StatCounter

View My Stats

Selasa, 19 Oktober 2010

PERPUSTAKAAN DIGITAL

PERPUSTAKAAN DIGITAL

Oleh: Gatot Subrata, S.Kom
Posting Oleh : Darwanto

Abstrak: Sistem perpustakaan digital adalah penerapan teknologi
informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan
menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.
Atau secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan
koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.
Kaca Kunci: Perpustakaan Digital, Teknologi informasi perpustakaan

A. Pendahuluan
Masalah utama yang di hadapi bangsa kita, khususnya dalam bidang pendidikan, di
era globalisasi adalah rendahnya tingkat kualitas sumberdaya manusia. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pengembangan minat baca dan
kebiasaan membaca. Dari fakta tersebut, perpustakaan diharapkan sebagai pusat kegiatan
pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Perpustakaan mempunyai
tanggungjawab yang besar terhadap peningkatan dan pengembangan minat dan kegemaran
membaca. Hal ini dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan
minat baca.
Salah satu upaya pengembangan minat dan kegemaran membaca adalah dengan
adanya distribusi buku. Perpustakaan sendiri bertujuan memberi bantuan bahan pustaka
atau buku yang diperlukan oleh para pemakai. Buku merupakan salah satu syarat mutlak
yang diperlukan untuk pengembangan program pengembangan minat dan kegemaran
membaca, khususnya bagi anak-anak kecil yang tentunya belum begitu banyak mengenal
teknologi informasi. Artinya, bahwa fungsi buku memberikan tempat tersendiri bagi
perkembangan anak. Hal inilah yang kemudian berimplikasi pada semakin maraknya
industri perbukuan/penerbit di Indonesia secara khusus dan dunia perbukuan secara global.
Pada era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT
(Information and Communication Teclznology) telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan global. Oleh karena itu, setiap institusi, termasuk perpustakaan
berlomba untuk mengintegrasikan ICT guna membangun dan memberdayakan sumber
daya manusia berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.
Perkembangan ICT ini akhirnya melahirkan sebuah perpustakaan berbasis komputer.
Ada automasi perpustakaan, ada pula perpustakaan digital. Seringkali orang menyamakan
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 2
automasi perpustakaan dengan perpustakaan digital. Namun, keduanya adalah hal yang
berbeda. Dalam makalah ini, perpustakaan digital akan lebih banyak dibahas.
Banyak perpustakaan yang mengidamkan penerapan perpustakaan digital dalam
pengelolaannya. Namun demikian tidak semudah yang dibayangkan. Dana yang terbatas
dan SDM yang rendah ditengarai sebagai faktor dominan ketidakberdayaan mewujudkan
sebuah perpustakaan digital.
Lepas dari semua itu, lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik
para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap
perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu
membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk digital atau tercetak.
Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para
pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama
mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk
mempermudah akses, pustakawan perlu mendorong pengguna perpustakaan digital untuk
melek informasi (information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah
mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi,
mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara efektif dan
beretika.
Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan
dengan perpustakaan tradisional. Chapman dan Kenney (Dalam sismanto 2008),
mengemukakan empat alasan yaitu: institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital
dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal, penggunaannya
akan meningkatkan akses elektronik, dan nilai jangka panjang koleksi digital akan
mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: apa itu
perpustakaan?, dan apa itu perpustakaan digital? Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut: mendefinaisikan perputakaan secara umum dan mendefinisikan
perpustakaan digital.

B. Perpustakaan
Perpustakaan atau library didefinisikan sebagai: tempat buku-buku yang diatur untuk
dibaca dan dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan ( The Oxford English
Dictionary). Istilah perpustakaan juga diartikan sebagai: pusat media, pusat belajar,
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 3

sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan (The
American Library Association dalam Mahmudin:2006).

Perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk
digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang
menyenangkan (Darmono, 2: 2001).

Secara lebih umum, Yusuf dan Suhendar (1: 2005) menyatakan bahwa perpustakaan
adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan
penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang
terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset. tape
recorder, video, komputer, dan lain-lain.

Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya (Sismanto, 2008).

Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan
Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana
pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional (Rohanda, 2000).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu
organisasi yang bertugas mengumpulkan informasi, mengolah, menyajikan, dan melayani
kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa
perpustakaan adalah suatu organisasi, artinya perpustakaan merupakan suatu badan yang di
dalamnya terdapat sekelompok orang yang bertanggung jawab mengatur dan mengendalikan perpustakaan.

Landasan perlunya perpustakaan mengacu pada:
a. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/0/1981 tentang pokok-pokok kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di
Indonesia.

b. Perpustakan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Perpustakaan Naional RI, 2001.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 4
c. Keputusan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor
132/Kep/M.Pan/12/2002, Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Perpustakaan Nasional RI, 2003.
d. Perpustakaan sekolah: petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara
perpustakaan sekolah oleh Perpustakaan Nasional RI tahun 1992.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Tentang Perpustakaan.
Tugas utama perpustakaan adalah mengumpulkan informasi, mengolah, menyajikan,
dan melayani kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan. jadi, perpustakaan
berkewajiban mengelola informasi yang dibutuhkan pemakai. Informasi tersebut berupa
koleksi berwujud benda tercetak (seperti buku dan majalah) atau juga terekam (seperi
kaset, CD, film, dan sebagainya).
Secara lebih rinci, Widiasa (2007) menyebutkan tugas pokok perpustakaan, yaitu (1)
menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber informasi,
(2) mengolah dan merawat bahan pustaka, dan (3) memberikan layanan bahan pustaka.
Secara umum, perpustakaan mengemban beberapa fungsi. Pertama, fungsi informasi,
yaitu perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan cetak, terekam,
maupun koleksi lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah. Kedua,
fungsi pendidikan. Perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
menerapkan tujuan pendidikan. Ketiga, fungsi kebudayaan. Perpustakaan sebagai sarana
peningkatan mutu kehidupan dan menumbuhkan budaya membaca. Keempat, fungsi
rekreasi. Perpustakaan sebagai sarana untuk pemanfaatan waktu lenggang dengan bacaan
yang bersifat rekreatif dan hiburan yang positif. Kelima, fungsi penelitian. Perpustakaan
memiliki koleksi-koleksi untuk menunjang kegiatan penelitian. Keenam, fungsi deposit.
Perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan karya-karya, baik cetak maupun
noncetak, yang diterbitkan di wilayah Indonesia.
Perpustakaan dikatakan ideal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a)
Berani memantapkan keberadaan lembaga perpustakaan sesuai dengan
jenisnya; (b) Selalu meningkatkan mutu melalui pelatihan-pelatihan bagi tenaga
pustakawan; (c) Melakukan promosi dan menyelenggarakan jaringan kerja sama baik
dalam negeri maupun luar negeri; (d) Melakukan upaya-upaya pengembangan dan
pembinaan perpustakaan terus menerus dari segi sistem menejemen dan teknis operasional.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 5
C. Perpustakaan Digital
1. Hakikat Perpustakaan Digital
Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan
obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital
(Sismanto, 2008). Layanan ini diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di
dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format
digital dengan cepat, tepat, dan akurat. Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait dengan sumber-sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi
pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidaklah terbatas pada dokumen
elektronik pengganti bentuk cetak saja, ruang lingkup koleksinya malah sampai pada
artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Koleksi menekankan pada
isi informasi, jenisnya dari dokumen tradisional sampai hasil penelusuran. Perpustakaan
ini melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai informasi. Semuanya ini demi
mendukung manajemen koleksi, menyimpan, pelayanan bantuan penelusuran informasi.
Lesk (dalam Pendit, 2007) memandang perpustakaan digital secara sangat umum
sebagai semanat-mata kumpulan informasi digital yang tertata. Arms (dalam Pendit, 2000)
memperluas sedikitnya dengan menambahkan bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai
jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi.
Sismanto (2008) juga mengungkapkan bahwa gagasan perpustakaan digital ini
diikuti Kantor Kementerian Riset dan Teknologi dengan program Perpustakaan Digital
yang diarahkan memberi kemudahan akses dokumentasi data ilmiah dan teknologi dalam
bentuk digital secara terpadu dan lebih dinamis. Upaya ini dilaksanakan untuk
mendokumentasikan berbagai produk intelektual seperti tesis, disertasi, laporan penelitian,
dan juga publikasi kebijakan. Kelompok sasaran program ini adalah unit dokumentasi dan
informasi skala kecil yang ada di kalangan institusi pemerintah, dan juga difokuskan pada
lembaga pemerintah dan swasta yang mempunyai informasi spesifik seperti kebun raya,
kebun binatang, dan museum.
Perbedaan ”perpustakaan biasa” dengan ”perpustakaan digital” terlihat pada
keberadaan koleksi. Koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan
koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Perbedaan
kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan digital identik dengan internet atau
kompoter, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang terletak pada
suatu tempat. Perbedaan ketiga, perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna dimana saja
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 6
dan kapan saja, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan
dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpusakaan.
2. Dasar Pemikiran Perpustakaan Digital
Ada beberapa hal yang mendasari pemikiran tentang perlunya dilakukannya digitasi
perpustakaan adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan teknologi informasi di Komputer semakin membuka peluang-peluang
baru bagi pengembangan teknologi informasi perpustakaan yang murah dan mudah
diimplementasikan oleh perpustakaan di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini teknologi
informasi sudah menjadi keharusan bagi perpustakaan di Indonesia, terlebih untuk
mengahadapi tuntutan kebutuhan bangsa Indonesia sebuah masyarakat yang berbasis
pengetahuan - terhadap informasi di masa mendatang.
b) Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan rekreatif yang
diterjemahkan sebagai bagian aktifitas ilmiah, tempat penelitian, tempat pencarian
data/informasi yang otentik, tempat menyimpan, tempat penyelenggaraan seminar dan
diskusi ilmiah, tempat rekreasi edukatif, dan kontemplatif bagi masyarakat luas. Maka
perlu didukung dengan sistem teknologi informasi masa kini dan masa yang akan
datang yang sesuai kebutuhan untuk mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga
informasi dari seluruh koleksi yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang
membutuhkannya dari dalam maupun luar negeri.
c) Dengan fasilitas digitasi perpustakaan, maka koleksi-koleksi yang ada dapat
dibaca/dimanfaatkan oleh masyarakat luas baik di Indonesia, maupun dunia
internasional.
d) Volume pekerjaan perpustakaan yang akan mengelola puluhan ribu hingga ratusan
ribu, bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat sekolah
(peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), sehingga perlu didukung
dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan kedepan), sehingga selalu
dapat mempertahanan layanan yang prima.
e) Saat ini sudah banyak perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi dengan
kemampuan dan inisiatifnya sendiri telah merintis pengembangan teknologi informasi
dengan mendigitasi perpustakaan (digital library) dan library automation yang saat ini
sudah mampu membuat Jaringan Perpustakaan Digital Nasional (Indonesian Digital
Library Network).
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 7
f) Awal adanya perpustakaan digital di Indonesia adalah eksperimen sekelompok orang di
perpustakaan pusat Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka memprakarsai Jaringan
Perpustakaan Digital Indonesia bekerja sama dengan Computer Network Research
Group (CNRG) dan Knowledge Management Research Group (KMRG). Proyek ini
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, menumbuhkan semangat
berbagi pengetahuan antar pendidikan tinggi dan lembaga penelitian melalui
pengembangan jaringan nasional perpustakaan. Proyek kecil ini kemudian mendapat
sambutan positif dari berbagai pihak sehingga marak. Perpustakaan yang beralamat di
www.indonesiadln.org itu melibatkan seratus lembaga lebih untuk menjadi mitra
dalam penyebaran pengetahuan berupa koleksi file digital melalui jaringan internet.
Para anggota, di antaranya Litbang Depkes, Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM), Magister Manajemen (MM ITB), Institut Agama Islam Negeri (IAIN),
Universitas Cendrawasih (Uncen), Papua, Universitas Tadulako (Untan), Sulawesi
Tengah, dan Universitas Yarsi, Jakarta, aktif melakukan tukar-menukar data.
3. Keunggulan dan Kelemahan Perpustakaan Digital
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa
menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah.
Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional,
karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang
lama. Ketiga, murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya.
Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.
Keempat, mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga
tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan
format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa
mengeditnya. Kelima, publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital,
karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.
Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan. Pertama, tidak
semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikirpikir
tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan. Kedua, masih banyak
masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini
dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan. Ketiga, masih sedikit pustakawan yang
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 8
belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh
sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.
4. Proses Perpustakaan Digital
Suryandari (2007) mengungkapkan proses digitalisasi yang dibedakan menjadi tiga
kegiatan utama, yaitu:
a) Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak dan
mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan dalam contoh
ini adalah berkas PDF.
b) Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara
memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan sebagainya.
Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu diedit dan dilingdungi di dalam
berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaan.
Proses OCR (Optical Character Recognition) dikategorikan pula ke dalam pross
editing. OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks. Sebagai
contoh, jika kita memindai sebuah halaman abstrak tesis, maka akan dihasilkan sebuah
berkas PDF dalam bentuk gambar. Artinya, berkas tersebut tidak dapat dioleh dengan
program pengolahan kata.
c) Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas
dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF yang
berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang telah
melalui proses editing.
Di bagian akhir, ada dua buah server. Server pertama yaitu sebuah server yang
berhubungan dengan intranet, berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat
diakses oleh seluruh pengguna di dalam Local Area Network (LAN) perpustakaan yang
bersangkutan. Sedangkan server kedua adalah sebuah server yang terhubung ke internet,
berisi metadata dan abstrak karya tersebut. Pemisahan kedua server ini bertujuan untuk
keamanan data. Dengan demikian, full tekt sebuah karya hanya dapat diakses dari LAN,
sedangkan melalui internet, sebuah karya hanya dapat diakses abstraknya saja.
5. Infrastruktur Perpustakaan Digital
Berikut ini akan dijelaskan beberapa infrastruktur perpustakaan digital. Kebutuhan
dalam perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan
komputer sebagai elemen-elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 9
Perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah komputer
personal (PC), internet (inter-networking), dan world wide web (WWW). Ketiga hal
tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital.
Perpustakaan digital juga memerlukan sistem informasi. Sucahyo dan Ruldeviyani
(2007) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen penting yang diperlukan dalam
pengembangan sistem informasi, yaitu pernagkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan manusia (brainware).
Perangkat keras yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Web server, yaitu server
yang akan melayani permintaan-permintaan layanan web page dari para pengguna internet;
(2) Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan digital karena di sinilah
keseluruhan koleksi disimpan; (3) FTP server, yaitu untuk melakukan kirim/terima berkas
melalui jaringan komputer; (4) Mail server, yaitu server yang melayani segala sesuatu
yang berhubungan dengan surat elektronik (e-mail); (5) Printer server, yaitu untuk
menerima permintaan-permintaan pencetakan, mengatur antriannya, dan memprosesnya;
(6) Proxy server, yaitu untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari pemakaipemakai
yang tidak berhak dan juga dapat digunakan untuk membatasi ke situs-situs yang
tidak diperkenankan.
Perangkat lunak yang paling banyak digunakan adalah Apache yang bersifat open
source (bebas terbuka-gratis). Untuk yang mengunakan Microsoft, terdapat perangkat
lunak untuk web server yaitu IIS (Internet Information Sevices).
Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam sistem informasi ini adalah (1)
Database Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran basis data, (2) Network
Administrator, yaitu penanggungjawab kelancaran operasional jaringan komputer, (3)
System Administrator, yaitu penanggungjawab siapa saja yang berhak mengakses sistem,
(4) Web Master, yaitu penjaga agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya
tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna, dan (5) Web Designer, yaitu
penanggungjawab rancangan tampilan website sekaligus mengatus isi website.
D. Penutup
Perpustakaan adalah suatu organisasi yang bertugas mengumpulkan informasi,
mengolah, menyajikan, dan melayani kebutuhan informasi bagi pemakai perpustakaan.
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa perpustakaan adalah suatu organisasi, artinya
perpustakaan merupakan suatu badan yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang
bertanggung jawab mengatur dan mengendalikan perpustakaan.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 10
Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan
obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital.
Tumbuhnya perpustakaan digital disebabkan oleh beberapa pemikiran. Perpustakaan
digital juga memliki kelemahan dan keunggulan. Selain itu, pembentukan perpustakaan
digital melewati beberapa proses, yaitu scanning, editing, dan uploading.
Kebutuhan dalam perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan
jaringan komputer sebagai elemen-elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan
digital. Namun, perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah
komputer personal (PC), internet (inter-networking), dan world wide web (WWW). Ketiga
hal tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital.
Perbedaan ”perpustakaan biasa” dengan ”perpustakaan digital” terlihat pada
keberadaan koleksi. Koleksi digital tidak harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan
koleksi biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Perbedaan
kedua terlihat dari konsepnya. Konsep perpustakaan digital identik dengan internet atau
kompoter, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang terletak pada
suatu tempat. Perbedaan ketiga, perpustakaan digital bisa dinikmati pengguna dimana saja
dan kapan saja, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan
dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpusakaan.
Daftar Pustaka
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Gramedia
Widasarana Indonesia.
Darmono. 2007. Menjadi Pintar: Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Siswa.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press).
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemn dan Tata Kerja.
Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia .
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1986. Petunjuk Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah di Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Lembaga Pemberdayaan Perpustakaan dan Informasi. 2001. Pedoman Pengelolaan
Perpustakaan Madrasah. Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama
bekerjasama dengan Basic Education Project Departemen Agama RI.
Mahmudin. 2006. Pengantar Ilmu Perpustakaan, (online),
http://www.ipi.or.id/unpas/materio-07-06-unpas-rev.doc, diakses 21 Desember 2008.
Musruri, Anis dan Zulaika, Sri Rohyanti (Ed.). 2006. Coursepack on School/Teacher
Librarianship (Kumpulan Artikel tentang Perpustakaan Sekolah/ Guru Pustakawan).
Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi-Fakultas Adab-Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 11
Pendit, Putu Laxman (Ed.). 2007. Perpustakaan Digital: Sebuah Impian dan Kerja
Bersama. Jakarta: Sagung Seto.
Perpustakan Nasional RI. 2001 Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: Perpustakaan Naional RI.
Rohanda. 2000. Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah.
http://www.ipi.or.id/Rohanda.doc, diakses 21 Desember 2008.
Sismanto. 2008. Manajemen Perpustakaan Digital.
http://mkpd.wordpress.com/2008/09/08/kupas-buku-manajemen-perpustakaandigital/,
diakses tanggal 21 Desember 2008.
Sucahyo, Yudho Giri dan Ruldeviyani, Yova (Ed.). 2007. Infrastruktur Perpustakaan
Digital. Jakarta: Sagung Seto.
Sumantri, M.T. 2006. Panduan Penyelengaaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suparto, Peni. 2007. Modernisasi Perpustakaan Sekolah. Malang: Pemkot.
http://www.pemkot-malang.go.id/artikel.php?subaction=show ...
Supriyadi. 1986. Pengantar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Malang: Proyek
Peningkatan/Pengembangan Peguruan Tinggi IKIP Malang.
Suryandari, Ari (Ed.). 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Tentang Perpustakaan
Widiasa, I Ketut. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan Sekolah: Kajian,
Metode, Praktik, dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah. Tahun 1, Nomor 1, April 2007.
Hal. 8-18.
Yusuf, Pawit M. dan Yaya Suhendar. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Media Prenada Media Group.

Tidak ada komentar: