StatCounter

View My Stats

Rabu, 29 April 2009

Tentang teori Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perpustakaan pada umumnya memiliki koleksi yang sangat beragam, yang pada intinya berbentuk tercetak dan non-cetak, seperti karya audio visual dan ada pula yang berbentuk mikro. Secara umum, koleksi yang terdapat di perpustajkaan anatara lain terbagai dua jenis yaitu: koleksi dalam bentuk audio visual seperti kaset VCD dan kaset tape recorder; dan bentuk tercetak, seperti buku, majalah, surat kabar, peta, brosur dan kliping.
Untuk mencari informasi di perpustakaan/pusat informasi bukan hanya berasal dari buku,arsip, ensiklopedia, skripsi saja, tetapi bisa juga berasal majalah dan surat kabar yang biasa di sebut terbitan berkala. Salah satu sumber informasi yang sudah dikenal masyarakat luas adalah surat kabar, selain terbitnya secara berkala dan frekuensi terbitnya relative tinggi, juga ada informasi tertentu dari surat kabar ini perlu diolah secara khusus, yaitu digunting kemudian diolah sedemikian rupa untuk digunakan oleh masyarakat yang membutuhkannya.
Terbitan berkala yang dimaksud disini mencakup pengertian sebagai yang di maksud dalam bahasa inggris ; periodicals, serials, magazines, bulletine, daily, newspaper, annual report dan lain sebagainya (Lasa). Oleh karena itu, yang dapat dikategorikan kedalam kelompok terbitan berkala ini antara lain berupa: terbitan berseri, laporan tahunan, majalah, bulletin mingguan, surat kabar, jurnal, prosiding, review, dan majalah dinding.
Keberadaan terbitan berkala sangat dominan dalam suatu perpustakaan maupun dunia pendidikan pada umumnya. Sebab terbitan ini merupakan media penyampai informasi yang efektip, juga karena informasi yang dikandungnya dapat dibaca berulang kali, dan informasi ini sampai kepada pembaca dalam waktu singkat. Selain surat kabarnya secara berkala dan frekuensi terbitannya yang relative timggi, juga ada informasi tertentu dalam surat kabar ini perlu di olah secara khusus, yaitu digunting kemudian diolah sedemikian rupa untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan. Guntingan-guntingan berita atau artikel dari surat kabar inilah yang dinamakan kliping.
Memang benar, daripada diambil atau digunting sebagian saja dari surat kabar, akan lebih baik jika surat kabar itu sendiri yang dikelola secara utuh sehingga seluruh informasi yang dimuatnya bisa tetap terpelihara secara lengkap. Akan tetapi, karena frekuensi terbitnya yang relatife tinggi dan semua informasi yang terdapat pada surat kabar perlu dilestarikan, tindakan pengklipingan di anggap tepat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia twerbitan balai pustaka (1989) halaman 446, dijelaskan bahwa kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah, dan sebagainya yang dianggap penting untuk disimpan atau di dokumentasikan, kemudian kegiatan pembuatan kliping (mengkliping) bisa diartikan menggunting artikel, berita dan sebagainya dari koran , majalah, dan sebagainya kemudian menempelkannya pada kertas lain (kartu) untuk di dokumentasikan.
Sesuai dengan tujuannya, kliping dipersiapkan khusus bagi pengguna yang membutuhkan informasi tertentu karena informasi yang terdapat di dalam kliping itu diperkirakan dibutuhkan banyak orang. Contoh informasi dari surat kabar yang perlu dibuatkan kliping antara lain, artikel atau tulisan-tulisan tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan, tulisan tentang masalah politik, ekonomi & bisnis, hokum, peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut kepentingan orang banyak, dan tulisan tentang sesuatu yang bisa dijadikan data atau fakta untuk keperluan penelitian serta pengambilan suatu keputusan.
Dalam perkembangan kegiatan simpan dan temu balik informasi, manusia sejak dahulu berusaha mendirikan lembaga yang mampu melakukan tugas tersebut, lembaga ini adalah perpustakan. Sementara itu Hamalik memberikan gambaran bahwa perpustakaan erat kaitannya dengan proses pengumpulan, dan pemeliharaan data dan informasi, dan oleh karenanya sering kegiatan perpustakaan digolongkan sebagai kegiatan dokumentasi data dan informasi.
Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR - RI) dalam mempersiapkan diri untuk memasuki era baru dengan menjadikan perpustakaan satu-satunya pusat penyedia dan pelayanan informasi di lembaga tinggi negara tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya (terutama para anggota dewan) yang mrenginginkan informasi up to- date tiap hari dari surat kabar, maka perpustakaan DPR – RI menyediakan layanan terbaru yaitu layanan kliping. Kliping-kliping tersebut dibuat sesuai dengan permintaan setiap komisi yang ada di DPR – RI atau dari perorangan untuk pribadi (pimpinan DPR, Sekjen dan Wasekjen).
Kliping yang ada di perpustakaan DPR – RI bertujuan untuk memudahkan pimpinan DPR mengetahui isu-isu yang berkembang saat ini. Nmaun kita harus berhati-hati dalam menanggapi kebenaran dari isi kliping tersebut. Isi kliping akan menjadi lebih bernilai apabila ditulis oleh para ahli pada bidangnya masing-masing. Dengan demikian ketrampilan dan kecermatan untuk memilih dan membuat kliping dapat mempertajam daya persepsi (penghayatan) kita sewaktu membaca surat kabar atau majalah.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana Peranan Layanan Kliping di Perpustakaan DPR - RI dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Anggota Dewan?








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan, Sulistyo Basuki Mendefinisikan perpustakaan sebagai berikut : Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, atau pun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Basuki, 1991 : 3)
Perpustakaan itu sendiri memiliki pengertian sebagai tempat kumpulan buku atau bentuk lainnya yang digunakan untuk membaca, belajar, dan konsultasi, seperti dikatan oleh Pryterch ” Library is a Collection of book and other material kept for reading, study and consultation.” (Pryterch, 1988: 451). Pengertan yang sama dinyatakan dalam Webster’s Third Edition International Dictionary edisi 1961, ” Perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan study atau bacaan, kenyamanan, atau kesenangan”. Kedua definisi tersebut masih melihat perpustakaan dari segi koleksi buku yang dikaitkan dengan tujuan perpustakaan.
Koleksi perpustakaan tidak terbatas pada buku. Kemajuan teknologi membawa pengaruh pada berbagai produk modern seperti media audio visual dan media elektronik seperti komputer beserta berbagai produknya mulai memasuki perpustakaan. Karena itu organisasi perpustakaan internasional seperti IFLA (International Federation Of Library Associations and Institutions) memberi batasa sebagai berikut :
”Perpustakaan sebagai kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai.” (Basuki, 1991:4)

Dengan adanya produk elektronik memasuki perpustakaan maka gambaran perpustakaan akan mengalami perubahan. Beberapa perpustakaan telah memulai melangkah ke perpustakaan elektronik dengan mengkomputerkan sistem temu kembali serta sistem jasanya.

2.2 Jenis-jenis Perpustakaan
Perkembangan perpustakaan membawa dampak terhadap peran perpustakaan untuk kepentingan pemakai dari berbagai kalangan. Perkembangan perpustakaan disaat ini memberikan suatu gambaran yang bersifat kekhususan yang didasari kepada jenis kebutuhan terhadap perpustakaan. Sehingga, pada akhirnya muncullah jenis-jenis perpustakaan.
Adanya jenis-jenis perpustakaan ini, disesuaikan dengan kebutuhan lembaga yang menaunginya atau disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna yang berada disekitar perpustakaan itu berada. Asapun jenis-jenis perpustakaan tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok supaya bisa memberikan layanan yang baik pada penggunanya, yaitu:
1. Perpustakaan Sekolah
2. Perpustakaan Perguruan Tinggi
3. Perpustakaan Umum
4. Perpustakaan Nasional
5. Perpustakaan Khusus.

2.3 Pengertian dan Fungsi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus merupakan suatu perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan. Menurut Sulistyo Basuki dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan, adapun beberapa ciri yang membedakannya dari dari perpustakaan lain ialah :
 Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja serta keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan badan induk tempat perpustakaan itu bernaung.
 Jasa dinerikan lebih mengarah pada minat anggota perorangan. Karena perpustakaan itu, perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat berorientasi ke pemakainya di banding jenis perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pemencaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel sesuai dengan minat pemakai. (Basuki, 1991 : 49)

2.4 Kliping
2.4.1 Pengertian Kliping
Dalam kamus besar bahasa Indonesia twerbitan balai pustaka (1989) halaman 446, dijelaskan bahwa kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah, dan sebagainya yang dianggap penting untuk disimpan atau di dokumentasikan, kemudian kegiatan pembuatan kliping (mengkliping) bisa diartikan menggunting artikel, berita dan sebagainya dari koran , majalah, dan sebagainya kemudian menempelkannya pada kertas lain (kartu) untuk di dokumentasikan. (Lasa, 1994 : 169)
Menurut Sulistyo Basuki:
” Press cutting (guntingan koran) menyajikan bentuk lain dari penyebaran terbitan berkala yang terseleksi. Artikel tentang subyek tertentu/seri subyek yang biasanya agak khusus yang diambil dari bermacam-macam terbitan berkala yang dikumpulkan. Hasilnya dapat diedarkan sebagai terbitan/dapat dibuat berseri”. (Sulistyo Basuki, 1990 :169)


2.4.2 Tujuan Kliping
Kliping merupakan salah satu usaha menyusun kembali beberapa tulisan yang pernah dimuat oleh media cetak, terutama surat kabar, majalah dalam bidang tertentu. Tulisan ini dapat berupa artikel, berita ulasan, tanggapan maupun berita keilmuan dan lainnya. Penyusunan ini dimaksudkan untuk menyimpan gagasan, ide, dan informasi yang selanjutnya dikembangkan kepada orang lain. (Lasa, 1994 : 103)
Untuk lebih jelasnya tentang tujuan kliping, dalam bukunya yang berjudul pengelolaan terbitan berkala, Lasa menulis tujuian pembuatan kliping yang antara lain:
1. Menyimpan dan melestarikan kekayaan intelektual manusia.
2. Menyebarluaskan gagasan, ide seseorang kepada orang lain.
3. Merangkum beberapa pemikiran dalam suatu bidang.
4. Memupuk kreatifitas seseorang.
5. Menunjang pokok bahasan, pelajaran tertentu.
6. Menunjang kegiatan intelektual seperti menyusun paper, makalah, skripsi maupun penulisan artikel dan lain-lain. (Lasa, 1994 : 104-105)

2.5 Kliping Menjdi Sumber Informasi
2.5.1 Kebutuhan Informasi
Informasi sangat beragam baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya, dengan demikian fungsi informasi pun sangat beragam tergantung pada manfaat bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda. Fungsi informasi bisa berkenbang dengan bidang garapan yang disentuhnya. Setidaknya fungsi informasi yang utama adalah sebagai data atau fakta yang dapat membutuhkan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya masih meragukan, sebagai prediksi yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang.
Pada umumnya sumber informasi yang digunakan dan dicari oleh pemakai adalah informasi yang mudah terjangkau dan diketahui oleh pemakai, kadang-kadang kutrang memperhatikan mutu dan informasi yang dihasilkan. Informasi mungkin dicari untuk tujuan dan keperluan tertentu. Informasi dapat dihimpun oleh pemakai dengan pertimbangan bahwa suatu saat akan bermanfaat. Pengguna suatu informasi akan maksimum bila dapat memenhi atau sesuai dengan kebutuhan yang khas atau spesifik. (Atherton, 1986 :8).

2.5.2 Fungsi Kliping
Sesuai dengan tujuan kliping ini dipersiapkan khusus bagi para pengguna yang membutuhkan informasi tertentu, karena informasi yang terdapat didalam kliping itu diperkirakan dibutuhkan banyak orang. (Yusup, 1995 : 62)
Fungsi informasi di kliping beraneka ragam tergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda. Dilihat secara lebih jauh, fungsi informasi terus berkembang sesuai dengan bidang garapan yang disentuhnya. Namun setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang dapat membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal sebelumnya yang masih meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang.


















BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Layanan Kliping di Perpustakaan DPR – RI
Fungsi informasi di dalam kliping beraneka ragam tergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda. Dilihat secara lebih jauh, fungsi informasi terus berkembang sesuai dengan bidang garapan yang disentuhnya. Namun setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang dapat membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal sebelumnya yang masih meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang.
Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR - RI) dalam mempersiapkan diri untuk memasuki era baru dengan menjadikan perpustakaan satu-satunya pusat penyedia dan pelayanan informasi di lembaga tinggi negara tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya (terutama para anggota dewan) yang mrenginginkan informasi up to-date tiap hari dari surat kabar, maka perpustakaan DPR – RI menyediakan layanan terbaru yaitu layanan kliping. Kliping-kliping tersebut dibuat sesuai dengan permintaan setiap komisi yang ada di DPR – RI atau dari perorangan untuk pribadi (pimpinan DPR, Sekjen dan Wasekjen).
Disini setiap komisi yang ada di DPR setiap hari sudah diberikan sejumlah guntingan surat kabar dari berbagai harian yang terbit di ibukota baik itu yang berskala lokal maupun Nasional. Sehingga sebelum mereka mulai bekerja atau mengadakan rapat/sidang, sudah mengetahui berbagai informasi yang sedang terjadi di dalam maupun luar negri. Dari sanalah, setiap anggota dewan setiap saat mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia melalui layanan kliping yang disediakan perpustakaan DPR – RI.
Pawit M Yusup dalam bukunya yang berjudul Pedoman Praktis Mencari Informasi, menulis bahwa kliping biasanya dikelola secara khusus oleh perpustakaan. Di perpustakaan yang lebih maju, kliping dari berbagai surat kabar merupakan sarana yang sangat menonjol dalam bidang pelayanan informasi baru. Di perpustakaan DPR – RI, pelayanan kliping sudah berjalan lebih baik (Yusup, 1995 : 62)

3.2 Permintaan Kliping
Sesuai dengan tujuannya, kliping dipersiapkan khusus bagi pengguna yang membutuhkan informasi tertentu karena informasi yang terdapat di dalam kliping itu diperkirakan dibutuhkan banyak orang. Contoh informasi dari surat kabar yang perlu dibuatkan kliping antara lain, artikel atau tulisan-tulisan tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan, tulisan tentang masalah politik, ekonomi & bisnis, hokum, peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut kepentingan orang banyak, dan tulisan tentang sesuatu yang bisa dijadikan data atau fakta untuk keperluan penelitian serta pengambilan suatu keputusan.
Di lembaga tinggi negara seperti DPR – RI juga ada proses pengumpulan, dan pemeliharaan data dan informasi yang dilakukan oleh perpustakaan DPR –RI yang membantu informasi-informasi yang cepat dan akurat untuk menunjang kebutuhan informasi para anggota dewan. Aktifitas anggota dewan yang cukup padat membuat mereka tidak sempat meluangkan waktu untuk mencari informasi yang up – to date dan isu-isu nasional yang berkembang di masyarakat.
Oleh karena itu, untuk memudahkan para anggota dewan memperoleh informasi, maka munculah apa yang dinamakan kliping, ini di dasarkan karena setiap orang cenderung menginginkan pengemasan informasi yng praktis dan mudah. Informasi yang ada pada kliping semuanya diambil dari terbitan berkala, yang pada umumnya memuat berbagai informasi yang mutakhir. Di bawah ini adalah isi kliping yang diminta oleh tiap-tiap komisi di DPR kepada perpustakaan :
Komisi Isi Kliping
I Keamanan Negara, Hubungan Internasional, Pertahanan, Informasi, politik luar negri, dan sebagainya.
II Politik dalam negri, otonomi daerah, pegawai negri, Pemerintah daerah, agraria, dan sebagainya.
III Hak asasi Manusia, Hukum, dan Perundang-undangan.
IV Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Kelautan.
V Perhubungan, Telekomunikasi, Desa Tertinggal.
VI BUMN, perdagangan, Koperasi dan UKM, dan Investasi.
VIII Pemberdayaan perempuan, Agama, dan kehidupan sosial.
IX Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Kesehatan.
X Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.
XI Keuangan, Perencanaan pembangunan Nasional, Perbankan dan lembaga keuangan non Bank.

3.3 Pemanfaatan Kliping sebagi Sumber Informasi
Pada umumnya sumber informasi yang digunakan dan dicari oleh pemakai adalah informasi yang mudah terjangkau dan diketahui oleh pemakai, kadang-kadang kutrang memperhatikan mutu dan informasi yang dihasilkan. Informasi mungkin dicari untuk tujuan dan keperluan tertentu. Informasi dapat dihimpun oleh pemakai dengan pertimbangan bahwa suatu saat akan bermanfaat. Pengguna suatu informasi akan maksimum bila dapat memenhi atau sesuai dengan kebutuhan yang khas atau spesifik.
Disini setiap komisi yang ada di DPR setiap hari sudah diberikan sejumlah guntingan surat kabar dari berbagai harian yang terbit di ibukota baik itu yang berskala lokal maupun Nasional. Sehingga sebelum mereka mulai bekerja atau mengadakan rapat/sidang, sudah mengetahui berbagai informasi yang sedang terjadi di dalam maupun luar negri. Dari sanalah, setiap anggota dewan setiap saat mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia melalui layanan kliping yang disediakan perpustakaan DPR – RI.
Oleh karena itu, ketika muncul tentang skandal percintaan salah satu oknum anggota dewan berisial YZ, langsung mendapat reaksi cukup keras dari para anggota dewan yang lainnya, karena di anggap mencoreng citra DPR di mata masyrakat. Mereka mendapatkan informasi itu bukan hanya dari televisi saja tetapi mereka juga mendapatkan informasi tersebut dari kliping, karena kalau harus membaca koran dianggap kurang praktis dan banyak menyita waktu, sedangkan dengan kliping bisa langsung dilihat berita tersebut baik itu yang berupa berita atau pun artikel yang disajikan dalam lembaran-lembaran kertas yang sudah dijilid.
Kliping juga bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan lain untuk mengambil suatu keputusan atau bahan masukan pada saat para anggota dewan bersidang. Informasi dari kliping bisa di percaya kebenarannya karena merupakan berita atau artikel yang ditulis oleh orang yang sudah ahlinya. Adapun beberapa manfaat dari kliping yang bisa di ambil para anggota dewan adalah:
a. Mengetahui berita tentang kinerja DPR
b. Menjadi masukan untuk DPR
c. Mengetahui Perkembangan DPR saat ini
d. Mengetahui keinginan masyarakat pada DPR
e. Mengetahui bagaimana pandangan orang di luar sana pada DPR.













BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian di atas maka di dapat beberapa kesimpulan yang mencakup dari isi makalah ini diantaranya sebagai berikut :
1. Layanan kliping di Perpustakaan DPR – RI yaitu untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya (terutama para anggota dewan) yang menginginkan informasi up to- date tiap hari dari surat kabar. Sehingga sebelum mereka mulai bekerja atau mengadakan rapat/sidang, sudah mengetahui berbagai informasi yang sedang terjadi di dalam maupun luar negri.
2. Permintaan Kliping dilakukan oleh tiap komisi di DPR ke perpustakaan setiap komisi menginginkan isi kliping yang berbeda-beda disesuaikan dengan bidang kajian dan ruang lingkup kerja di tiap komisi.
3. Ada beberapa manfaat dari di adakannya kliping di perpustakaan DPR – RI yatu: mengetahui berita tentang kinerja DPR, bisa menjadi masukan untuk DPR, Mengetahui Perkembangan DPR saat ini, mengetahui keinginan masyarakat pada DPR, dan mengetahui bagaimana pandangan orang di luar sana pada DPR.











DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

H.S, Lasa. 1994. Pengelolaan Terbitan Berkala, Yogyakarta : Kanisius.

Herdianto F, Arvy. 2006. Proses Pembuatan Kliping di Perpustakaan DPR-RI Jakarta, Bandung : Laporan Tugas Akhir.

Sayoga. 1985. Penuntun Membuat Paper dan Menyusun Kliping : Untuk Murid Sekolah Lanjutan dan Mahasiswa, Bandung : Alumni.

Yusup, Pawit M. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Tidak ada komentar: