StatCounter

View My Stats

Selasa, 14 Juli 2009

koleksi Referensi

Pada umumnya koleksi perpustakaan ditinjau dari isinya terdiri dari dua jenis, yaitu koleksi sirkulasi (buku teks yang biasa dipinjamkan) dan koleksi referensi (koleksi rujukan). Dalam memanfaatkan perpustakaan yang harus diketahui dan dipamahi oleh para pengguna adalah memahami masing-masing fungsi dari jenis koleksi tersebut agar dalam mencari informasi di perpustakaan berjalan efektif dan efisien.



Koleksi sirkulasi (buku teks) umumnya merupakan buku-buku ajar dimana setiap babnya merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan pokok bahasannya. Sehingga dalam pemanfaatannya biasanya harus dibaca secara keseluruhan.

Berbeda dengan koleksi referensi, koleksi ini merupakan koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu. Informasi ini bersifat menyeluruh dalam lingkupnya; uraiannya padat, fungsinya memudahkan penemuan informasi dengan cepat, tepat dan benar. Koleksi ini disusun dengan sistem tertentu: sistem alfabetis (kamus, ensiklopedi), sistem kronologis (ikhtisar), sistem tabel (statistik), sistem wialayah (atlas, peta), sistem golongan-golongan (bibliografi, handbook, almanak) (Lasa, 1990: 70).



Jenis Koleksi Referensi:

1. Kamus

2. Ensiklopedi

3. Buku Pegangan (handbook)

4. Almanak

5. Direktori

6. Biografi

7. Bibliografi

8. Indeks dan Abstrak

9. Sumber Geografi



u
Kamus

merupakan daftar kata yang disusun urut abjad/alfabetis disertai artinya. Kadang-kadang diberikan lawan kata, asal kata, kesamaaan kata.

Jenis kamus:

Monolingual: kamus yang terdiri dari satu bahsa, misal Kamus Umum Bahasa Indonesia

Bilingual: Kamus yang memuat dua bahasa, artinya kata-kata yang disusun diartikan oleh bahasa yang berbeda, misal: Kamus Inggris - Indonesia

Poliglot: Kamus yang terdiri dari tiga bahasa atau lebih, misal: Kamus Teknik Inggris, Belanda, Indonesia

u
Ensiklopedi

merupakan daftar subyek tentang berbagai macam bidang yang disusun alfabetis, disertai uraian, sejarah, latar belakang masalah dsb.

Untuk menjaga otoritas suatu ensiklopedi dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan itu cepat sekali, maka tiap tahun diterbitkan buku tambahan (suplemen).

Contoh: Encyclopedia of Brittanica, Encyclopedia of Religion








u
Buku Pegangan

merupakan koleksi referensi yang memuat bunga rampai informasi yang dipusatkan pada pokok bahasan atau subyek tertentu yang dipergunakan sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu.

Contoh: Public Relations's handbook





u
Almanak

merupakan buku tahunan yang memuat informasi tentang kejadian dan perkembangan berbagai hal yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, biasanya berisi juga data statistik.

u
Direktori

yaitu daftar nama orang dan/ atau organisasi dalam bidang tertentu yang disusun sistematis. Ada yang disusun alfabetis, ada pula yang disusun menurut golongan ilmu pengetahuan. Biasanya disertai juga alamat, organisasi/orang dalam bidang tertentu, jumlah staf, jenis kegiatan dsb. Direktori berguna bagi lembaga, kantor yang sering ingin mengadakan komunikasi dan kerjasama dalam bidang tertentu.







u
Biografi

koleksi referensi yang memuat informasi mengenai tanggal lahir dan atau mati seseorang, juga mengenai kualifikasi, kedudukan, kegiatan , alamat juga riwayat hidup dll.





u
Bibliografi

merupakan koleksi referensi yang berupa daftar buku dari bidang ilmu tertentu yang disusun secara sistematis pengarang, periode waktu tertentu, subyek , dsb. Bibliografi sendiri tidak memuat isi subyek tetapi hanya merupakan daftar.





u
Indeks & Abstrak

Indeks: daftar yang disusun secara secara sistematis yang bisa memberikan informasi tentang sesuatu hal dan memungkinkannya untuk diikuti

Abstrak: ringakasan atau sari karangan dari suatu penerbitan atau artikel disertai sekedar gambaran bibliografi untuk memungkinkan artikel atau penerbitan itu dapat diikuti.







u
Sumber Geografi

koleksi refrensi yang khusus memuat informasi geografis yang penyajiannya berupa atlas, map, globe, kamus ilmu bumi.

Senin, 13 Juli 2009

Inovasi Pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Inovasi Pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi
By intanghina
Di Postkan Oleh : Wanto

Inovasi Pustakawan

Rutinitas kerja di perpustakaan kadang kala memunculkan rasa jenuh, apalagi yang dikerjakannya hanya satu garapan saja, misalnya hanya memberikan layanan sirkulasi, atau terus menerus bekerja di bagian pengolahan. Hal tersebut tentunya menimbulkan kebosanan/rasa jenuh.

Untuk menghilangkan kejenuhan bekerja ada banyak cara, baik dengan kebijakan rotasi, mutasi atau memberikan rekreasi bagi pustakawan. Dan satu hal yang sebaiknya sering dilakukan oleh pustakawan adalah membuat suatu inovasi. Inovasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2002) adalah pengenalan hal-hal yang baru (pembaharuan). Inovasi dilakukan berdasarkan pengalaman dan kajian di perpustakaan. Ada banyak cara untuk melakukan inovasi di perpustakaan, hal ini sangat tergantung dari kondisi perpustakaan yang bersangkutan. Adapun beberapa contoh inovasi yang pernah dilakukan di perpustakaan antara lain:

1. Membuat Sistem Informasi Perpustakaan. Masih banyak perpustakaan perguruan tinggi yang belum memiliki sistem informasi perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan dapat melakukan inovasi merancang sistem informasi dengan cara bekerjasama dengan pihak lain, baik pembuat software bila memiliki dana yang cukup, mencari software free perpustakaan, atau memanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang sistem informasi di perpustakaan.
2. Informasi Terseleksi. Mengapa informasi terseleksi saya sebut inovasi, karena di perpustakaan begitu banyak informasi tersedia, namun ada beberapa informasi yang sangat dibutuhkan oleh clien, tergantung dari kebutuhannya. Salah satu contoh yang pernah dilakukan adalah mengumpulkan informasi tentang Audit Sumber Daya Manusia. Berbekal rasa peduli terhadap mahasiswa yang melakukan penelitian tentang Audit SDM, mencoba menelusur buku yang berkautan dengan hal tersebut, dan ternyata berdasarkan fenomena yang ditemukan di lapangan sangat sedikit sekali buku-buku yang berkaitan dengan judul tersebut, bahkan sudah berkali-kali mencari informasi ke toko buku baik ke Gramedia maupun Palasari, yang ada hanya satu karangan Willy Susilo. Akhirnya mencoba menelusur buku satu per satu yang bertautan dengan SDM dilihat daftar isi satu per satu, dan ternyata ada beberapa buku yang menjelaskan tentang Audit SDM di dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia. Selanjutnya buku tersebut difotocopy dan disatukan/dikliping menjadi satu buku, khusus tentang Audit SDM, buku tersebut dijilid dan disimpan di perpustakaan. Dengan inovasi ini banyak clien yang merasa terbantu, terutama yang sedang melakukan penelitian tugas akhir Audit Sumber Daya Manusia.
3. Counter pengunjung. Data kunjungan merupakan salah satu indikator kinerja perpustakaan, karena dengan melihat data kunjungan dapat terlihat perkembangan pengunjung yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Dengan sistem manual hal ini agak sulit dilakukan, kadang kala pengunjung malas untuk mengisi data kunjungan, oleh karena itu perlu diadakan counter pengunjung secara otomatis. Dan hal ini dapat dibuat dengan berbagai cara, dari mesin yang termurah sampai mesin yang canggih, sangat tergantung dari dana yang dimiliki perpustakaan. Penulis menyarankan kiranya dapat menggunakan mahasiswa atau praktikan di perpustakaan, seperti yang telah dilakukan di UPT Perpustakaan Unpas dalam waktu tidak lebih dari 3 bulan counter pengunjung dapat dibuat dan pengunjung tinggal menggesekkan kartu anggota perpustakaan ke counter pengunjung, atau mengetikan nomor pokok mahasiswa.

Demikianlah beberapa contoh inovasi yang dapat dilakukan pustakawan di perpustakaan, selamat berkarya semoga dapat memacu perkembangan perpustakaan.