StatCounter

View My Stats

Rabu, 29 April 2009

Seleksi Akuisisi

BAB I


PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemakai laporan keuangan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pelaporan keuangan suatu perusahaan disajikan dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan lazimnya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan (laporan dana). Laporan dana menyediakan ikhtisar, tidak hanya mengenai operasi perusahaan, tetapi juga mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi yang penting untuk periode itu. “Pada tahun 1961 Accounting Research Study No.2 yang disponsori oleh AICPA merekomendasikan bahwa laporan dana harus disajikan dengan perhitungan laba rugi dan neraca dalam laporan keuangan tahunan kepada para pemegang saham. Dalam perkembangannya, banyak perusahaan menyadari pentingnya laporan dana. Berdasarkan hal itu, APB Opinion No.19 secara resmi mensyaratkan dimasukkannya laporan dana sebagai salah satu dari tiga laporan keuangan pokok dalam laporan tahunan suatu perusahaan (Jay M. Smith and K. Fred Skousen,1990:489)”.

Akan tetapi, dalam Opininon APB No.19 tidak ditentukan definisi, konsep dana ataupun format yang diharuskan untuk laporan tersebut secara jelas. Sehingga banyak perusahaan yang melaporkan informasi arus dananya secara fleksibel. “Pada tahun 1986, FASB mengusulkan agar kebebasan yang terdapat dalam opini tersebut dikurangi. Oleh karena itu, FASB mensyaratkan sebuah laporan arus kas untuk menggantikan laporan perubahan posisi keuangan yang lebih umum. Selain itu FASB menentukan format yang menonjolkan arus kas dari operasi, investasi, dan kegiatan pembiayaan. Alasan utamanya adalah untuk membantu kreditor dan nvestor agar dapat meramalkan arus kas di masa mendatang dengan lebih baik, yang dipandang sebagai tujuan pelaporan keuangan yang penting (Jay M. Smith and K. Fred Skousen,1990:490)”.

Sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No. 2 bahwa informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. “Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan. Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor. Hal ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas (IAI,2004:2.1)”.

PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam penyelenggaraan jalan tol yang mencakup kegiatan membangun, memelihara dan mengoperasikan jalan tol. Salah satu karakteristik penyelenggaraan jalan tol di Indonesia yang berpedoman pada konsep dasar akuntansi keuangan dan peraturan perundangan yang berlaku adalah jalan tol merupakan aktiva yang keberadaan dan pengusahaannya di atur oleh undang-undang. PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang menggunakan sistem desentralisasi dalam pelaporan keuangannya. Pada sistem ini, cabang menyelenggarakan pembukuan secara lengkap, tetapi susunan dan klasifikasi rekening-rekeningnya menyesuaikan pada kantor pusat. Proses akuntansi diselenggarakan seperti perusahaan yang berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang tidak memiliki rekening modal. Suatu rekening khusus yang sama fungsinya dengan rekening modal harus dibentuk untuk menampung selisih antara aktiva dan hutang-hutang kantor cabang. Rekening itu disebut rekening “R/K-Kantor Pusat”, yang merupakan modal bagi kantor cabang di satu pihak dan merupakan investasi bagi kantor pusat. Dalam proses penyusunan laporan keuangan, kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang tidak terlepas dari penerimaan maupun pengeluaran hubungan R/K-Kantor Pusat. Dari karakteristik di atas, maka penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “LAPORAN ARUS KAS PADA PT JASA MARGA (PERSERO) CABANG SEMARANG TAHUN 2006”.

1.2. Pembatasan Masalah

Laporan arus kas memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam tiga aktivitas, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada pelaporan arus kas untuk aktivitas operasinya, karena jumlah arus kas bersih ditentukan berdasarkan perbandingan antara penerimaan dan pengeluarannya.

Untuk memfokuskan pokok permasalahan, maka penyusunan Laporan Arus Kas PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang Tahun 2006, penulis menggunakan metode langsung dengan pendekatan kertas kerja berdasarkan neraca perbandingan per 31 Desember 2006 dan 2005 serta laporan laba rugi untuk periode yang berakhir 31 Desember 2006.

1.3. Tujuan dan Kegunaan

1.3.1. Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.
2. Untuk mengetahui arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang Tahun 2006.

1.3.2. Kegunaan

1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penyusunan laporan arus kas pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang.
2. Bagi PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan laporan arus kas pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang.
3. Bagi Politeknik Negeri Semarang
Dapat menambah referensi dan bahan bacaan pada perpustakaan Politeknik Negeri Semarang dan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan tugas akhir dengan topik yang sama.

1.4. Metodologi

“Metodologi adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis untuk menganalisa, mengerjakan, atau mengatasi masalah yang dihadapi” (Gorys Keraf, 1994:310). Metodologi memiliki peranan sangat penting yang dapat menetunkan baik buruknya hasil penyusunan tugas akhir. Pemakaian metode harus dikerjakan secara cermat dengan memperhatikan klasifikasi data, metode pengumpulan data, dan metode penulisan data.

1.4.1. Klasifikasi Data

Dalam penyusunan tugas akhir digunakan beberapa data. Data yang akan dipergunakan diklasifikasikan berdasarkan dua hal, yaitu menurut sumbernya dan menurut jenisnya.
Data menurut sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Data Primer
“Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui obyeknya” (J. Supranto, 2003:20). Data primer yang diperoleh dalam penyusunan tugas akhir ini berupa gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah dan perkembangan perusahaan, bidang usaha dan wilayah kerja serta pengorganisasian PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang.
2. Data Sekunder
“Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data yang sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain “(J. Supranto, 2003:21). Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang yang berupa neraca per 31 Desember 2005 dan 2006, laporan laba rugi untuk periode yang berakhir 31 Desember 2006, serta data transaksi lain yang berhubungan dengan arus kas.
Sedangkan menurut sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Data Kualitatif
“Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, misalnya Jakarta Fair sepi, harga stabil, keamanan mantap, karyawan semangat, penjualan menurun, utang perusahaan meningkat dan lain sebagainya” (J. Supranto,2003:20). Data kualitatif yang digunakan antara lain berupa gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah dan perkembangan perusahaan, bidang usaha dan wilayah kerja serta pengorganisasian PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang. Sumber lain adalah buku-buku akuntansi keuangan serta buku tentang penulisan ilmiah.
2. Data Kuantitatif
“Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, misalnya harga beras Rp. 1.000,-/kg, karyawan yang tidak bersemangat hanya 10%, rata-rata gaji/upah karyawan Rp. 750.000,- per bulan, produksi padi mencapai 20 juta ton, dan lain sebagainya” (J. Supranto, 2003:20). Data kuantitatif yang digunakan berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca per 31 Desember 2005 dan 2006 serta laporan laba rugi tahun 2006, serta data transaksi lain yang berhubungan dengan arus kas.


1.4.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu :
1. Wawancara
“Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan data-adata dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah)” (Gorys Keraf, 1994:161). Wawancara dilakukan dengan pegawai di bagian keuangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan laporan keuangan serta tentang gambaran umum perusahaan kepada pegawai di bagian sumber daya manusia.
2. Studi Pustaka
Penelitian kepustakaan merupakan suatu jalan untuk mengumpulkan berbagai macam pengetahuan berdasarkan karya-karya orang terdahulu. Untuk memperoleh pengetahuan tentang laporan arus kas, buku-buku yang berkaitan dengan laporan tersebut dan buku-buku lain yang berhubungan dalam tugas akhir ini telah dibaca.

1.4.3. Metode Penulisan Data

Dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan beberapa metode penulisan, yaitu :
1. Eksposisi
“Eksposisi adalah bentuk penulisan yang dipergunakan untuk menyajikan analisis seorang penulis mengenai pokok masalah tanpa kecenderungan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca” (Yudiono KS, 1984:22). Metode ini digunakan dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perhitungan arus kas yang digunakan adalah sebagai berikut :
Arus kas yang dihasilkan (dikeluarkan) aktivitas operasi xxx
Arus kas yang dihasilkan (dikeluarkan) aktivitas investasi xxx
Arus kas yang dihasilkan (dikeluarkan) aktivitas pendanaan xxx
Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas awal periode xxx
Kas dan setara kas akhir periode xxx
2. Deskripsi Sugestif
“Deskripsi sugestif adalah tulisan yang mencoba menciptakan pengalaman pada diri pembaca, karena pembaca merasa berkenalan dengan obyek yang disajikan penulis” (Yudiono KS, 1984:20). Pengalaman baru pada diri pembaca berusaha diciptakan dengan menguraikan sejarah berdirinya PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang beserta perkembangannya, bidang usaha dan wilayah kerja serta pengorganisasiannya.


1.5. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan suatu ganbaran mengenai apa yang akan dibahas, berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika pembahasan, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan, metodologi, dan sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menguraikan hasil studi pustaka yang berisi teori-teori yang dijadikan landasan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain: laporan keuangan dan laporan arus kas, tujuan dan kegunaan laporan arus kas, klasifikasi arus kas, langkah-langkah penyusunan laporan arus kas, serta pendekatan yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan tentang gamabran umum PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang antara lain tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, bidang usaha dan wilayah kerja, serta pengorganisasian perusahaan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menguraikan tentang laporan arus keuangan PT Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang, sumber-sumber informasi penyusunan laporan arus kas, serta penyusunan laporan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari pembahasan pada bab IV dan saran- saran kepada pihak yang bersangkutan.































BAB II


LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Drs. Munawir dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan adalah :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kewajiban bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (S. Munawir, 2000:5)”.
Dalam PSAK No. 1, disebutkan bahwa tujuan umum laporan keuangan adalah memberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat kepurusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, suatu laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas.
Informasi tentang perusahaan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang disusun secara sistematis yang menyajikan tentang aktiva, hutang, serta modal pada suatu perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang disajiakan secar sistematis yang menyajikan tentang penghasilan, biaya serta laba atau rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selam periode tertentu serta transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan tentang penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu perusahaan selama periode tertentu dalam suatu format yang merekonsiliasikansaldo kas awal dan akhir.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian tentang jumlah yang tersaji dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.

2.2. Kas dan Setara Kas

“Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (IAI, 1999:2.2). Kas tidak hanya berupa kas yang ada di perusahaan saja, namun termasuk kas yang berada di bank. Sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

2.3. Laporan Arus Kas

2.3.1. Pengertian


“Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas” (IAI, 1999:2.2). Menurut Dyckman, Dukes, dan Davis dalam Akuntansi Intermediate mengemukakan pengertian laporan arus kas bahwa “laporan arus kas (LAK) atau Statement of Cash (SCF) adalah laporan yang menguraikan arus kas masuk dan keluar menurut kategorinya. Laporan ini menjelaskan perubahan kas selama suatu periode” (Dyckman. 2001:547).



2.3.2. Tujuan

Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Intermediate di Indonesia jilid dua, Charles T. Horngren dan kawan-kawan menyatakan bahwa laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan berikut ini:
1. Untuk memperkirakan arus kas masa datang
Penerimaan dan pengeluaran kas dapat digunakan sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang.
2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen
Dalam laporan arus kas disajikan arus kas dari kegiatan investasi perusahaan yang dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.
3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham. Pemayaran bunga dan pokok pinjaman pada kreditor.
Laporan arus kas dapat membantu para investoe dan kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat membayar dividen atas saham yang ditanamkannya serta membayar bunga atas kredit yang diberikannya.
4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan . Laba bersih yang tinggi dapat menyebabkan nilai sisa kas tinggi dan sebaliknya. Namun bisa jadi laba bersih tinggi menghasilkan nilai sisa kas yang rendah sehingga laporan arus kas diperlukan untuk mengetahui hubungan tersebut.
2.3.3. Kegunaan

Informasi dalam laporan arus kas akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai :
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, kemampuannya membayar dividen dan kebutuhannya untuk pendanaan ekstern.
3. Alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan.
4. Pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kasnya selama suatu perode tertentu.

2.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Perubahan kas (penerimaan dan pengeluaran) kas selam periode tertentu dalam laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yang berbeda yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pengklasifikasian laporan arus kas tersebut, dapat memberikan informasi yang lebih jelas bagi para penggunanya untuk menilai pengaruh ketiga aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan atau terhadap jumlah kas dan setara kas. Klasifikasi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:



2.4.1. Aktivitas Operasi

“Aktivitas operasi adalah alat penghasil utama pendapatan perusahaan (principle revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (Ikatan Akuntan Indonesia,1999:2.2).”
Aktivitas operasi mencakup pengaruh atas kas dan transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih antara lain: penerimaan kas dari aktivitas penjualan dari royalti, fee, komisi dan pendapatan lain, pembayaran pada pemasok dan karyawan, pengembalian atas bunga pinjaman dan sekuritas ekuitas atau dividen, pembayaran beban bunga, pembayaran beban pajak.

2.4.2. Aktivitas Investasi

“Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas (Ikatan Akuntan Indonesia,1999:2.2).”
Aktivitas invesrasi mencakup pengadaan dan penerimaan utang saat perolehan (disposisi) serta pelepasan (akuisisi) investasi (hutang dan ekuitas) misalnya: penjualan dan pembelian kekayaan, pabrik atau aktiva tetap lainnya, surat utang (obligasi).


2.4.3. Aktivitas Pendanaan

“Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serat komposisi modal dan pinjaman perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia,1999:2.2).”
Melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik mencakup perolehan modal dengan pengembalian atas dana dari investasi mereka atau membayar dividen serta pinjaman uang dari kreditor dan pembayaran kembali utang-utang yang dipinjam. Misalnya penerimaan modal sumbangan, penerimaan utang jangka panjang, cadangan yang digunakan untuk pengembangan usaha.

2.5. Informasi yang Dibutuhkan dalam Penyusunan Laporan Arus Kas

Dalam penyusunan laporan arus kas biasanya berasal dari tiga sumber berikut ini:
1. Neraca Komparatif
Diperoleh dari informasi mengenai kenaikan dan penurunan aktiva, kewajiban dan ekuitas melalui neraca perbandingan dari periode berurutan.
2. Data perhitungan laba rugi tahun berjalan
Laporan laba rugi membantu menentukan jumlah kas yang disediakan atau digunakan selama periode tersebut.



3. Data transaksi terpilih dari buku besar
Merupakan data tambahan yang bukan berasal dari neraca perbandingan atau dari perhitungan hasil usaha. Data tersebut merupakan informasi mengenai bagaimana kas disediakan dan digunakan selama periode bersangkutan.

2.6. Penyusunan Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas melibatkan tiga langkah pokok:
1. Menentukan perubahan dalam kas
2. Menentukan arus kas dari aktivitas operasi
3. Menentukan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan

2.6.1. Menentukan Perubahan dalam Kas

Prosedur ini bersifat langsung karena perubahan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat mudah diketahui dengan membandingkan antara neraca tahun berjalan dan neraca tahun lalu.

2.6.2. Menentukan Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Untuk mendapatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi, perlu dilaporkan pendapatan dan beban aras dasar kas. Cara ini dilakukan dengan menghilangkan perhitungan laba rugi yang tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan setara dalam kas. Untuk konversi laba bersih dapat digunakan dua cara, yaitu:
1. Metode Langsung
Pada merode langsung, penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi ditentukan terlebih dahulu. Selisihnya merupakan kas yang tersedia (penerimaan lebih besar dari pengeluaran) dari operasi atau yang digunakan untuk operasi (penerimaan lebih kecil dari pengeluaran). Kemudian dbuat rekonsiliasi pendapatan bersih dengan akun-akun yang tidak mempengaruhi kas. Informasi mengenai penerimaaan dan pengeluaran kas dapat diperoleh dari:
a. Catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dari laporan laba rugi untuk:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas lainnya.
3) Pos lain yang berkaitan dengan arus kas invesrasi dan pendanaan.
2. Metode Tak Langsung
Penggunaan metode tak langsung dalam menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi berarti menyesuaikan laba bersih akrual menjadi cash basis dengan menghilangkan pos-pos yang hanya mempengaruhi laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas, sehingga beban-beban non kas harus ditambahkan kembali ke laba bersih, sebaliknya pendapatan non kas dikurangkan kembali dari laba bersih. Penyesuaian dari laba bersih tersebut akan menghasilkan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Pengaruh pos-pos yang harus disesuaikan terhadap laba rugi adalah:
1) Perubahan persediaan dari piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.
2) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valiuta asing yang belum direalisasi, laba perubahan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi.
3) Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

2.6.3. Menentukan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan

Setelah arus kas dari aktivitas operasi dihitung, langkah selanjutnya adalah menentukan apakah setiap perusahaan dalam neraca mengakibatkan kenaikan atau penurunan dalam kas, dan perubahan tersebut diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi dan pendanaan.
Penyusunan arus kas dari aktivitas investasi dilakukan dengan cara:
1. Menyesuaikan investasi jangka panjang, aktiva teta, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain.
2. Berdasarkan perubahan tersebut dapat ditentukan pengaruhnya terhadap kas, yaitu apabila investasi bertambah maka perusahaan menggunakan kas, sedangkan bila investasi berkurang maka merupakan penerimaan kas.
Sedangkan penyusunan arus kas dari aktivitas pendanaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Membandingkan hutang jangka panjang dan ekuitas
2. Berdasarkan perubahan tersebut dapat ditentukan pengaruhnya terhadap kas, yaitu bila hutang bertanbah maka merupakan penerimaan kas, sedangkan bila hutang berkurang maka penggunaan kas.

2.7. Pendekatan yang Digunakan

Untuk menyusun dan mengklasifikasikan data-data yang akan tampak dalam laporan arus kas, ada dua metode yang akan digunakan, yaitu pendekatan kertas kerja dan pendekatan perkiraan-T.

2.7.1 Pendekatan Kertas Kerja

Pendekatan ini digunakan jika banyak penyesuaian yang harus dibuat. Untuk kasus yang rumit, kertas kerja memberikan pendekatan yang lebih teratur dan sistematik untuk menyiapkan laporan arus kas.





2.7.2 Pendekatan Perkiraan-T

Pendekatan perkiraan ini digunakan jika transaksinya sedikit dan pengaruhnya jelas. Pendekatan perkiraan-T memberikan metode yang cepat dalam merakit data dan mengumpulkan informasi untuk menyusun laporan arus kas.
Perkiraan-T dikelompokkan menjadi enam klasifikasi terpisah, yaitu:
Di sisi kiri : - kenaikan operasi
- kenaikan investasi
- kenaikan pendanaan
Di sisi kanan : - penurunan operasi
- penurunan investasi
- penurunan pendanaan








2.8. Format Laporan Arus Kas

Tabel 4. Format Laporan Arus Kas Metode Langsung

Nama Perusahaan
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Tahun Yang Berakhir 31 Desember 200X

Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggaan xxx
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (xxx)
Kas yang dihasilkan operasi xxx
Pembayaran bunga (xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (xxx)
Arus kas sebelum pos luar biasa xxx
Hasil dari asuransi karena gempa bumi xxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (xxx)
Hasil dari penjualan peralatan xxx
Penerimaan bunga xxx
Penerimaan dividen xxx
Arus kas bersih dari aktivitas investasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang xxx
Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan (xxx)
Pembayaran dividen (xxx)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan xxx
Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode xxx

Sumber: Standar Akuntansi Keuangan, 1999:2.15



Tabel 5. Format Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung

Nama Perusahaan
Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung)
Tahun yang Berakhir 31 Desember 200X

Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa xxx
Penyesuaian untuk:
Penyusutan xxx
Kerigian selisih kurs xxx
Penghasilan investasi xxx
Beban bunga xxx
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja xxx
Kenaikan piutang dagang dan piutang lain (xxx)
Penurunan persedian xxx
Penurunan hutang dagang (xxx)
Kas dihasilkan dari operasi xxx
Pembayaran bunga (xxx)
Pembayaran pajak penghasilan (xxx)
Arus kas sebelum pos luar biasa xxx
Hasil dari penyelesaian asuransi gempa bumi xxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (xxx)
Hasil dari penjualan peralatan xxx
Penerimaan bunga xxx
Penerimaan dividen xxx
Arus kas bersih dari aktivitas investasi xxx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang xxx
Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan (xxx)
Pembayaran dividen (xxx)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan xxx
Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx
Kas dan setara kas pada awal periode xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode xxx
Sumber : Standar Akuntansi Keuangan, 1999:2.16
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Berdirinya PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang

Globalisasi perekonomian telah menyebabkan peingkatan perkembangan dunia usaha di indonesia. Peningkatan dunia usaha tersebut telah meningkatkan kebutuhan para pelaku usaha dan masyarakat akan sarana dan fasilitas transportasi yang lebih baik. Insfrastruktur khususnya jaringan jalan mempunyai peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan perekonomian. Bertolak dari pemikiran tersebut maka pemerintah pada tanggal 1 Maret 1978 mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur jalan dengan nama PT. Jasa Marga (Persero) yang berwenang mengelola penyelenggaraan dan pengoperasian jalan tol.

Semarang sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan perekonomian tinggi mempunyai mobilitas orang dan barang yang tinggi sehingga dituntut adanya sarana perhubungan darat atau jalan yang bermutu untuk menghindari melonjaknya kepadatan lalu lintas. Untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di kota Semarang maka pemerintah cq Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum cq PT. Jasa Marga (Persero) Pusat mendirikan cabang PT, Jasa Marga (Persero) di Semarang berdasarkan Keppres No. 38 tahun 1981.

Pada awal berdirinya tahun 1980, PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang berkantor di Tembalang, tepatnya disebelah barat gerbang tol Tembalang. Setelah ruas tol Seksi A selesai dibangun, kantor dipindah ke Plaza Tol Mnyaran Jalan Tol Semarang pada tanggal 5 September 1987.

Pembangunan jalan tol Semarang dilaksanakan pada tahun 1980 yang berfungsi sebagai jalan lingkar yang diharapkan mampu mengurangi kepadatan jalan arteri di kota Semarang sekaligus memperlancar arus lalu lintas ke arah barat, selatan dan timur. Dalam tahap pelaksanaannya jalan tol Semarang dibagi menjadi tiga seksi. Seksi A dari Jatingaleh ke Krapyak sepanjang 8,7 kilometer, Seksi B dari Srondol ke Jatingaleh sepanjang 6,3 kilometer dan Seksi C dari Jangli ke Kaligawe sepanjang 9,75 kilometer.

Seksi B (Srondol – Jatingaleh) merupakan ruas jalan yang pertama kali dikerjakan pada Januari 1980 dan pertama kali dioperasikan pada tanggal 9 Juli 1983 dengan spesifikasi satu jalur dan jalur untuk dua arah. Pada tahun 1995 – 1996 jalan ini ditingkatkan menjadi dua jalur terpisah. Seksi C (Jatingaleh – Krapyak) dibangun pada Tahun 1985 – 1987 dan mulai dioperasikan pada tanggal 7 September 1987 dengan dua jalur untuk dua arah. Seksi C dari simpang susun Jatingaleh – Srondol sampai Kaligawe mulai dibangun tanggal 6 Oktober 1995 dengan dua jalur terpisah dan pertama kali dioperasikan pada tanggal 24 Januari 1998.

Dengan adanya jalan tol di kota Semarang ini maka pengguna jalan dari jakarta yang akan menuju Solo, Yogyakarta dan Demak tidak perlu memasuki kota Semarang lagi, sehingga hal ini dapat menghemat waktu dan mengurangi arus kemacetan lalu lintas.

3.2. Bidang Usaha dan Wilayah Kerja PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang

Menurut Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1978, sebagai sumber hukum berdirinya PT. Jasa Marga (Persero) dinyatakan bahwa PT. Jasa Marga (Persero) merupakan penyelenggaraan jalan tol di indonesia dan diijinkan untuk mendirikan cabang di seluruh wilayah Republik Indonesia. Cabang berfungsi sebagai unit pelaksana dari kegiatan usaha PT. Jasa Marga (Persero) pusat Jakarta sebagai penyelenggara dan pengelola jalan maupun jembatan tol yang berada di wilayah kerjanya. Sedangkan kantor cabang di seluruh Indonesia. Untuk itu, kedudukan PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang merupakan unit pelaksana dalam penyelenggaraan dan pengelolaan jalan tol yang ada di kota Semarang dan bertanggungjawab serta erwenang penuh terhadap kesuksesan dan kelancaran usahanya kepada PT. Jasa Marga (Persero) Pusat.

Tempat kedudukan PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang adalah di jalan tol Manyaran Plaza Tol Manyaran, Semarang Barat. Sedangkan wilayah kerja PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang meliputi beberapa divisi, yaitu :

1. Divisi Manyaran
Divisi Manyaran bertugas memelihara, mengelola, dan bertanggungjawab terhadap jalan tol seksi A yaitu jalan tol yang menghubungkan Jatingaleh – Krapyak.
2. Divisi Tembalang
Divisi Tembalang bertugas memelihara dan mengelola jalan tol seksi B yang menghubungkan Srondol – Jatingaleh.
3. Divisi Muktiharjo dan Divisi Gayamsari
Divisi Muktiharjo dan Divisi Gayamsari masing – masing bertugas memelihara dan mengelola jalan tol seksi C yang menghubungkan Jangli – Pelabuhan Tanjung Mas.
Dalam memilih lokasi usaha terdapat beberapa alasan yang dijadikan dasar, yaitu :
4. Luas lahan yang mencukupi untuk membangun gerbang tol dan kantor.
5. Tanah yang datar yang dapat dilakukan sepenuhnya.
6. Pembebasan tanah yang dapat dilakukan sepenuhnya.

3.3. Stuktur Organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang

Struktur organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang merupakan gambaran dalam mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menyelenggarakan pelayanan jasa tol yang berkualitas. Struktur organisasi, pimpinan, fungsi, tugas pokok dan tata kerja PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang diatur dengan Surat Keputusan Direksi PT. Jasa Marga (Persero) Pusat Nomor 047 / KPTS / 1994 tanggal 14 Juni 1994 sebagai cabang tipe B. Bagan struktur organisasi pada PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang dapat dilihat pada Gambar.1.
PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Semarang terdiri dari beberapa bagian dengan tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Tugas Kepala Cabang adalah :
a. Menyelenggarakan kegiatan operasional pengumpulan tol secara lancar, tertib dan aman.
b. Menyelenggarakan kegiatan operasional pengaturan dan pelayanan lalu - lintas agar dapat tercapai kondisi lalu - lintas yang lancar, tertib, aman, dan nyaman.
c. Menyelenggarakankegiatan perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan tol serta bangunan dan sarana pelengkap lainnya.
d. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan sarana dan peralatan operasional agar selalu dalam kondisi siap pakai.
e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi keuangan, meliputi pendapatan tol dan pendapatan lain-lain serta pengelolaan anggaran untuk keperluaan operasional.
f. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pendayagunaan, pelatihan sumber daya manusia dan pengendalian mutu terpadu serta pengelolaan sumber daya manusia lainnya.
g. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan usaha lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan jalan tol, seperti penyewaan lahan untuk iklan/ tanaman/tambak/tempat istirahat.
h. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan usaha kecil dan koperasi yang berlokasi di sekitar cabang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
i. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan laporan berkala operasional meliputi laporan volume lalu-lintas, pendapatan tol dan pendapatan lainnya, laporan kecelakaan, penderekan dan ganti rugi, laporan keamanan dan ketertiban, laporan pembinaan usaha kecil dan koperasi, laporan lainnya yang dianggap perlu.

Wewenang Kepala Cabang adalah sebagai berikut :
a. Mengendalikan kegiatan operasional
b. Mengendalikan anggaran dan keuangan
c. Menutup ruas jalan tol sesuai tuntutan situasi dan kondisi
d. Menentukan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pengelolaan jalan tol.
e. Mengendalikan kegiatan pengeloalaan sumber daya manusia serta sarana dan pendukung lainnya.

2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

Tugas dan wewenang Kepala Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum adalah:
a. Melaksanakan kegiatan pengelolaan SDM meliputi kegiatan rekruitment dan seleksi, hubungan kerja, pendataan, pendayagunaan, kompensasi, kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan serta kegiatan pengendalian mutu terpadu dan kegiatan sumber daya manusia lainnya.
b. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pemenuhan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan perusahaan
c. Melaksanakan kegiatan evaliuasi, proses lanjut dan pengadministrasian hukuman disiplin.
d. Mengendalikan kegiatan administrasi kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan.
e. Mengendalikan kegiatan hubungan masyarakat dan koordinasi dengan instansi yang terkait.
f. Mengendalikan kegiatan pengendalian mutu terpadu dan kegiatan SDM lainnya.

3. Kepala Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Sekretariat

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Sumber Daya Manusia adalah:
a. Melakukan kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia meliputi perencanaan kebutuhan dan perekrutan karyawan, hubungan kerja dan mutasi karyawan.
b. Melakukan administrasi kompensasi dan kesejahteraan yang meliputi pemberian/pembayaran penggajian, lembur, tunjangan hari raya keagamaan, pajak penghasilan, pensiun, Jamsostek, santunan kedukaan, seragam dinas, administrasi pelaksaan cuti karyawan, keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Melakukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dalam kaitannya dengan karyawan.
d. Melakukan kegiatan pencatatan, penomoran, pendistribusian, pengiriman/ekspedisi surat/dokumen keluar.
e. Melakukan kegiatan pengarsipan surat/dokumen masuk dan mengusulkan penghapusannya.
f. Melakukan kegiatan pengaturan dan pelayanan kebutuhan stensil, penggandaan, penjilidan, teleks, telepon, telegram, dan faksimili.

4. Kepala Sub Bagian Logistik

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Logistik adalah :
a. Melakukan kegiatan penyusunan dan evaluasi daftar rekanan sesuai dengan bidang kualifikasinya.
b. Melakukan kegiatan penyusunan program dan jadwal pengadaan barang/jasa.
c. Melakukan kegiatan persiapan pengadaan barang/jasa, meliputi penyiapan dokumen lelang dan dokumen kontrak serta kelengkapan lainnya yang diperlukan.
d. Mengendalikan kegiatan inventarisasi, asuransi, dan penghapusan barang, bangunan, tanah dan aset perusahaan lainnya.
e. Mengendalikan pelaksanaan barang/jasa.

5. Kepala Sub Bagian Pengembangan Usaha dan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian PUKK adalah sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan pengumpulan data inventarisasi aset tetap yang berupa tanah/lahan, bangunan, jalan tol dan aset lainnya yang diperkirakan mempunyai peluang bisnis.
b. Melakukan kegiatan persiapan pengembangan usaha lain yang meliputi penyiapan data teknis ekonomi dan finansial dari berbagai alternatif pembangan usaha lain.
c. Melakukan kegiatan promosi dan menawarkan kerjasama usaha lain kepada para calon investor.
d. Melakukan kegiatan analisa dan penilaian atas proposal yang diajukan oleh calon mitra binaan dan data hasil peninjauan lapangan.
e. Melakukan kegiatan penyampaian hasil analisa dan penilaian atas proposal yang diajukan oleh calon mitra binaan untuk dimintakan persetujuan Direksi.
f. Melakukan kegiatan penyiapan dokumen perjanjian yang telah ditandatangani Direksi untuk disampaikan oleh Kepala Cabang kepada mitra binaan.
6. Kepala Bagian Operasi

Tugas dan wewenang Kepala Bagian Operasional :
a. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan serta pengendalian operasional pengumpulan tol.
b. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi kebutuhan, kondisi dan prestasi karyawan yang mendukung.
c. Melaksakan kegiatan pembuatan laporan berkala operasional, meliputi volume lalu-lintas dan pendapatan tol, kondisi fasilitas operasioal dan laporan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pengumpulan tol.
d. Mengendalikan barang dan tiket/karcis/bonggol karcis yang telah tidak terpakai.
e. Menyajikan informasi transaksi, meliputi informasi statis antara lain terdiri dari tata cara transaksi, penggunaan lajur (layanan cepat/langganan) dan informasi dinamis antara lain terdiri dari informasi perubahan penggunaan lajur, penutupan/pembukaan lajur.

7. Kepala Gerbang Tol

Tugas dan wewenang Kepala Gerbang Tol adalah :
a. Melakukan kegiatan pengaturan dan penyusunan jadwal tugas bagi kepala Shift Penumpul Tol, Pengumpul Tol, Tata Usaha Gerbang Tol dan pelaksana operasional lainnya di gerbang tol.
b. Melakukan kegiatan penyediaan sarana operasional pengumpulan tol.
c. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi kebutuhan, kondisi dan prestasi karyawan yang mendukung operasional pengumpulan tol.
d. Menetapkan kegiatan pengamanan dan penyetoran semua hasil operasional pengumpulan tol (pendapatan tol) ke bank yang telah ditujukan perusahaan.
e. Membuka atau menutup lajur sesuai kondisi di lapangan.

8. Kepala Shift Pengumpulan Tol

Tugas dan wewenang Kepala Shift Pengumpulan Tol adalah :
a. Melakukan kegiatan penyiapan sarana operasional pengumpulan tol di gerbang tol seperti tiket/karcis tol, kotak uang, uang kembalian dan roll paper.
b. Melakukan kegiatan pengaturan penyimpanan barng-barang milik pengumpulan tol yang tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas.
c. Melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan jadwal tugas bagi pengumpulan tol dan pelaksana operasional gerbang tol lainnya.
d. Mengatur petugas yang melaksanakan pelayanan kepada pemakai jalan di gardu tol.
e. Mengatur waktu istirahat pengumpul tol.
f. Mengatur pengoperasian gardu tol yang layak operasi.


9. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pengumpulan Tol

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Evaluasi Pengumpulan Tol adalah :
a. Melakukan kegiatan pengumpulan, pemantauan dan evaluasi data hasil operasional pengumpulan tol di gerbang-gerbang tol serta penyediaan dan pemeliharaan sarana pengumpulan tol sesuai dengan tata laksana/prosedur operasional yang telah ditetapkan.
b. Mengevaluasi kebutuhan peralatan kelengkapan transaksi pengumpulan tol.
c. Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia untuk kelancaran operasional tol.

10. Kepala Sub Bagian Pemeliharaan Fasilitas Operasional

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Pemeliharaan Fasilitas Operasional adalah:
a. Melakukankegiatan pemeliharaan jalan tol, bangunan dan sarana pelengkap lainnya serta sarana elektronik dan kelistrikan untuk mendukung operasional.
b. Mengatur kegiatan pemeriksaan/inspeksi rutin dan berkala kondisi jalan tol serta bangunan dan saran pelengkap lainnya serta sarana elektronik dan kelistrikan berkala dalam rangka pengumpulan data.

11. Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban dan Pelayanan Lalu Lintas
Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban dan Pelayanan Lalu Lintas adalah :
a. Melakukan kegiatan pengamanan aset perusahaan meliputi tanah, jalan, bangunan dan sarana pelengkap, peralatan dan aset perusahaan lainnya.
b. Melakukan kegiatan pelayanan serta pengendalian keamanan dan keselamatan lalu-lintas di jalan tol sesuai dengan tata laksana/prosedur operasional yang telah ditetapkan.
c. Mengendalikan keamanan di lingkungan cabang
d. Membuat jadwal tugas operasional pelayanan lalu lintas.
12. Kepala Shift Patroli

Tugas dab wewenang Kepala Shift Patroli adalah :
a. Melakukan kegiatan pengordinasian/pembagian tugas dan pengarahan pelaksanaan patroli.
b. Melakukan kegiatan penyediaan sarana operasional patroli yang siap pakai.
c. Melakukan kegiatan pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kelancaran dan ketertiban lalu lintas.
d. Mengatur pembagian tugas petugas yang melaksanakan patroli.
e. Mengatur jadwal istirahat petugas patroli.

13. Kepala Bagian Keuangan

Tugas dan wewenang Kepala Bagian Keuangan adalah :
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan, pemantauan, dan evaluasi rencana kerja dan anggaran serta pendapatan tahunan.
b. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan realisasi rencana kerja dan anggaran yang telah disetujui Direksi.
c. Melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi penerimaan/penggunaan dana operasi/kerja melalui perencanaan kas.
d. Mengendalikan anggaran.
e. Menetapkan cara-cara/pengumpulan dan pengolahan data informasi keuangan dan perpajakan.
f. Memberikan saran-saran dan mengupayakan pemecahan masalah di bidang keuangan agar tercipta praktik-praktik keuangan, akuntansi dan perpajakan sesuai aturan yang berlaku.
g. Melakukan pengkajian ulang atas penerapan dan pembayaran perpajakan terhadap suatu transaksi keuangan.

14. Kepala Sub Bagian Anggaran

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Anggaran adalah :
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kerja, anggaran dan pendapatan tahunan berdasarkan program kerja yang diajukan oleh masing-masing unit kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pengendalian realisasi rencana kerja dan anggaran tahunan.
c. Melaksanakan kegiatan penilaian efektifitas dan efisiensi atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan.
d. Mengendalikan rencana kerja dan angsuran tahunan.
e. Menetapkan kegiatan evaluasi penerimaan dan penggunaan dana operasi /Menetapkan kegiatan evaluasi penerimaan dan penggunaan dana operasi/kerja.
f. Menetapkan kegiatan pencatatan pendapatan tol dan pendapatan lainya sesuai dengan tanda bukti setoran ke bank.

15. Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Perpajakan

Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Perpajakan adalah:
a. Melaksanakan kegiatan pengkajian ulang atas kelengkangkapan bukti pendukung transaksi keuangan dan membukukannya pada rekening sesuai klasifikasi rekening dalam pedoman akuntansi.
b. Melaksanakan kegiatan relokasi atas pembukaan transaksi keuangan sesuai dengan klasifikasi perkiraan yang diatur dalam pedoman akuntansi.
c. Melaksankan kegiatan penyusunan usulan kepada atasan untuk penyesuian saldo buku besar.
d. Mengendalian kegiatan pengkajian ulang atas kelengkapan bukti pendukung transaksi keuangan dan membukukannya sesuai dengan pedoman akuntansi.
e. Mengendalikan kegiatan administrasi perpajakan.
f. Menetapkan kegiatan perhitungan biaya depresiasi dan amortisasi.

Tidak ada komentar: