidak di perlukan oleh pengguna, yang ada koleksi menumpuk di ruangan hanya menyesakan rak-rak tempat koleksi. Sehingga dengan adanya penyeleksian koleksi bisa mendapatkan sumber informasi diantaranya buku-buku yang pas atau sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

2.3. Kriteria seleksi dan Akuisisi

Didalam kriteria seleksi dan akuisisi terdapat dua (2) pemilihan dalam menyeleksi koleksi bahan pustaka diantaranya memilih bahan pustaka berdasarkan kualitas serta memilih bahan pustaka berdasarkan waktu (kemutakhiran).

2.3.1. Pemilihan Bahan Pustaka Berdasarkan Kualitas

Dalam pemilihan Bahan Pustaka berdasarkan kualitas ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh pustakawan khususnya, aspek-aspek tersebut antara lain :

Ø Aspek Tujuan

Bahan pustaka yang akan diadakan haruslah bertujuan memberikan informasi yang teliti dan mendalam tentang suatu topik bahasan dapat menjadi pedoman di dalam kehidupan masyarakat dapat memberikan informasi tentang perkembangan penting di dalam dan luar negeri, dapat menciptakan inspirasi dan inovasi baru, memperkenalkan ciptaan-ciptaan dan penemuan-penemuan baru yang perlu diketahui masyarakat guna memotivasi kreativitas masyarakat, dapat membantu meningkatkan nilai-nilai agama dan etika, dapat dipakai sebagai hiburan (rekreasi intelektual) tentang orang-orang terkenal baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Ø Aspek Mutu

Yang harus diperhatikan dalam mutu bahan pustaka yang akan diadakan adalah: memiliki kecakapan otoritas, kejujuran, dan kredibilitas pengarang dan penerbit, bahan pustaka termasuk dalam buku-buku terpilih dan terlaris. Jika pengarang adalah seorang pakar di bidangnya, maka karyanya dapat dimasukan ke dalam bahan pustaka yang akan diadakan, tinjauan/resensi buku yang dimuat dalam surat kabar/majalah.

Ø Aspek Isi

Dari aspek isi, bahan pustaka dapat berupa: karya asli, terjemahan atau saduran, cara penyajian dan pembahasan materi menarik.mengandung gagasan baru yang bersifat informatif, mengilhami ide-ide/kreasi baru, mutakhir, isi buku diperuntukan sesuai usia/golongan pemakai, dan mengemukakan nilai-nilai kemanusiaan.

Ø Aspek Bentuk dan Format Penyajian

Cara penyajian haruslah sistematis, singkat; jelas dan teratur, ilustrasi bagus, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik dan benar.

Ø Aspek Jenis Buku

Kualitas kertas baik, penjilidan yang kuat (hard cover), jenis huruf yang digunakan haruslah jelas dan terbaca.

Ø Aspek Kepengarangan

Pengarang mempunyai kualifikasi pendidikan dan pengalaman di bidang ilmu yang ditulisnya.

Ø Aspek Keberadaan Koleksi di Jajaran

Bahan pustaka yang akan dipilih haruslah disurvei dan dievaluasi terlebih dahulu. Bahan pustaka tersebut dapat ditetapkan sebagai pelengkap koleksi yang telah ada (jilid/seri), koleksi baru, koleksi pengganti karena rusak/hilang, koleksi tambahan karena banyaknya permintaan.

Ø Aspek Bahasa

Bahasa bahan pustaka yang digunakan pad a umumnya adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sedang bahasa aging lainnya adalah sebagai pelengkap.

Ø Aspek Harga Bahan Pustaka

Sebelum menentukan jumlah bahan pustaka yang akan diadakan, terlebih dahulu harus diketahui jumlah dana tersedia untuk tahun anggaran berjalan. Tim seleksi harus cermat dalam memilih subjek dan tingkat kualitas isi sarna dengan harga yang lebih murah.

2.3.2. Pemilihan Bahan Pustaka Berdasarkan Waktu

Bahan pustaka yang dipilih haruslah bahan pustaka yang terbaru, tidak ketinggalan jaman (kadaluarsa), edisi terbaru, dan belum dimiliki oleh Perpustakaan itu sendiri. Sehingga informasi yang ada tetap terjaga dan tetap UP-To Date atau selalu terbaru.

2.4. Kebijakan Seleksi dan Akuisisi

Untuk mencapai sasaran, perpustakaan perlu meletakkan dasar-dasar kebijakan (policy) pemilihan buku. Kebijakan ini diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efisien. Banyak pustakawan menganggap bahwa bila dana tersedia cukup banyak, kebijakan pemilihan buku tidak diperlukan. Anggapan ini keliru karena kebijakan pemilihan buku diperlukan baik tersedia dana maupun dana yang tersedia masih kurang.

Untuk membuat kebijakan pemilihan buku maka kebijakan tersebut harus mampu menjawab pertanyaan seperti berikut :

  1. Apakah sasaran khusus koleksi perpustakaan?
  2. Siapakah yang menyusun kebijakan pemilihan buku?
  3. Siapakah yang melaksanakan kebijakan pemilihan buku?
  4. Siapakah yang akan memilih buku?
  5. Siapakah yang akan mengambil keputusan terakhir dalam pemilihan buku?
  6. Apakah dasar alokasi dana bagi berbagai subjek? Siapakah yang memiliki kata akhir dalam hal ini?
  7. Bagaimana kriteria pemilihan berbagai jenis media?
  8. Bagaimanakah criteria penerimaan dan penolakan bagi buku sumbangan berupa hadiah? Bagaimana halnya dengan kebijakan pertukaran buku?
  9. Bagaimana prioritas pengadaan buku dalam kaitannya dengan dana yang tersedia?
  10. Buku apa saja yang perlu disiang?
  11. Bagaimana melayani minat dan subjek dari berbagai kelompok yang ada di perpustakaan?

Kebijakan pemilihan buku harus mencakup garis besar sedangkan pelaksanaan teknis diserahkan kepada pustakawan.

2.5. Prinsip Seleksi dan Akuisisi

Kegiatan Seleksi adalah kegiatan professional yang harus dilakukan oleh Bidang Akuisisi Perpustakaan. Untuk melakukan kegiatan tersebut paraselektor harus mengetahui prinsip dasar Seleksi bahan pustaka. Ketentuan tentang bagaimana melakukan seleksi, siapa yang berhak melakukan seleksi, alat Bantu seleksi apa yang digunakan, dan bahan pustaka apa saja yang akan ditambahkan untuk pengembangan koleksi, menjadi tanggung jawab pustakawan yang bertugas di Bidang akuisisi. Pada prinsipnya dalam proses pengembangan koleksi harus dibentuk suatu tim seleksi. Tujuan pembentukan tim adalah agar hasil seleksi tidak biasa terhadap selektor. Tim seleksi terdiri dari:

A. Pustakawan senior yang menguasai bahasa asing, minimal bahasa Inggris pasif,

B. Spesialis subjek dari bidang terkait,

C. Anggota lain yang ditunjuk. Anggota tim seleksi harus mengetahui persyaratan memilih bahan pustaka, yang mencakup:

1. Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, dan memahami dunia penerbitan,

khususnya mengenai spesialisasi penerbit, standar, dan hasil terbitan,

2. Menguasai dan mampu menggunakan berbagai macam alat bantu seleksi.

3. Mengetahui latar belakang kebutuhan pemakai Perpustakaan.

4. Memahami tujuan dan fungsi Perpustakaan., serta

5. Mampu mengatasi berbagai kendala yang mungkin terjadi selama proses pengadaan bahan pustaka.

2.6. Penerapan Seleksi dan Akuisisi di Perpustakaan

Dengan adanya seleksi akuisisi ini diharapkan perpustakaan dapat memberikan informasi yang bermutu dan berkualitas terhadap para penggunanya, dengan seleksi sebagai acuan atau patokan terhadap keberhasilan perpustakaan itu sendiri.

Keberhasilan suatu perpustakaan diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemempuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi masyarakat sekelilingnya. Untuk itu sebuah perpustakaan dari segi fisiknya memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan perpaduan aspek lokasi gedung ruangan dan koleksi bahan pustaka agar serasi, selaras dan seimbang dengan baik. Tidak boleh terjadi alur kerja terhambat karena masalah ruang. Ini berarti bahwa petugas perpustakaan harus dapat mengatur ruang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini sangat penting bagi perpustakaan untuk lebih meningkatkan pengguna datang dalam mencari informasi. Dengan adanya kegiatan seleksi adan akuisisi maka perpustakaan yang tadinya hanya kumpulan informasi yang lama dan bahkan tidak berguna menjadi perpustakaan yang up-to date dan informasinyapun bisa terus-menerus baru. Maka dari itu kegiatan seleksi dan akuisisi sangat penting perananya dalam suatu perpustakaan. Di samping itu pustakawan juga sangat menunjang dalam menyeleksi buku-buku yang di anggap penting dan yang tidak di anggap penting. Oleh karena itu, suatu perpustakaan harus memiliki sumber daya manusia yang berpotensial karena sangat mendukung sekali terhadap kemajuan perpustakaan itu sendiri.

Penerapan seleksi dan akuisisi didalam perpustakaan antara lain :

  1. Bisa meningkatkan kualitas sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan itu sendiri.
  2. Memilih dam memilah sumber informasi berupa buku agar informasi yang di dapatkan dari informasi buku tersebut bisa lebih bermanfaat yang digunakan oleh pengguna perpustakaan.
  3. Mendapatkan informasi yang akurat untuk diberikan kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat dan pada saat yang tepat.
  4. Dengan adanya kegiatan seleksi dan akuisisi perpustakaan bisa meminimalisir koleksi yang ada sehingga sumber informasi yang sudah tidak terpakai bisa disimpan atau disumbangkan ke perpustakaan lain.
  5. Pengguna perpustakaan bisa mendapatkan informasi yang di carinya dengan cepat tanpa memerlukan waktu yang banyak.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian di atas maka di dapat beberapa kesimpulan yang mencakup dari isi makalah ini diantaranya sebagai berikut :

1. Seleksi atau pemilihan buku adalah memilih buku untuk suatu perpustakaan. Dalam dunia kepustakawanan, seleksi atau pemilihan buku merupakan kegiatan yang paling penting. Seleksi dan Akuisisi dilakukan oleh seksi pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka dengan memperhatikan masukan dari para pengguna perpustakaan, kemudian memilih buku yang diinginkan di katalog penerbit. Pengadaan dilakukan dengan pemesanan ke gramedia atau ke para penerbit lainnya, dengan pembayaran pada waktu tiap awal bulan yang bisa di ambil di biro keuangan.

2. Tujuan seleksi atau pemilihan buku antara lain mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntutan pemakai masa kini serta masa yang akan datang. Kegiatan seleksi dan akuisisi sangat penting dilakukan oleh suatu perpustakaan guna menjaga informasinya agar tetap up to date.

3. Dalam kriteria seleksi dan akuisisi terdapat dua (2) pemilihan dalam menyeleksi koleksi bahan pustaka diantaranya memilih bahan pustaka berdasarkan kualitas serta memilih bahan pustaka berdasarkan waktu (kemutakhiran) dengan tidak menghilangkan aspek-aspek atau poin-poin yang tertulis di atas. Disamping itu juga Peranan pustakawan sangat menentukan sekali dalam kegiatan seleksi dan akuisisi ini sehingga koleksi-koleksi yang ada bisa terus di gunakan oleh pengguna perpustakaan tersebut.

4. Untuk mencapai sasaran, perpustakaan perlu meletakkan dasar-dasar kebijakan (policy) pemilihan buku. Kebijakan ini diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efisien. Banyak pustakawan menganggap bahwa bila dana tersedia cukup banyak, kebijakan pemilihan buku tidak diperlukan. Anggapan ini keliru karena kebijakan pemilihan buku diperlukan baik tersedia dana maupun dana yang tersedia masih kurang.

5. Pada prinsipnya dalam proses pengembangan koleksi harus dibentuk suatu tim seleksi dengan tidak mengurangi komunikasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait misalkan kita melakukan kerjasama dengan perpustakaan lain yang ada di lokasi yang terdekat atau melakukan studi banding dengan perpustakaan yang lebih maju di bandingkan dengan perpustakaan yang kita olah. Tujuan pembentukan tim ini antara lain adalah agar hasil seleksi benar-benar maksimal serta bisa berguna bagi pemakai perpustakaan tersebut.

6. Dengan adanya seleksi akuisisi ini diharapkan perpustakaan dapat memberikan informasi yang bermutu dan berkualitas terhadap para penggunanya, dengan seleksi sebagai acuan atau patokan terhadap keberhasilan perpustakaan itu sendiri. Keberhasilan suatu perpustakaan diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemempuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi masyarakat sekelilingnya. Untuk itu sebuah perpustakaan dari segi fisiknya memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan perpaduan aspek lokasi gedung ruangan dan koleksi bahan pustaka agar serasi, selaras dan seimbang dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia. Jakarta.

Basuki, Sulistyo. 1994. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Kamil, Harkrisyati. 2004. Pemberdayaan layanan perpustakaan di Indonesia dalam mendukung Good Govermance. http://www. Forum-inovasi.or.id/jurnal/

--------IPB Press, 2005. Perkembangan Perpustakaan di Indonesia. Bogor.

www.pnri.go.id/uploaded_files/pdf/manuals_and_standards/manuals/normal/2004130105629.pdf+makalah+seleksi+akuisisi+perpustakaan&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id. (14-Desember 2007) (1:1:44.PM).

Jumat, 23 Januari 2009

TEKNOLOGI INFORMASI PERAN DAN FUNGSINYA

Pendahuluan

Makalah ini ditulis sebagai bahan ceramah dalam acara "Forum Komunikasi D-III Perpustakaan Fisipol UGM" yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pustakawan profesional dalam era informasi, pada hari Sabtu 20 September 1997, di Ruang Seminar Fisispol UGM. Mengacu pada tujuan tersebut, makalah ini disusun dari dua arah. Pertama, sekilas mengkaji kegiatan pelayanan perpustakaan; kedua, membahas perkembangan teknologi informasi; dan ketiga mempertemukan tuntutan pelayanan perpustakaan yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Dalam makalah ini, istilah teknologi informasi diartikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

Sekilas Kegiatan Pelayanan Perpustakaan

Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan.
2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label, dan katalogosasi.
3. Pemberian layanan: antara lain, penempatan pustaka di rak, pengeluaran pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula: mencarikan pustaka atas permintaan pengguna layanan.
4. Pemeliharaan pustaka: perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM).

Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana-prasarana yang diperlukan untuk kegiatan penggunaan layanan perpustakaan.

Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

* Mencari pustaka: mencari dari katalog, menelusuri rak-rak buku.
* Membaca/memanfaatkan pustaka (di ruang perpustakaan)
* Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)

Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya atau mengfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta bantuan staf perpustakaan untuk mencari pustaka.

Pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain: buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain: berkas elektronis di disk, CD, internet) dan media foto/slide.

Perkembangan Teknologi Informasi

Seperti dijelaskan di atas, teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi data. Teknologi komputer, secara umum, dapat dikatakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari:

1. Peralatan pemasukan data (input): antara lain, keyboard, bar code scanner
2. Peralatan pengolahan data (processor): CPU (Central Processing Unit)
3. Peralatan penampilan keluaran data (output): layar/monitor, pencetak/printer
4. Penyimpanan data (storage): disket, hardisk, CD.

Kemajuan teknologi perangkat keras cenderung menuju pengecilan ukuran perangkat keras, tetapi dibarengi oleh peningkatan kecepatan pengolahan dan penampilan data serta pelipatgandaan kapasitas penyimpanan. Selain itu, harga semakin relatif lebih murah.

Untuk mengendalikan perangkat keras diperlukan perangkat lunak. Secara umum, perangkat lunak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang pertama: kelompok aplikasi umum, dan yang kedua: aplikasi khusus. Aplikasi umum digunakan oleh "semua" kegiatan, antara lain meliputi:

1. Perangkat lunak pengolah kata (word processor): untuk menyusun dokumen tertulis/naratif.
2. Perangkat lunak pengolah angka (spreadsheet): untuk melakukan perhitungan dan membuat grafik dari hitungan.
3. Perangkat luank pengolah data (database): untuk melakukan pemasukan, pengolahan, pengorganisasian, penyimpanan dan pengambilan kembali data, secara cepat dan akurat.
4. Perangkat lunak pengolah gambar: untuk membuat gambar dan mengolah foto menjadi gambar elektronis yang mudah diubah-ubah.
5. Perangkat lunak presentasi multimedia.

Selain aplikasi yang umum, banyak terdapat pula aplikasi yang khusus dibuat untuk kegiatan tertentu, misal: perangkat lunak sirkulasi pustaka.

Data kepustakaan pada saat ini dapat diakses dari jarak jauh lewat kabel atau udarra (gelombang radio) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan berbekal komputer dan modem serta sambungan telpon, seseorang dapat menelusuri kepustakaan besar di dunia dari jarak jauh (dengan fasilitas internet). Akses dengan teknologi komunikasi semakin cepat dan berkapasitas semakin besar yang memungkinkan pengiriman gambar secara multi media dan interaktif.

Pelayanan Perpustakaan didukung Kemajuan Teknologi Informasi

Seperti dijelaskan dimuka, kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Pada kedua sisi dibahas pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung tiap kegiatan.

Dari sisi penyedia layanan, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan bahan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian / pengumpulan

Pencarian informasi pustaka yang dijual oleh penerbit di dunia dapat dilakukan lewat akses internet; demikian juga, pemesanan maupun pembelian/pembayarannya dapat dilakukan lewat internet.
2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label dan katalogisasi

Penyiapan pustaka dapat lebih lancar dan terintegrasi dengan memanfaatkan perangkat lunak umum (olah kata dan olah angka) maupun dengan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk mendukung pengolahan pustaka.
3. Pemberian layanan

Pemberial layanan sirkulasi dan pencarian pustaka dapat didukung oleh suatu sistem informasi yang khusus dibuat untuk itu.
4. Pemeliharaan pustaka

Penyimpanan pustaka dari bentuk buku ke dalam media berupa CD dapat dilakukan dengan teknologi komputer.

Dalam era informasi, perpustakaan perlu mempunyai ruang-ruang komputer yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi data (LAN dan akses internet) serta CD-ROM berisi informasi pustaka.

Dari sisi pengguna layanan, kemajuan teknologi informasi perlu dimanfaatkan untuk mendukung beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pencarian pustaka lewat katalog dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem informasi perpustakaan
2. Pembacaan/pemanfaatan pustaka (di ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan terhadap media cetak tetapi juga terhadap media elektronis (CD-ROM), disket, hardisk) dengan bantuan sistem komputer dan teknologi komunikasi data. Dengan memanfaatkan akses jarak jauh (LAN, WAN, Internet), pengguna layanan perpustakaan tidak harus berada dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada dimanapun untuk membaca/memanfaatkan layanan perpustakaan (situasi ini biasa disebut sebagai virtual library- lihat Smith dkk, 1995).
3. Peminjaman pustaka di era informasi tidak lagi dibatasi oleh koleksi perpustakaan setempat, tapi mendunia (karena pustaka berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini disebut sebagai library without walls.

Untuk menyalin isi pustaka elektronis (CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke disket milik pengguna.

Penutup: Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Perpustakaan di UGM di masa depan

Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam layanan perpustakaan untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh pengguna dari manapun.

Selain keuntungan dari teknologi informasi di atas, beberapa hal masih perlu mendapat perhatian kita di UGM, antara lain:

1. Keterbatasan ketersediaan data untuk pengadaan perangkat teknologi informasi;
2. Kebiasaan membaca dikalangan kita yang belum tinggi;
3. Peran fakultas yang masih kuat (desentralisasi).

Faktor-faktor di atas, mendorong Dewan Pembina Perpustakaan (DPP) UGM (dalam draft Rencana Strategis Pelayanan Perpustakaan di UGM,1997) untuk mengusulkan suatu sistem pelayanan berklaster (cluster). Dalam sistem ini, diusulkan di UGM akan ada satu perpustakaan utama (research library) dan lima perpustakaan klaster (terdiri dari klaster-klaster: ilmu-ilmu Alam dan Matematika, Ilmu-ilmu Teknik, Ilmu-ilmu Kesehatan, Ilmu-ilmu Pertanian, dan Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora). Keenam perpustakaan ini akan dihubungkan oleh jaringan komunikasi data internal UGM (intranet) dan dunia (internet). Setiap perpustakaan klaster ditempatkan mendekati fakultas-fakultas yang dilayani (mendekati pengguna). Tiap perpustakaan klaster juga dilengkapi dengan ruang-ruang komputer, kantin, toko alat tulis/buku/fotokopi, dan ruang wadah kegiatan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan tiap perpustakaan klaster akan dapat menjadi pusat-pusat kegiatan mahasiswa dalam stidu di Universitas. Dalam sistem pelayanan klaster ini, dengan memanfaatkan teknologi informasi, tiap penguna suatu perpustakaan klaster dapat mengakses koleksi perpustakaan klaster lainnya secara elaktronis.

Dengan pelayanan terintegrasi lintas fakultas dan lintas klaster ini diharapkan interaksi antar ilmu makin kuat yang akan memberikan suasana lebih baik bagi suburnya pendidikan S2 dan S3 (untuk menuju Visi UGM yang akan lebih mendorong tumbuh-pesatnya pendidikan S2 dan S3 di UGM). Visi UGM lainnya untuk mewujudkan UGM menjadi "research university" didukung oleh pemfungsian Perpustakaan Utama (yang saat ini berupa Perpustakaan Pusat) sebagai perpustakaan penelitian (research library) yang mengkoleksi hasil-hasil penelitian dari pusat-pusat studi maupun dari lembaga-lembaga penelitian lainnya dan dokumen terbitan pemerintah.
Pendahuluan

Makalah ini ditulis sebagai bahan ceramah dalam acara "Forum Komunikasi D-III Perpustakaan Fisipol UGM" yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pustakawan profesional dalam era informasi, pada hari Sabtu 20 September 1997, di Ruang Seminar Fisispol UGM. Mengacu pada tujuan tersebut, makalah ini disusun dari dua arah. Pertama, sekilas mengkaji kegiatan pelayanan perpustakaan; kedua, membahas perkembangan teknologi informasi; dan ketiga mempertemukan tuntutan pelayanan perpustakaan yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Dalam makalah ini, istilah teknologi informasi diartikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

Sekilas Kegiatan Pelayanan Perpustakaan

Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan.
2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label, dan katalogosasi.
3. Pemberian layanan: antara lain, penempatan pustaka di rak, pengeluaran pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula: mencarikan pustaka atas permintaan pengguna layanan.
4. Pemeliharaan pustaka: perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM).

Selain itu, penyedia layanan juga menyediakan ruang beserta sarana-prasarana yang diperlukan untuk kegiatan penggunaan layanan perpustakaan.

Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

* Mencari pustaka: mencari dari katalog, menelusuri rak-rak buku.
* Membaca/memanfaatkan pustaka (di ruang perpustakaan)
* Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)

Seringkali pengguna layanan juga melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya atau mengfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta bantuan staf perpustakaan untuk mencari pustaka.

Pustaka yang dimaksud di atas meliputi media cetak (antara lain: buku, majalah, surat kabar), media elektronis (antara lain: berkas elektronis di disk, CD, internet) dan media foto/slide.

Perkembangan Teknologi Informasi

Seperti dijelaskan di atas, teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi data. Teknologi komputer, secara umum, dapat dikatakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari:

1. Peralatan pemasukan data (input): antara lain, keyboard, bar code scanner
2. Peralatan pengolahan data (processor): CPU (Central Processing Unit)
3. Peralatan penampilan keluaran data (output): layar/monitor, pencetak/printer
4. Penyimpanan data (storage): disket, hardisk, CD.

Kemajuan teknologi perangkat keras cenderung menuju pengecilan ukuran perangkat keras, tetapi dibarengi oleh peningkatan kecepatan pengolahan dan penampilan data serta pelipatgandaan kapasitas penyimpanan. Selain itu, harga semakin relatif lebih murah.

Untuk mengendalikan perangkat keras diperlukan perangkat lunak. Secara umum, perangkat lunak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang pertama: kelompok aplikasi umum, dan yang kedua: aplikasi khusus. Aplikasi umum digunakan oleh "semua" kegiatan, antara lain meliputi:

1. Perangkat lunak pengolah kata (word processor): untuk menyusun dokumen tertulis/naratif.
2. Perangkat lunak pengolah angka (spreadsheet): untuk melakukan perhitungan dan membuat grafik dari hitungan.
3. Perangkat luank pengolah data (database): untuk melakukan pemasukan, pengolahan, pengorganisasian, penyimpanan dan pengambilan kembali data, secara cepat dan akurat.
4. Perangkat lunak pengolah gambar: untuk membuat gambar dan mengolah foto menjadi gambar elektronis yang mudah diubah-ubah.
5. Perangkat lunak presentasi multimedia.

Selain aplikasi yang umum, banyak terdapat pula aplikasi yang khusus dibuat untuk kegiatan tertentu, misal: perangkat lunak sirkulasi pustaka.

Data kepustakaan pada saat ini dapat diakses dari jarak jauh lewat kabel atau udarra (gelombang radio) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan berbekal komputer dan modem serta sambungan telpon, seseorang dapat menelusuri kepustakaan besar di dunia dari jarak jauh (dengan fasilitas internet). Akses dengan teknologi komunikasi semakin cepat dan berkapasitas semakin besar yang memungkinkan pengiriman gambar secara multi media dan interaktif.

Pelayanan Perpustakaan didukung Kemajuan Teknologi Informasi

Seperti dijelaskan dimuka, kegiatan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai layanan. Pada kedua sisi dibahas pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung tiap kegiatan.

Dari sisi penyedia layanan, pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:

1. Pengadaan bahan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian / pengumpulan

Pencarian informasi pustaka yang dijual oleh penerbit di dunia dapat dilakukan lewat akses internet; demikian juga, pemesanan maupun pembelian/pembayarannya dapat dilakukan lewat internet.
2. Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label dan katalogisasi

Penyiapan pustaka dapat lebih lancar dan terintegrasi dengan memanfaatkan perangkat lunak umum (olah kata dan olah angka) maupun dengan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk mendukung pengolahan pustaka.
3. Pemberian layanan

Pemberial layanan sirkulasi dan pencarian pustaka dapat didukung oleh suatu sistem informasi yang khusus dibuat untuk itu.
4. Pemeliharaan pustaka

Penyimpanan pustaka dari bentuk buku ke dalam media berupa CD dapat dilakukan dengan teknologi komputer.

Dalam era informasi, perpustakaan perlu mempunyai ruang-ruang komputer yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi data (LAN dan akses internet) serta CD-ROM berisi informasi pustaka.

Dari sisi pengguna layanan, kemajuan teknologi informasi perlu dimanfaatkan untuk mendukung beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pencarian pustaka lewat katalog dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem informasi perpustakaan
2. Pembacaan/pemanfaatan pustaka (di ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan terhadap media cetak tetapi juga terhadap media elektronis (CD-ROM), disket, hardisk) dengan bantuan sistem komputer dan teknologi komunikasi data. Dengan memanfaatkan akses jarak jauh (LAN, WAN, Internet), pengguna layanan perpustakaan tidak harus berada dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada dimanapun untuk membaca/memanfaatkan layanan perpustakaan (situasi ini biasa disebut sebagai virtual library- lihat Smith dkk, 1995).
3. Peminjaman pustaka di era informasi tidak lagi dibatasi oleh koleksi perpustakaan setempat, tapi mendunia (karena pustaka berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini disebut sebagai library without walls.

Untuk menyalin isi pustaka elektronis (CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke disket milik pengguna.

Penutup: Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Perpustakaan di UGM di masa depan

Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam layanan perpustakaan untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh pengguna dari manapun.

Selain keuntungan dari teknologi informasi di atas, beberapa hal masih perlu mendapat perhatian kita di UGM, antara lain:

1. Keterbatasan ketersediaan data untuk pengadaan perangkat teknologi informasi;
2. Kebiasaan membaca dikalangan kita yang belum tinggi;
3. Peran fakultas yang masih kuat (desentralisasi).

Faktor-faktor di atas, mendorong Dewan Pembina Perpustakaan (DPP) UGM (dalam draft Rencana Strategis Pelayanan Perpustakaan di UGM,1997) untuk mengusulkan suatu sistem pelayanan berklaster (cluster). Dalam sistem ini, diusulkan di UGM akan ada satu perpustakaan utama (research library) dan lima perpustakaan klaster (terdiri dari klaster-klaster: ilmu-ilmu Alam dan Matematika, Ilmu-ilmu Teknik, Ilmu-ilmu Kesehatan, Ilmu-ilmu Pertanian, dan Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora). Keenam perpustakaan ini akan dihubungkan oleh jaringan komunikasi data internal UGM (intranet) dan dunia (internet). Setiap perpustakaan klaster ditempatkan mendekati fakultas-fakultas yang dilayani (mendekati pengguna). Tiap perpustakaan klaster juga dilengkapi dengan ruang-ruang komputer, kantin, toko alat tulis/buku/fotokopi, dan ruang wadah kegiatan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan tiap perpustakaan klaster akan dapat menjadi pusat-pusat kegiatan mahasiswa dalam stidu di Universitas. Dalam sistem pelayanan klaster ini, dengan memanfaatkan teknologi informasi, tiap penguna suatu perpustakaan klaster dapat mengakses koleksi perpustakaan klaster lainnya secara elaktronis.

Dengan pelayanan terintegrasi lintas fakultas dan lintas klaster ini diharapkan interaksi antar ilmu makin kuat yang akan memberikan suasana lebih baik bagi suburnya pendidikan S2 dan S3 (untuk menuju Visi UGM yang akan lebih mendorong tumbuh-pesatnya pendidikan S2 dan S3 di UGM). Visi UGM lainnya untuk mewujudkan UGM menjadi "research university" didukung oleh pemfungsian Perpustakaan Utama (yang saat ini berupa Perpustakaan Pusat) sebagai perpustakaan penelitian (research library) yang mengkoleksi hasil-hasil penelitian dari pusat-pusat studi maupun dari lembaga-lembaga penelitian lainnya dan dokumen terbitan pemerintah.

perpustakaan digital

Teknologi Informasi untuk Perpustakaan Sekolah

Kenyataan bahwa pada era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (Information and Communication Teclznology) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global oleh kita karena itu setiap institusi termasuk perpustakaan berlomba untuk mengintegrasikan “ICT” guna membangun dan memberdayakan civitas akademikanya berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global. Dalam menyikapi perkembangan ICT pada era informasi tahun ini, Perpustakaan berbasis teknologi informasi (komputerisasi) sangat di butuhkan.. Keberadaan perpustakaan berbasis komputerisasi dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan proses layanan pada pengguna perpustakaan sehingga dapat memperlancar proses belajar-mengajar di lingkungan Sekolah. Selain itu sistem ini dapat membantu manajemen perpustakaan serta dapat meningkatkan Efektifitas dan efisiensi penatalaksanaan perpustakaan

Pustakawan berpotensi menjadi seorang manajer informasi. Peranan baru itu mensyaratkan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan dan kemampuan. Dengan begitu, mereka dapat mengakses dan menyebarkan informasi berbantuan komputer dan teknologi telekomunikasi dari perpustakaannya. Salah satu pendekatan yang sangat mungkin dilakukan dalam hal ini ialah dengan memanfaatkan teknologi internet. Pustakawan secara proaktif dapat memperkenalkan perpustakaannya ke lingkungan sekolah, bisnis, institusi, akademis dan masyarakat seluas-luasnya melalui situs web.

Sekarang bukan jamannya lagi mencari-cari buku dari katalog kusam di perpustakaan. Peran Teknologi Informasi (TI) telah banyak digunakan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan menemukan buku favoritnya. Dengan hanya mengetik judul buku atau nama pengarang pada layar komputer, informasi mengenai posisi serta keberadaan buku yang kita cari pun akan segera tersaji di layar komputer.

Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatisl terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada.

Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi.

1.Komputer
Komputer diperlukan untuk menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Perangkat komputer ini akan digunakan untuk menyimpan data koleksi buku data anggota perpustakaan, dan OPAC (Online Public Accses Catalogue). Dengan OPAC, para pelanggan perpustakaan bisa mencari informasi koleksi buku yang mereka butuhkan tanpa harus mencari secara langsung. Komputer itu juga bisa dikoneksikan ke internet. Kemudian setelah mempunyai koleksi digital, maka kita memerlukan pula komputer yang mempunyai performa yang cukup tinggi sebagai sarana untuk menyimpan serta melayani pengguna dalam mengakses koleksi. Sebuah komputer dengan processor pentium 4 dengan hard disk sebesar 40 giga, memory 256 Mega bytes adalah spesifikasi komputer minimal.
2. Internet
Di antara manfaat internet untuk pengelolaan perpustakaan adalah sebagai peranti untuk mengakses informasi multimedia dari internet, serta sebagai sarana telekomunikasi dan distribusi informasi. Koneksi internet juga bisa dimanfaatkan untuk membuat homepage perpustakaan, yang bisa digunakan untuk menyebarluaskan katalog dan informasi.Kecepatan jaringan yang diperlukan jaringan intranet (layanan lokal) maupun internet (layanan global) adalah Jaringan 100 Mbps mutlak diperlukan untuk jaringan intranet, dan koneksi internet minimal 128 Kbps untuk layanan internet.


3.Software
Untuk mempermudah penyajian informasi, diperlukan software khusus untuk mendukung pelayanan perpustakaan. Ada beberapa jenis software yang umum digunakan di perpustakaan berbasis IT baik yang berbasis offline maupun online (open source), di antaranya Athenaeum Light, Freelib dan Senayan Open Source Library Management System.
AthenaeumLight
Kata Athenaeum diambil dari bahasa Yunani, yang artinya perpustakaan atau reading room. Nama ini digunakan oleh Sumware Consulting NZ untuk nama produk perangkat lunak ‘gratisan’ yang mereka buat. Atheaneum Light 8.5.vi merupakan versi modifikasi dari Athenaeum Light 6.0. yang telah melalui proses konversi menggunakan Filemaker 8.5 dengan kemampuan lebih baik, robust serta mampu mengelola data hingga 8 Tera byte. Athenaeum Light 8.5 ini hanya dapat bekerja pada OS Windows XP dan 2000 service pack 4, dengan processor minimal Pentium 3 atau lebih tinggi.
Dengan software ini para pustakawan akan sangat terbantu dalam pengelolaan perpustakaan, dari proses katalog, input daftar anggota, OPAC, peminjaman, pengembalian, informasi, serta klasifikasi koleksi buku. Pengelola perpustakaan pun tak perlu lagi repot membuat barcode, karena secara otomatis, barcode akan muncul saat pengklasifikasian buku.

Freelib
Freelib merupakan singkatan dari Freedom Library yang diambil dari nama Perpustakaan Freedom, yang pertama kali menerapkan aplikasi software ini. Sampai saat ini, Freelib sudah menginjak versi 3.0.2 untuk aplikasi katalog, manajemen versi 1.0.2 sedangkan untuk Linux versi 0.0.4. Spesifikasi hardware yang direkomendasikan minimal pentium 3, 600 Mhz dengan memori 64 Mb. Untuk versi Linux, spesifikasi hardware yang dianjurkan lebih tinggi, minimal pentium 4 dengan memori minimal 128Mb

Senayan Open Source Library Management System

Senayan Open Source Library Management System merupakan Software perpustakaan buatan Pusat dan Informasi dan Humas Depdiknas dapat di peroleh secara gratis, Kriteria komputer yang disarankan Pentium III class processor 256 MB, RAM Standard VGA with 16-Bit color support, Optional tampilan yang ada di software ini adalah menu peminjaman, pengembalian, penelusuran, anggota, laporan, cover buku. Pada system sirkulasi peminjaman buku mengggunakan Barcodes reader untuk scan barcode dengan ini memudahkan pustakawan. Dapat berjalan pada windows XP, Vista dan Linux.

Selain Athenaeum Light dan Freelib, Senayan Open Source Library Management System masih ada banyak software lain seperti CDS/ISIS, Open Biblio, IBRA, LIBRA, SIMPEL, Chyprus, dan lain lain. Rata rata program itu merupakan open source dan dibuat secara khusus untuk perpustakaan.

Penerapan perpustakaan berbasis teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan proses layanan pada pengguna perpustakaan, sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar di lingkungan sekolah. Selain itu sistem ini dapat membantu manajemen perpustakaan serta dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengoperasional perpustakaan.

Kemudahan yang ditawarkan teknologi itu harus dimbangi dengan meningkatnya sumber daya manusia (SDM) para pustakawan. Mereka harus memahami dan dapat mengaplikasikan segala kemajuan teknologi itu untuk kepentingan perpustakaan. Karena akan sia-sia saja program-program itu diciptakan, jika tidak dimanfaatkan.